Jakarta: Kamu pernah mengalami gigi ngilu saat mengonsumsi makanan dingin atau panas? Jika jawabannya iya, kondisi ini bisa saja disebabkan oleh gigi yang sensitif.
Lantas, bagaimana mengenali ngilu karena gigi sensitif maupun karena kondisi lain? Gigi ngilu ditandai dengan rasa ngilu yang tajam dan singkat, tepatnya ketika menerima rangsangan, itu lantaran terbukanya lapisan dentin.
Normalnya, lapisan dentin tertutup oleh email (lapisan terluar gigi) yang terletak pada mahkota dan sementum di sekitar akar gigi.
Baca juga: Selain untuk Sakit Gigi, Inilah Khasiat Cengkih untuk Area Mulut
Rangsangan ngilu yang diterima oleh lapisan gigi ini bukan disebabkan oleh kelainan pada gigi atau penyakit gigi dan mulut lainnya, melainkan karena mendapatkan rangsang termal (mengonsumsi makanan dan minuman yang dingin atau panas, udara dingin), osmotik (makanan minuman manis dan asam), dan taktil (menggosok gigi).
Melansir Rumah Sakit Pondok Indah, kamu perlu mengenali penyebab gigi terasa ngilu terlebih dahulu. Gunanya agar mencegah kondisi ini berulang.
Gigi ngilu dimulai dengan gigi berlubang akibat penumpukan plak atau kebersihan gigi yang kurang terjaga. Kondisi ini menyebabkan gigi terasa ngilu.
Selain itu, resesi, erosi, abrasi, abfraksi, dan atrisi gigi membuat gigi menipis dan dentin terbuka, yang menjadi penyebab kerusakan gigi. Kondisi dentin terbuka ini kemudian menyebabkan pergerakan cairan pada saluran dentin yang mengaktifkan serabut saraf dalam pulpa gigi penyebab timbulnya nyeri, sehingga membuat gigi mudah terasa ngilu.
Gigi terasa ngilu yang timbul tersebut dapat terlokalisir bukan hanya di salah satu area saja, melainkan ke berbagai permukaan gigi secara keseluruhan.
Dentin gigi yang terbuka dapat mencapai leher gigi (servikal). Efek samping beberapa prosedur medis atau tindakan pada gigi juga dapat menyebabkan dentin gigi terbuka, seperti pembersihan karang gigi dan akar gigi (scaling dan root planning), perawatan saluran akar gigi (root canal treatment), serta proses pembentukan dan pemolesan untuk tambal gigi.
Penyebab lain dari gigi sensitif adalah adanya perubahan kondisi maupun posisi pada gusi dan gigi, antara lain:
Resesi gusi menghasilkan terbukanya permukaan akar, yang mempermudah terjadinya radang gusi, serta dapat membuat gigi jadi lebih sensitif. Kondisi ini menyebabkan lapisan email terkikis, sehingga akar lebih terpapar terhadap rangsangan eksternal seperti panas, dingin, dan manis.
Resesi gusi dapat disebabkan oleh keadaan anatomi, posisi gigi, atau akibat pergerakan ortodontik. Untuk mengatasi resesi gusi, dokter gigi dapat memberikan penanganan berupa:
- Penggunaan bahan desensitisasi, yaitu pasta gigi khusus untuk gigi sensitif yang mengandung potasium nitrat, atau obat kumur tertentu.
- Restorasi gigi.
- Perawatan ortodontik.
- Pembedahan
Abrasi merupakan hilangnya lapisan gigi, termasuk pengikisan enamel atau email gigi, oleh gaya mekanis dari benda asing yang dapat menyebabkan sensitivitas. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penggunaan bulu sikat gigi yang kasar, teknik penyikatan gigi yang terlalu keras, frekuensi menyikat gigi yang terlalu sering, waktu menyikat gigi yang tidak tepat, dan jenis pasta gigi yang abrasif.
Kondisi ini dapat ditangani dengan:
- Penggunaan sikat gigi dengan bulu yang halus.
- Menghindari penggunaan jenis pasta gigi abrasif.
- Menyikat gigi dengan gerakan memutar secara perlahan.
- Tidak menyikat gigi segera setelah makan. Beri jeda setidaknya selama sekitar 1 jam setelah makan untuk menyikat gigi, terutama setelah mengonsumsi makanan maupun minuman yang asam.
Erosi adalah kondisi di mana kehilangan lapisan enamel gigi terjadi karena adanya pelarutan secara kimiawi oleh asam yang bukan disebabkan oleh bakteri. Dilihat dari penyebabnya, ada 3 tipe erosi:
- Ekstrinsik, yakni faktor eksternal, berupa diet dan pola hidup (kebanyakan dari minuman yang dikonsumsi, terutama minuman asam, seperti cuka buah, lemon, jus buah, maupun minuman yang terlalu asam lainnya).
- Intrinsik atau faktor internal, yakni asam lambung pada penderita GERD maupun bulimia.
- Idiopatik atau sumbernya tidak diketahui.
Untuk mencegah gigi ngilu karena erosi enamel gigi dapat ditangani dengan:
- Memperbaiki pola hidup dan mengurangi konsumsi makanan maupun minuman yang asam.
- Pemberian flouride untuk menguatkan lapisan enamel gigi.
- Konsumsi produk yogurt dan susu yang tidak menggunakan gula tambahan.
- Minum air putih atau berkumur setelah mengonsumsi makanan manis dan asam.
- Mengunyah permen karet tanpa gula (sugar free).
Abfraksi dapat terjadi apabila ada ketidakseimbangan dalam pengunyahan, sehingga menyebabkan munculnya gaya fleksural pada tonjolan mahkota gigi, dan pemusatan tekanan kunyah pada daerah yang rentan yaitu bagian leher gigi (daerah servikal). Lesi abfraksi karena tekanan kunyah ini dapat melemahkanstruktur leher gigi sehingga email, sementum, dan dentin terlepas dari daerah leher gigi.
Abfraksi pada gigi dapat dihindari dengan:
- Mengeliminasi penyebab terjadinya kebiasaan parafungsional (bruxism).
- Perbaikan teknik dalam menyikat gigi.
- Prosedur restorasi gigi hingga occlusal adjustment.
Atrisi merupakan pengikisan lapisan email gigi karena maloklusi atau kesalahan kontak antar gigi geligi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh fungsi pengunyahan maupun parafungsi, seperti bruxism atau kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur.
Beberapa penanganan untuk atrisi, antara lain:
- Menghilangkan kebiasaan buruk yang yang dapat menyebabkan kerusakan mahkota gigi, seperti menggertakkan gigi saat tidur.
- Pembuatan mahkota splint maupun occlusal splint atau pelindung mulut.
- Pembuatan restorasi gigi.
- Upaya menjaga kesehatan gigi, terutama dengan menjaga kebersihan gigi.
Selain karena gangguan pada gigi dan penyangganya, gigi sensitif juga dapat disebabkan oleh keadaan sistemik seseorang, misalnya cairan lambung yang naik ke rongga mulut pada penderita GERD (gastro esophageal reflux disorder) dan pada seseorang yang memiliki gangguan makan.
Produksi paparan asam di rongga mulut pada kondisi ini ditambah dengan penyikatan gigi, dapat menyebabkan kehilangan mineral pada struktur gigi, yang akhirnya menyebabkan dentin terbuka.
Selain itu, rasa ngilu pada gigi juga dapat terjadi karena kebiasaan merawat gigi yang kurang baik, seperti:
- Kebiasaan menyikat gigi terlalu keras atau menggunakan sikat gigi berbulu kasar.
- Penggunaan mouthwash dalam jangka panjang.
- Konsumsi makanan atau minuman yang mengandung asam atau gula tambahan.
- Kebiasaan menggigit kuku atau mengunyah makanan yang terlalu keras.
- Kebiasaan menggunakan gigi untuk membuka suatu benda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Lantas, bagaimana mengenali ngilu karena gigi sensitif maupun karena kondisi lain? Gigi ngilu ditandai dengan rasa ngilu yang tajam dan singkat, tepatnya ketika menerima rangsangan, itu lantaran terbukanya lapisan dentin.
Normalnya, lapisan dentin tertutup oleh email (lapisan terluar gigi) yang terletak pada mahkota dan sementum di sekitar akar gigi.
Baca juga: Selain untuk Sakit Gigi, Inilah Khasiat Cengkih untuk Area Mulut
Rangsangan ngilu yang diterima oleh lapisan gigi ini bukan disebabkan oleh kelainan pada gigi atau penyakit gigi dan mulut lainnya, melainkan karena mendapatkan rangsang termal (mengonsumsi makanan dan minuman yang dingin atau panas, udara dingin), osmotik (makanan minuman manis dan asam), dan taktil (menggosok gigi).
Penyebab Gigi Ngilu
Melansir Rumah Sakit Pondok Indah, kamu perlu mengenali penyebab gigi terasa ngilu terlebih dahulu. Gunanya agar mencegah kondisi ini berulang.
Gigi ngilu dimulai dengan gigi berlubang akibat penumpukan plak atau kebersihan gigi yang kurang terjaga. Kondisi ini menyebabkan gigi terasa ngilu.
Selain itu, resesi, erosi, abrasi, abfraksi, dan atrisi gigi membuat gigi menipis dan dentin terbuka, yang menjadi penyebab kerusakan gigi. Kondisi dentin terbuka ini kemudian menyebabkan pergerakan cairan pada saluran dentin yang mengaktifkan serabut saraf dalam pulpa gigi penyebab timbulnya nyeri, sehingga membuat gigi mudah terasa ngilu.
Gigi terasa ngilu yang timbul tersebut dapat terlokalisir bukan hanya di salah satu area saja, melainkan ke berbagai permukaan gigi secara keseluruhan.
Dentin gigi yang terbuka dapat mencapai leher gigi (servikal). Efek samping beberapa prosedur medis atau tindakan pada gigi juga dapat menyebabkan dentin gigi terbuka, seperti pembersihan karang gigi dan akar gigi (scaling dan root planning), perawatan saluran akar gigi (root canal treatment), serta proses pembentukan dan pemolesan untuk tambal gigi.
Penyebab lain dari gigi sensitif adalah adanya perubahan kondisi maupun posisi pada gusi dan gigi, antara lain:
1. Resesi Gusi
Resesi gusi menghasilkan terbukanya permukaan akar, yang mempermudah terjadinya radang gusi, serta dapat membuat gigi jadi lebih sensitif. Kondisi ini menyebabkan lapisan email terkikis, sehingga akar lebih terpapar terhadap rangsangan eksternal seperti panas, dingin, dan manis.
Resesi gusi dapat disebabkan oleh keadaan anatomi, posisi gigi, atau akibat pergerakan ortodontik. Untuk mengatasi resesi gusi, dokter gigi dapat memberikan penanganan berupa:
- Penggunaan bahan desensitisasi, yaitu pasta gigi khusus untuk gigi sensitif yang mengandung potasium nitrat, atau obat kumur tertentu.
- Restorasi gigi.
- Perawatan ortodontik.
- Pembedahan
2. Abrasi Gigi
Abrasi merupakan hilangnya lapisan gigi, termasuk pengikisan enamel atau email gigi, oleh gaya mekanis dari benda asing yang dapat menyebabkan sensitivitas. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penggunaan bulu sikat gigi yang kasar, teknik penyikatan gigi yang terlalu keras, frekuensi menyikat gigi yang terlalu sering, waktu menyikat gigi yang tidak tepat, dan jenis pasta gigi yang abrasif.
Kondisi ini dapat ditangani dengan:
- Penggunaan sikat gigi dengan bulu yang halus.
- Menghindari penggunaan jenis pasta gigi abrasif.
- Menyikat gigi dengan gerakan memutar secara perlahan.
- Tidak menyikat gigi segera setelah makan. Beri jeda setidaknya selama sekitar 1 jam setelah makan untuk menyikat gigi, terutama setelah mengonsumsi makanan maupun minuman yang asam.
3. Erosi
Erosi adalah kondisi di mana kehilangan lapisan enamel gigi terjadi karena adanya pelarutan secara kimiawi oleh asam yang bukan disebabkan oleh bakteri. Dilihat dari penyebabnya, ada 3 tipe erosi:
- Ekstrinsik, yakni faktor eksternal, berupa diet dan pola hidup (kebanyakan dari minuman yang dikonsumsi, terutama minuman asam, seperti cuka buah, lemon, jus buah, maupun minuman yang terlalu asam lainnya).
- Intrinsik atau faktor internal, yakni asam lambung pada penderita GERD maupun bulimia.
- Idiopatik atau sumbernya tidak diketahui.
Untuk mencegah gigi ngilu karena erosi enamel gigi dapat ditangani dengan:
- Memperbaiki pola hidup dan mengurangi konsumsi makanan maupun minuman yang asam.
- Pemberian flouride untuk menguatkan lapisan enamel gigi.
- Konsumsi produk yogurt dan susu yang tidak menggunakan gula tambahan.
- Minum air putih atau berkumur setelah mengonsumsi makanan manis dan asam.
- Mengunyah permen karet tanpa gula (sugar free).
4. Abfraksi
Abfraksi dapat terjadi apabila ada ketidakseimbangan dalam pengunyahan, sehingga menyebabkan munculnya gaya fleksural pada tonjolan mahkota gigi, dan pemusatan tekanan kunyah pada daerah yang rentan yaitu bagian leher gigi (daerah servikal). Lesi abfraksi karena tekanan kunyah ini dapat melemahkanstruktur leher gigi sehingga email, sementum, dan dentin terlepas dari daerah leher gigi.
Abfraksi pada gigi dapat dihindari dengan:
- Mengeliminasi penyebab terjadinya kebiasaan parafungsional (bruxism).
- Perbaikan teknik dalam menyikat gigi.
- Prosedur restorasi gigi hingga occlusal adjustment.
5. Atrisi
Atrisi merupakan pengikisan lapisan email gigi karena maloklusi atau kesalahan kontak antar gigi geligi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh fungsi pengunyahan maupun parafungsi, seperti bruxism atau kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur.
Beberapa penanganan untuk atrisi, antara lain:
- Menghilangkan kebiasaan buruk yang yang dapat menyebabkan kerusakan mahkota gigi, seperti menggertakkan gigi saat tidur.
- Pembuatan mahkota splint maupun occlusal splint atau pelindung mulut.
- Pembuatan restorasi gigi.
- Upaya menjaga kesehatan gigi, terutama dengan menjaga kebersihan gigi.
Selain karena gangguan pada gigi dan penyangganya, gigi sensitif juga dapat disebabkan oleh keadaan sistemik seseorang, misalnya cairan lambung yang naik ke rongga mulut pada penderita GERD (gastro esophageal reflux disorder) dan pada seseorang yang memiliki gangguan makan.
Produksi paparan asam di rongga mulut pada kondisi ini ditambah dengan penyikatan gigi, dapat menyebabkan kehilangan mineral pada struktur gigi, yang akhirnya menyebabkan dentin terbuka.
6. Kebiasaan merawat gigi yang kurang baik
Selain itu, rasa ngilu pada gigi juga dapat terjadi karena kebiasaan merawat gigi yang kurang baik, seperti:
- Kebiasaan menyikat gigi terlalu keras atau menggunakan sikat gigi berbulu kasar.
- Penggunaan mouthwash dalam jangka panjang.
- Konsumsi makanan atau minuman yang mengandung asam atau gula tambahan.
- Kebiasaan menggigit kuku atau mengunyah makanan yang terlalu keras.
- Kebiasaan menggunakan gigi untuk membuka suatu benda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)