FITNESS & HEALTH
Apakah Raja Singa Sama dengan Sifilis? Begini Jawabannya
Aulia Putriningtias
Rabu 06 Maret 2024 / 13:05
Jakarta: Sering kali kita mendengar apakah penyakit raja singa sama dengan sifilis? Ternyata, jawabannya adalah sama. Sifilis dan raja singa merupakan penyakit yang sama, yakni penyakit menular seksual.
Sifilis atau penyakit raja singa adalah Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri. Gejala sifilis diawali dengan munculnya luka yang tidak terasa sakit di area kelamin, mulut, atau dubur.
Penyakit Sifilis dapat menular melalui kontak kulit atau selaput lendir dari luka yang didapati. Setelah infeksi awal, bakteri sifilis dapat tetap tidak aktif di dalam tubuh selama beberapa dekade sebelum menjadi aktif kembali.
Perlu kamu ketahui, luka yang menjadi gejala sifilis, sering kali tidak terlihat dan pengidap tidak merasakan sakit. Meskipun demikian, luka tersebut sudah bisa menular kepada orang lain. Kamu perlu berhati-hati!
Menurut dr. Meva Nareza dalam Alodokter, gejala Sifilis terdapat beberapa tahapan sesuai perkembangannya. Adapun gejala Sifilis, antara lain:
.jpg)
(Luka atau ulkus pada area kelamin yang menjadi gejala sifilis (sipilis) sering kali tidak terlihat dan tidak terasa sakit sehingga tidak disadari oleh penderitanya. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Tanpa penanganan yang cepat dan tepat, sifilis dapat merusak otak, jantung, dan organ lain. Sayangnya, dr. Syahril ungkap masih banyak yang belum menerima pengobatan sifilis, sehingga besar potensinya menularkan kepada orang lain, khususnya ibu hamil.
Menurut data yang dibeberkan Kemenkes per Mei 2023, pasien ibu hamil dengan sifilis yang diobati hanya berkisar 40 persen pasien. Sisanya, sekitar 60 persen tidak mendapatkan pengobatan dan berpotensi menularkan dan menimbulkan cacat pada anak yang dilahirkan.
Menurut dr. Syahril selaku juru bicara Kemenkes, sifilis meningkat per Mei 2023 ini dikarenakan rendahnya pengobatan karena adanya stigma dan unsur malu. Setiap tahunnya, dari 5 juta kehamilan, hanya sebanyak 25 persen ibu hamil yang di skrining Sifilis. Dari 1,2 juta ibu hamil sebanyak 5.590 ibu hamil positif sifilis
Apakah sifilis bisa disembuhkan? Menurut dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H dalam Hellosehat, Sifilis bisa disembuhkan dengan mengonsumsi antibiotik. Dilansir dari Mayo Clinic, antibiotik yang dapat mengatasi sifilis dalam tahap apapun adalah penisilin.
Sifilis merupakan salah satu infeksi menular seksual yang tentunya ditularkan oleh aktivitas seksual. Menurut dr. Rizal Fadli dalam Halodoc, ada beberapa cara untuk mencegah penularan Sifilis, antara lain:
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Sifilis atau penyakit raja singa adalah Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri. Gejala sifilis diawali dengan munculnya luka yang tidak terasa sakit di area kelamin, mulut, atau dubur.
Penyakit Sifilis dapat menular melalui kontak kulit atau selaput lendir dari luka yang didapati. Setelah infeksi awal, bakteri sifilis dapat tetap tidak aktif di dalam tubuh selama beberapa dekade sebelum menjadi aktif kembali.
Perlu kamu ketahui, luka yang menjadi gejala sifilis, sering kali tidak terlihat dan pengidap tidak merasakan sakit. Meskipun demikian, luka tersebut sudah bisa menular kepada orang lain. Kamu perlu berhati-hati!
Menurut dr. Meva Nareza dalam Alodokter, gejala Sifilis terdapat beberapa tahapan sesuai perkembangannya. Adapun gejala Sifilis, antara lain:
.jpg)
(Luka atau ulkus pada area kelamin yang menjadi gejala sifilis (sipilis) sering kali tidak terlihat dan tidak terasa sakit sehingga tidak disadari oleh penderitanya. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
- - Sifilis primer, jenis ini ditandai dengan luka (chancre) di tempat bakteri masuk
- - Sifilis sekunder, jenis ini ditandai dengan munculnya ruam pada tubuh
- - Sifilis laten, jenis ini tidak menimbulkan gejala, tetapi bakteri ada di dalam tubuh penderita
- - Sifilis tersier, jenis ini dapat menyebabkan kerusakan otak, saraf, jantung, atau organ lain
Tanpa penanganan yang cepat dan tepat, sifilis dapat merusak otak, jantung, dan organ lain. Sayangnya, dr. Syahril ungkap masih banyak yang belum menerima pengobatan sifilis, sehingga besar potensinya menularkan kepada orang lain, khususnya ibu hamil.
Menurut data yang dibeberkan Kemenkes per Mei 2023, pasien ibu hamil dengan sifilis yang diobati hanya berkisar 40 persen pasien. Sisanya, sekitar 60 persen tidak mendapatkan pengobatan dan berpotensi menularkan dan menimbulkan cacat pada anak yang dilahirkan.
Menurut dr. Syahril selaku juru bicara Kemenkes, sifilis meningkat per Mei 2023 ini dikarenakan rendahnya pengobatan karena adanya stigma dan unsur malu. Setiap tahunnya, dari 5 juta kehamilan, hanya sebanyak 25 persen ibu hamil yang di skrining Sifilis. Dari 1,2 juta ibu hamil sebanyak 5.590 ibu hamil positif sifilis
Apakah sifilis bisa disembuhkan? Menurut dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H dalam Hellosehat, Sifilis bisa disembuhkan dengan mengonsumsi antibiotik. Dilansir dari Mayo Clinic, antibiotik yang dapat mengatasi sifilis dalam tahap apapun adalah penisilin.
Sifilis merupakan salah satu infeksi menular seksual yang tentunya ditularkan oleh aktivitas seksual. Menurut dr. Rizal Fadli dalam Halodoc, ada beberapa cara untuk mencegah penularan Sifilis, antara lain:
- - Memiliki satu pasangan tetap untuk melakukan hubungan seksual
- - Berhenti untuk melakukan kontak seksual dalam jangka waktu lama
- - Secara terbuka mendiskusikan riwayat penyakit kelamin yang dialami bersama pasangan
- - Biasakan menggunakan kondom bila harus berhubungan seksual dengan orang yang tidak dikenal
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)