FITNESS & HEALTH

Peneliti Bahas Fakta Tentang Nikotin

Medcom
Senin 25 Maret 2024 / 14:00
Jakarta: Peneliti dari Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor (IPB) Mohammad Khotib membahas soal nikotin yang dianggap sebagai penyebab masalah kesehatan akibat kebiasaan merokok.

Khotib menjelaskan bahwa nikotin adalah senyawa kimia yang masuk ke dalam golongan alkaloid dan secara alami terkandung dalam tembakau. Nikotin sebenarnya juga dapat ditemukan pada beberapa tanaman lainnya seperti kentang, terong, dan tomat meski konsentrasinya masih kecil.

Karena itu, dia menyebut pelabelan itu tak sepenuhnya tepat. Dia lalu mengutip penelitian Cancer Research UK yang menyebutkan bahwa nikotin bukanlah pemicu utama penyakit yang berkaitan dengan merokok.

"Orang-orang merokok demi nikotin, namun mereka mati karena penolakan terhadap pengurangan risiko. Tantangan bagi kami adalah menghasilkan strategi yang tidak hanya berhasil, namun juga bekerja lebih baik dibandingkan strategi lainnya," kata mantan Direktur Layanan Alkohol dan Narkoba di Rumah Sakit St. Vincent, Dr. Alex Wodak dalam acara Global Forum on Nicotine.
 
baca juga: Regulasi Rokok Elektrik Dinilai Butuh Kajian Mendalam


Strategi yang dimaksud adalah dengan mengimplementasikan pengurangan risiko tembakau melalui pemanfaatan produk tembakau alternatif. Pasalnya, senyawa yang lebih berbahaya itu ada dalam TAR yang terdapat pada asap rokok.

Sementara itu, Garret McGovern, dokter yang memiliki spesialisasi dalam pengobatan kecanduan, menyebut jika penggunaan produk tembakau alternatif dapat menjadi pilihan bagi perokok dewasa untuk menghentikan kebiasaan merokoknya.

"Sebelum produk tembakau alternatif hadir, kita belum pernah mendengar tentang nikotin. Kini, kita dapat mempertimbangkan potensi dan manfaat nikotin daripada menjadikan nikotin sebagai kambing hitam untuk segala hal," kata McGovern.

Hal senada disampaikan Mark Oates yang merupakan Direktur We Vape sekaligus Asosiasi Pengguna Snus. Dia berpendapat telah terjadi misinformasi secara besar-besaran tentang nikotin. Sebagai contoh, senyawa ini dikaitkan dengan berbagai penyakit akibat merokok seperti kanker.

"Kami melihat negara-negara seperti Swedia yang telah melakukan transisi ke produk alternatif ini. Jika para pembuat kebijakan menyadari hal ini, mereka dapat memahami bahwa produk ini adalah produk yang lebih rendah risiko dan merupakan satu-satunya jalan ke depan," jelas Oates.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)

MOST SEARCH