FITNESS & HEALTH
Catat! Ini Idealnya Kamu Mengonsumsi Gula, Garam, dan Lemak
Medcom
Kamis 02 Maret 2023 / 12:20
Jakarta: Isu penyakit yang disebabkan oleh gula, garam, dan lemak (GGL) masih jadi masalah di Indonesia, seperti diabetes dan obesitas. Ditambah, akhir-akhir ini viral seorang anak mengalami obesitas.
Jika terus menerus dibiarkan, dikhawatirkan akan terjadi sindrom metabolik. Sindrom metabolik merupakan gabungan gangguan kesehatan yang terjadi secara bersamaan dan bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner, serangan jantung, diabetes tipe 2, dan stroke.
Prevalensi sindrom metabolik (SM) di Indonesia sebesar 23,34%, lebih tinggi pada laki-laki (26,2%) dibandingkan pada perempuan (21,4%) dan diprediksi menyebabkan kenaikan dua kali lipat risiko terjadinya penyakit jantung dan lima kali lipat pada penyakit diabetes melitus tipe 2.
Sindrom metabolik pun juga bisa dialami anak-anak. Seseorang didiagnosis mengalami sindrom metabolik bila memiliki tiga atau lebih kondisi seperti kelebihan lemak tubuh di sekitar pinggang, gula darah (glukosa) tinggi, rendahnya kadar kolesterol HDL (baik) dalam darah, tingginya kadar trigliserida dalam darah, dan tekanan darah tinggi.
Dalam melakukan pencegahan, sejauh ini pemerintah sudah melakukan upaya menerbitkan Permenkes tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak Serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji serta melakukan edukasi terkait aturan tersebut.
Namun, penanggulangan ini harus didukung oleh masyarakat juga. Pemerintah menyerukan agar semua pihak, termasuk para guru, orang tua dan pelaku sektor swasta, memprioritaskan asupan nutrisi seimbang pada anak. Ditambah mendorong aktivitas fisik untuk mencegah dan menghentikan rantai obesitas sedini mungkin.
Bagi kamu yang baru saja memulai untuk hidup sehat seperti mengurangi GGL ini, kamu perlu mengetahui berapa batasan yang harus dikonsumsi.
Sebagaimana ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI, idealnya dalam sehari masyarakat dapat mengonsumsi gula tidak lebih dari 50 gram (setara 4 sendok makan), garam tidak lebih dari 5 gram (setara 1 sendok teh), dan lemak tidak lebih dari 67 gram (setara 5 sendok makan).
"Dengan selalu cermat membaca label kemasan dan menjadikannya sebagai kebiasaan, maka masyarakat akan lebih cerdas untuk memilah zat gizi apa yang harus dipenuhi dan yang harus dibatasi agar terhindar dari berbagai penyakit," kata Meliza Suhartatik, STP, MKM, Pengawas Farmasi Makanan Ahli Muda, Rabu, 1 Maret 2023.
Dalam rangka upaya promotif dan preventif dalam penanggulangan Penyakit Tidak Menular (PTM), Badan POM juga melakukan kampanye agar konsumen memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan gizinya.
Salah satu cara untuk memudahkan masyarakat memilih pangan yang lebih sehat adalah dengan mencantumkan keterangan Logo “Pilihan Lebih Sehat”. Logo ini ada pada pangan olahan yang memenuhi kriteria kandungan gula, garam, lemak dan/atau zat gizi lainnya.
"Harapannya masyarakat dapat bijak memilih produk dengan Logo 'Pilihan Lebih Sehat' dan mengonsumsinya dalam jumlah yang wajar,” pungkas Meliza.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Jika terus menerus dibiarkan, dikhawatirkan akan terjadi sindrom metabolik. Sindrom metabolik merupakan gabungan gangguan kesehatan yang terjadi secara bersamaan dan bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner, serangan jantung, diabetes tipe 2, dan stroke.
Prevalensi sindrom metabolik (SM) di Indonesia sebesar 23,34%, lebih tinggi pada laki-laki (26,2%) dibandingkan pada perempuan (21,4%) dan diprediksi menyebabkan kenaikan dua kali lipat risiko terjadinya penyakit jantung dan lima kali lipat pada penyakit diabetes melitus tipe 2.
Sindrom metabolik pun juga bisa dialami anak-anak. Seseorang didiagnosis mengalami sindrom metabolik bila memiliki tiga atau lebih kondisi seperti kelebihan lemak tubuh di sekitar pinggang, gula darah (glukosa) tinggi, rendahnya kadar kolesterol HDL (baik) dalam darah, tingginya kadar trigliserida dalam darah, dan tekanan darah tinggi.
Dalam melakukan pencegahan, sejauh ini pemerintah sudah melakukan upaya menerbitkan Permenkes tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak Serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji serta melakukan edukasi terkait aturan tersebut.
Namun, penanggulangan ini harus didukung oleh masyarakat juga. Pemerintah menyerukan agar semua pihak, termasuk para guru, orang tua dan pelaku sektor swasta, memprioritaskan asupan nutrisi seimbang pada anak. Ditambah mendorong aktivitas fisik untuk mencegah dan menghentikan rantai obesitas sedini mungkin.
Bagi kamu yang baru saja memulai untuk hidup sehat seperti mengurangi GGL ini, kamu perlu mengetahui berapa batasan yang harus dikonsumsi.
Sebagaimana ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI, idealnya dalam sehari masyarakat dapat mengonsumsi gula tidak lebih dari 50 gram (setara 4 sendok makan), garam tidak lebih dari 5 gram (setara 1 sendok teh), dan lemak tidak lebih dari 67 gram (setara 5 sendok makan).
"Dengan selalu cermat membaca label kemasan dan menjadikannya sebagai kebiasaan, maka masyarakat akan lebih cerdas untuk memilah zat gizi apa yang harus dipenuhi dan yang harus dibatasi agar terhindar dari berbagai penyakit," kata Meliza Suhartatik, STP, MKM, Pengawas Farmasi Makanan Ahli Muda, Rabu, 1 Maret 2023.
Dalam rangka upaya promotif dan preventif dalam penanggulangan Penyakit Tidak Menular (PTM), Badan POM juga melakukan kampanye agar konsumen memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan gizinya.
Salah satu cara untuk memudahkan masyarakat memilih pangan yang lebih sehat adalah dengan mencantumkan keterangan Logo “Pilihan Lebih Sehat”. Logo ini ada pada pangan olahan yang memenuhi kriteria kandungan gula, garam, lemak dan/atau zat gizi lainnya.
"Harapannya masyarakat dapat bijak memilih produk dengan Logo 'Pilihan Lebih Sehat' dan mengonsumsinya dalam jumlah yang wajar,” pungkas Meliza.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)