FITNESS & HEALTH
Diluar Dugaan, Banyak Usia 15 - 19 Tahun yang Terkena Sifilis!
Mia Vale
Minggu 08 Desember 2024 / 14:19
Jakarta: Sifilis merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan infeksi bakteri, yakni organisme yang sangat kecil yang disebut spirochete.
Sifilis bisa menyerang pria dan wanita. Tidak hanya dialami oleh orang dewasa, penyakit ini juga bisa ditularkan pada anak-anak dari orang tua.
Sifilis biasanya dimulai dengan menyebabkan luka yang tidak menimbulkan rasa sakit, yang disebut chancre, atau ruam pada kulit. Seiring berjalannya waktu, sifilis bisa menjadi infeksi yang lebih serius dan berbahaya.
Untuk di Indonesia sendiri, sifilis mengalami kenaikan yang terus meningkat dalam beberapa tahun belakangan. Dan ini tentu menjadi salah satu perhatian bagi Kementerian Kesehatan RI lantaran jumlah kasus sifilis banyak terjadi pada remaja dan anak-anak.
Baca juga: Apakah Raja Singa Sama dengan Sifilis?
Bahkan menurut laman Children National, peningkatan terbesar kasus sifilis yang dilaporkan antara tahun 2004 dan 2008 terjadi pada remaja berusia 15-24 tahun. Jadi, yuk, kita lihat bagaimana sepak terjang sifilis pada dunia remaja dan anak. Dan apa dampaknya bagi usia remaja yang terkena sifilis?

(Penderita sifilis bisa memiliki gejala seperti flu ringan seperti demam, kelelahan, sakit tenggorokan, pembengkakan kelenjar, sakit kepala, dan nyeri otot. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Sifilis menyebar melalui kontak kulit ke kulit. Kamu bisa tertular penyakit sipilis dari berikut ini:
Namun, kamu bisa saja tertular sifilis tanpa menunjukkan gejala apa pun. Ingat, kamu tetap bisa menularkan penyakit ini kepada orang lain, meski tidak menunjukkan gejala apa pun.
Gejala awalnya sangat mirip dengan jenis penyakit lain atau mungkin sangat ringan sehingga kamu tidak menyadarinya.
Pada tahun 2023, Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr Mohammad Syahril mengungkapkan bahwa pasien sifilis setiap tahunnya terus bertambah. Setiap tahun ada penambahan rata-rata 17-20 ribu.
Dengan kata lain, ada lonjakan hingga 70 persen. Dan faktanya, sepanjang Januari hingga September 2024, untuk sifilis, tercatat ada 245 kasus sifilis primer, 239 kasus sifilis sekunder, dan 49 sifilis kongenital.
Hal itu diungkapkan Tim Kerja HIV PIMS Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Endang Lukitosari.
Bahkan beberapa data mengatakan, ada usia kurang dari 15 tahun itu sudah mendapatkan gonore maupun sifilis.
Ya! Kamu bisa mengobati dan menyembuhkan penyakit sifilis dengan antibiotik yang diresepkan oleh dokter. Sifilis biasanya diobati dengan suntikan penisilin, namun antibiotik lain dapat digunakan jika kamu alergi terhadap obat ini.
Efek dari antibiotik ini, kamu mungkin mengalami demam ringan, sakit kepala, atau luka di tubuh. Hal ini biasanya tidak serius, namun temui dokter jika merasa kesakitan atau tidak kunjung membaik.
Kamu perlu terus berkonsultasi dengan dokter selama berkisar satu tahun untuk memastikan pengobatannya berhasil. Ingat, dapatkan perawatan sedini mungkin untuk mencegah masalah kesehatan yang serius. Langkah pertama untuk menghilangkan sifilis adalah menemui dokter dan menjalani tes.
Meskipun bisa disembuhkan, sifilis bisa berdampak fatal, khususnya pada anak-anak. Selain bisa terpapaf penyakit sifilis seumur hidup, penyakit ini bisa merenggut nyawa anak.
Bayi yang tertular saat masih berada dalam kandungan bisa berisiko meninggal saat lahir atau mengalami kecacatan. Bayi yang terpapar juga akan mengalami luka dan gatal di sekitar alat kelaminnya, sama seperti pada orang dewasa.
Sifilis ini juga bisa memengaruhi fungsi kerja organ tubuh lainnya, seperti jantung, otak, hati, hingga pembuluh darah. Dengan begitu, edukasi terkait kesehatan seksual dan reproduksi pada usia dewasa muda hingga remaja sangat penting diberikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Sifilis bisa menyerang pria dan wanita. Tidak hanya dialami oleh orang dewasa, penyakit ini juga bisa ditularkan pada anak-anak dari orang tua.
