FITNESS & HEALTH

Apakah Garam Laut dan Himalaya Buruk untuk Jantung? Ini Jawabannya

Aulia Putriningtias
Senin 30 Juni 2025 / 14:27
Jakarta: Baik garam laut maupun garam Himalaya, keduanya sering dilabeli sebagai garam yang menyehatkan. Namun, ada anggapan bahwa garam jenis ini dapat memperburuk jantung, benarkah?

Natrium, unsur utama dalam garam, penting untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh dan mengatur tekanan darah. Namun, mengonsumsi terlalu banyak garam dapat menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan.

Baca juga: Membedakan Gejala ISPA karena Virus dan Bakteri, serta Penanganannya

Ada banyak jenis garam yang populer di dunia. Mulai dari garam laut, yang diproduksi dengan cara menguapkan air laut dan biasanya hanya mengalami sedikit pemrosesan. Hal ini memungkinkan garam laut mempertahankan mineral alami seperti magnesium, kalsium, dan kalium.

Ada juga garam Himalaya atau pink salt, merupakan jenis garam yang berasal dari wilayah Punjab di Pakistan, dekat kaki bukit Himalaya. Garam ini memperoleh warna merah mudanya yang khas dari mineral-mineral, terutama oksida besi bersama dengan sejumlah kecil magnesium, kalium, dan kalsium.

Garam sendiri sangat penting bagi kehidupan, tetapi asupan yang berlebihan dapat membahayakan jantung, yang merupakan salah satu efek samping garam. Seseorang seharusnya tidak mengonsumsi lebih dari 2300 mg sodium sehari, menurut The American Heart Association.

Lantas, apakah garam laut dan garam Himalaya tetap buruk untuk kesehatan jantung? Jawabannya adalah iya, jika dikonsumsi secara berlebihan, seperti pada garam-garam lainnya.


(Namun, baik itu garam Himalaya atau jenis garam lainnya dengan mineral, kamu perlu memastikan untuk tidak melebihi jumlah yang disarankan. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)

Semua jenis garam mengandung natrium klorida meskipun mengandung mineral yang berbeda. Hal inilah yang menyebabkan efek samping garam serupa satu dengan yang lainnya.

Garam laut kasar dengam serpihan yang lebih besar mengandung sekitar 2000 mg sodium per sendok teh. Seperti semua sodium, garam ini dapat meningkatkan tekanan darah jika digunakan secara berlebihan. 

Garam ini biasanya tidak mengandung yodium tambahan. Jadi, jika hanya mengandalkan garam ini saja, berisiko mengalami kekurangan yodium.

Sementara itu, garam Himalaya kasar mengandung sekitar 1700 hingga 2000 mg sodium per sendok teh. Garam ini mengandung zat besi, yang memberikan warna merah muda, ditambah puluhan mineral lainnya.

Namun, jumlahnya sangat sedikit sehingga tidak terbukti memiliki efek kesehatan yang baik. Seperti garam laut, garam Himalaya tidak beryodium. Dari sudut pandang jantung, garam ini menimbulkan risiko yang sama — terlalu banyak garam dapat meningkatkan tekanan darah.

Itulah jawaban atas keraguan orang-orang mengenai garam laut dan garam Himalaya. Garam dalam makanan membantu menjaga volume dan tekanan darah, yang pada gilirannya mencegah dehidrasi, dan menyediakan elektrolit esensial.

Jika dikonsumsi dalam jumlah sedang, semua garam akan memasok natrium, yang dibutuhkan untuk keseimbangan cairan, sinyal saraf, dan kontraksi otot, termasuk detak jantung.

Baca juga: Cocok untuk Diet! Ini 6 Khasiat Ubi Jalar bagi Kesehatan

Namun, baik itu garam Himalaya atau jenis garam lainnya dengan mineral, kamu perlu memastikan untuk tidak melebihi jumlah yang disarankan. Bagaimanapun, garam memiliki efek samping, mulai dari kembung, dehidrasi, ketegangan ginjal, kehilangan kalsium, hingga masalah tiroid.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH