FITNESS & HEALTH
Prosedur RLE untuk Presbiopia, Kembalikan Produktivitas dan Kualitas Hidup
Aulia Putriningtias
Sabtu 16 Agustus 2025 / 08:30
Jakarta: Presbiopia atau mata tua menjadi ancaman bagi masyarakat. Diperkirakan sekitar 86,3 juta populasi Indonesia berusia 45 tahun ke atas terancam presbiopia, yang menghambat aktivitas dan kualitas hidup.
Presbiopia sendiri merupakan penurunan kemampuan akomodasi lensa mata yang menyebabkan kesulitan melihat benda dekat. Penggunaan kacamata dianggap sebagai solusi lazim bagi para penyandangnya, yang sayangnya berpotensi menghambat aktivitas, bahkan menurunkan kualitas hidup.
Baca juga: Manfaat Joging untuk Tubuh, Otak, dan Mental
Menurut Dr. Nashrul Ihsan, Sp.M(K), Dokter Subspesialis Katarak, Lensa dan Bedah Refraktif JEC Eye Hospitals and Clinics sekaligus Kepala Klinik Utama Mata JEC @ Bekasi, prevalensi presbiopia secara global terus meningkat seiring bertambahnya harapan hidup dan intensitas tuntutan penglihatan dekat di era modern, seperti penggunaan ponsel.
"Padahal kalangan 45 tahun ke atas biasanya mulai menjalani usia emas lantaran berada di puncak periode produktif, atau sedang menikmati masa senior bersama keluarga. Lebih dari sekadar membatasi aktivitas keseharian, presbiopia bisa berdampak secara psikologis, bahkan ekonomi," jelas dr. Nashrul saat ditemui di Jakarta, Kamis, 7 Agustus 2025.
Imbas presbiopia melibatkan komponen psikologis karena penyandangnya menganggap opsi kacamata bifokal sangatlah tidak menarik, dan seolah menandai penuaan. Sementara, rata-rata penderita presbiopia masih menjalani gaya hidup aktif sehingga penggunaan kacamata dapat menghalangi performa dalam beraktivitas.
.jpg)
(Dalam tata laksana prosedur RLE, pemilihan lensa tanam mengombinasikan kebutuhan visual pasien secara personal dan rekomendasi dokter spesialis mata. Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)
Maka dari itu, RLE menjadi prosedur ideal bagi mereka yang tidak nyaman mengenakan kacamata dan menginginkan solusi jangka panjang. RLE sendiri merupakan prosedur penggantian lensa alami mata yang sudah tidak berfungsi optimal dengan lensa tanam (intraokular lens/IOL).
Keandalan prosedur RLE tak hanya efektif untuk mengoreksi presbiopia, tetapi juga gangguan refraksi lainnya, seperti mata minus (miopia), mata plus (hipermetropia), dan silinder (astigmatisme); semuanya dalam satu tindakan. RLE sangat direkomendasikan untuk pasien yang mengalami perubahan penglihatan akibat proses penuaan.
"Bukan itu saja, RLE juga menjadi satu-satunya pilihan dalam kasus-kasus khusus yang sudah tak tertangani LASIK atau SMILE Pro. Misalnya, penderita miopia ekstrem dengan kondisi minus 20," tuturnya.
Keunggulan lain RLE, dari tingkat keberhasilan tindakan, rasionya mencapai 98,5 persen. Risiko 1,5 persen komplikasi operasi biasanya bisa dikoreksi dengan operasi lanjutan. Selain itu, 4 dari 5 pasien juga sudah tidak lagi membutuhkan kacamata setelah mendapatkan prosedur RLE.
Penerapan prosedur RLE di jaringan JEC Eye Hospitals and Clinics diperkuat teknologi Femtosecond Laser-Assisted Cataract Surgery (FLACS) yang berpresisi tinggi dan minim risiko, dengan waktu pemulihan yang lebih cepat. Tergantung kondisi masing-masing pasien, waktu tindakan RLE berbasis FLACS cenderung cukup singkat (berkisar 10-15 menit per mata).
Baca juga: Apa Itu Strategi Quick Win TBC?
Dalam tata laksana prosedur RLE, pemilihan lensa tanam mengombinasikan kebutuhan visual pasien secara personal dan rekomendasi dokter spesialis mata, demi mencapai hasil penglihatan yang optimal. Ragam pilihan teknologi lensa tanam pun meliputi:
- IOL Multifocal: mampu menghilangkan gangguan kacamata presbiopia, miopia dan hiperopia dalam satu kali tindakan sehingga penglihatan dekat, menengah, dan jauh.
- IOL Extended Depth of Focus (EDOF): memberikan penglihatan yang lebih alami dengan jangkauan jelas dari jarak jauh hingga menengah lebih dominan dibanding penglihatan dekatnya.