Sifilis biasanya dimulai dengan menyebabkan luka yang tidak menimbulkan rasa sakit, yang disebut chancre, atau ruam pada kulit. Seiring berjalannya waktu, sifilis bisa menjadi infeksi yang lebih serius dan berbahaya.
Untuk di Indonesia sendiri, sifilis mengalami kenaikan yang terus meningkat dalam beberapa tahun belakangan. Dan ini tentu menjadi salah satu perhatian bagi Kementerian Kesehatan RI lantaran jumlah kasus sifilis banyak terjadi pada remaja dan anak-anak.
Baca juga: Apakah Raja Singa Sama dengan Sifilis?
Bahkan menurut laman Children National, peningkatan terbesar kasus sifilis yang dilaporkan antara tahun 2004 dan 2008 terjadi pada remaja berusia 15-24 tahun. Jadi, yuk, kita lihat bagaimana sepak terjang sifilis pada dunia remaja dan anak. Dan apa dampaknya bagi usia remaja yang terkena sifilis?
Penularan sifilis

(Penderita sifilis bisa memiliki gejala seperti flu ringan seperti demam, kelelahan, sakit tenggorokan, pembengkakan kelenjar, sakit kepala, dan nyeri otot. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Sifilis menyebar melalui kontak kulit ke kulit. Kamu bisa tertular penyakit sipilis dari berikut ini:
- - Aktivitas seksual
- - Mencium, menyentuh atau kontak langsung lainnya dengan luka atau ruam sifilis
- - Penyakit sipilis dapat ditularkan dari ibu ke bayinya sebelum dilahirkan
Namun, kamu bisa saja tertular sifilis tanpa menunjukkan gejala apa pun. Ingat, kamu tetap bisa menularkan penyakit ini kepada orang lain, meski tidak menunjukkan gejala apa pun.
Gejala awalnya sangat mirip dengan jenis penyakit lain atau mungkin sangat ringan sehingga kamu tidak menyadarinya.
Terus meningkat
Pada tahun 2023, Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr Mohammad Syahril mengungkapkan bahwa pasien sifilis setiap tahunnya terus bertambah. Setiap tahun ada penambahan rata-rata 17-20 ribu.
Dengan kata lain, ada lonjakan hingga 70 persen. Dan faktanya, sepanjang Januari hingga September 2024, untuk sifilis, tercatat ada 245 kasus sifilis primer, 239 kasus sifilis sekunder, dan 49 sifilis kongenital.
Hal itu diungkapkan Tim Kerja HIV PIMS Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Endang Lukitosari.
Bahkan beberapa data mengatakan, ada usia kurang dari 15 tahun itu sudah mendapatkan gonore maupun sifilis.
Bisakah sifilis diobati?
Ya! Kamu bisa mengobati dan menyembuhkan penyakit sifilis dengan antibiotik yang diresepkan oleh dokter. Sifilis biasanya diobati dengan suntikan penisilin, namun antibiotik lain dapat digunakan jika kamu alergi terhadap obat ini.
Efek dari antibiotik ini, kamu mungkin mengalami demam ringan, sakit kepala, atau luka di tubuh. Hal ini biasanya tidak serius, namun temui dokter jika merasa kesakitan atau tidak kunjung membaik.
Kamu perlu terus berkonsultasi dengan dokter selama berkisar satu tahun untuk memastikan pengobatannya berhasil. Ingat, dapatkan perawatan sedini mungkin untuk mencegah masalah kesehatan yang serius. Langkah pertama untuk menghilangkan sifilis adalah menemui dokter dan menjalani tes.
Bahaya sifilis pada anak
Meskipun bisa disembuhkan, sifilis bisa berdampak fatal, khususnya pada anak-anak. Selain bisa terpapaf penyakit sifilis seumur hidup, penyakit ini bisa merenggut nyawa anak.
Bayi yang tertular saat masih berada dalam kandungan bisa berisiko meninggal saat lahir atau mengalami kecacatan. Bayi yang terpapar juga akan mengalami luka dan gatal di sekitar alat kelaminnya, sama seperti pada orang dewasa.
Sifilis ini juga bisa memengaruhi fungsi kerja organ tubuh lainnya, seperti jantung, otak, hati, hingga pembuluh darah. Dengan begitu, edukasi terkait kesehatan seksual dan reproduksi pada usia dewasa muda hingga remaja sangat penting diberikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)