- IOL Monofocal: terdiri atas empat, yakni non-aspheric untuk mengoreksi gangguan rabun jauh, aspheric untuk memberikan kualitas penglihatan melalui kontras warna yang lebih baik, monofocal plus, yang mengakomodir penglihatan jauh dan menengah, serta toric yang berfungsi untuk mengoreksi gangguan kacamata astigmatisme atau silindris dalam satu prosedur operasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Presbiopia sendiri merupakan penurunan kemampuan akomodasi lensa mata yang menyebabkan kesulitan melihat benda dekat. Penggunaan kacamata dianggap sebagai solusi lazim bagi para penyandangnya, yang sayangnya berpotensi menghambat aktivitas, bahkan menurunkan kualitas hidup.
Baca juga: Manfaat Joging untuk Tubuh, Otak, dan Mental
Menurut Dr. Nashrul Ihsan, Sp.M(K), Dokter Subspesialis Katarak, Lensa dan Bedah Refraktif JEC Eye Hospitals and Clinics sekaligus Kepala Klinik Utama Mata JEC @ Bekasi, prevalensi presbiopia secara global terus meningkat seiring bertambahnya harapan hidup dan intensitas tuntutan penglihatan dekat di era modern, seperti penggunaan ponsel.
"Padahal kalangan 45 tahun ke atas biasanya mulai menjalani usia emas lantaran berada di puncak periode produktif, atau sedang menikmati masa senior bersama keluarga. Lebih dari sekadar membatasi aktivitas keseharian, presbiopia bisa berdampak secara psikologis, bahkan ekonomi," jelas dr. Nashrul saat ditemui di Jakarta, Kamis, 7 Agustus 2025.
Imbas presbiopia melibatkan komponen psikologis karena penyandangnya menganggap opsi kacamata bifokal sangatlah tidak menarik, dan seolah menandai penuaan. Sementara, rata-rata penderita presbiopia masih menjalani gaya hidup aktif sehingga penggunaan kacamata dapat menghalangi performa dalam beraktivitas.
.jpg)
(Dalam tata laksana prosedur RLE, pemilihan lensa tanam mengombinasikan kebutuhan visual pasien secara personal dan rekomendasi dokter spesialis mata. Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)
Maka dari itu, RLE menjadi prosedur ideal bagi mereka yang tidak nyaman mengenakan kacamata dan menginginkan solusi jangka panjang. RLE sendiri merupakan prosedur penggantian lensa alami mata yang sudah tidak berfungsi optimal dengan lensa tanam (intraokular lens/IOL).
Keandalan prosedur RLE tak hanya efektif untuk mengoreksi presbiopia, tetapi juga gangguan refraksi lainnya, seperti mata minus (miopia), mata plus (hipermetropia), dan silinder (astigmatisme); semuanya dalam satu tindakan. RLE sangat direkomendasikan untuk pasien yang mengalami perubahan penglihatan akibat proses penuaan.
"Bukan itu saja, RLE juga menjadi satu-satunya pilihan dalam kasus-kasus khusus yang sudah tak tertangani LASIK atau SMILE Pro. Misalnya, penderita miopia ekstrem dengan kondisi minus 20," tuturnya.
Keunggulan lain RLE, dari tingkat keberhasilan tindakan, rasionya mencapai 98,5 persen. Risiko 1,5 persen komplikasi operasi biasanya bisa dikoreksi dengan operasi lanjutan. Selain itu, 4 dari 5 pasien juga sudah tidak lagi membutuhkan kacamata setelah mendapatkan prosedur RLE.
Penerapan prosedur RLE di jaringan JEC Eye Hospitals and Clinics diperkuat teknologi Femtosecond Laser-Assisted Cataract Surgery (FLACS) yang berpresisi tinggi dan minim risiko, dengan waktu pemulihan yang lebih cepat. Tergantung kondisi masing-masing pasien, waktu tindakan RLE berbasis FLACS cenderung cukup singkat (berkisar 10-15 menit per mata).
Baca juga: Apa Itu Strategi Quick Win TBC?
Dalam tata laksana prosedur RLE, pemilihan lensa tanam mengombinasikan kebutuhan visual pasien secara personal dan rekomendasi dokter spesialis mata, demi mencapai hasil penglihatan yang optimal. Ragam pilihan teknologi lensa tanam pun meliputi:
- IOL Multifocal: mampu menghilangkan gangguan kacamata presbiopia, miopia dan hiperopia dalam satu kali tindakan sehingga penglihatan dekat, menengah, dan jauh.
- IOL Extended Depth of Focus (EDOF): memberikan penglihatan yang lebih alami dengan jangkauan jelas dari jarak jauh hingga menengah lebih dominan dibanding penglihatan dekatnya.
- IOL Monofocal: terdiri atas empat, yakni non-aspheric untuk mengoreksi gangguan rabun jauh, aspheric untuk memberikan kualitas penglihatan melalui kontras warna yang lebih baik, monofocal plus, yang mengakomodir penglihatan jauh dan menengah, serta toric yang berfungsi untuk mengoreksi gangguan kacamata astigmatisme atau silindris dalam satu prosedur operasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)