FITNESS & HEALTH
Hepatitis Akut Bisa Sembuh Total, Tapi Awas Bisa Kambuh Lagi
Mia Vale
Minggu 15 Mei 2022 / 14:00
Jakarta: Hepatitis akut yang menyerang anak-anak sampai saat ini belum bisa dipastikan apa penyebabnya. Dan korban yang tertular terus bertambah.
Namun begitu, kabar gembira dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan bahwa pasien yang terkena hepatitis misterius ini bisa sembuh total. Tapi, juga bisa tertular kembali bila terjadi kontak.
“Pasien yang dinyatakan sembuh tidak ada gejala-gejala yang menetap atau menjadi tambah berat. Tetapi kemungkinan dia untuk kena lagi bisa terjadi apabila kontak lagi dengan pasien yang juga kena hepatitis akut,” papar dr. Mohammad Syahril, Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso.
Dalam penjelasan mengenai perkembangan kasus hepatitis akut pada anak di Indonesia yang dilakukan secara virtual beberapa waktu lalu, dijelaskan bahwa di Indonesia sendrii ada 7 pasien dari 18 kasus dengan gejala hepatitis akut.
Tapi menurut dr. Syahril, dari kasus yang meninggal tersebut, hanya satu anak yang dinyatakan secara pasti karena hepatitis akut atau probable.

(Tingkatkan kewaspadaan terhadap penyakit hepatitis akut ini, salah satunya dengan rajin mencuci tangan. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Adapun penyebaran kasus pasien hepatitis tersebut antara lain ada di Sumatra Selatan (1 orang), Sumatra Barat (1 orang), Kep. Babel (1 orang), Kalimantan Timur (1 orang), Jawa Barat (1 orang), Jawa Timur (1 orang), dan DKI Jakarta (12 orang).
Dari jumlah yang terdata tersebut, rata-rata gejala yang dialami para pasien tersebut paling banyak adalah demam, mual, muntah, hilang nafsu makan, diare akut, lesu, nyeri bagian perut, nyeri sendi, kuning, gatal, warna urine seperti teh, perubahan feses, dan sesak napas.
"Dengan demikian, saya minta, masyarakat dapat melakukan pencegahan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit hepatitis akut ini," imbuh dr. Syahril.
Ia menambahkan, untuk mencegahnya, masyarakat harus rutin cuci tangan dengan sabun, pastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih.
Tidak bergantian alat makan dengan orang lain, hindari kontak dengan orang sakit, dan yang tak kalah penting, menjaga kebersihan rumah serta lingkungan.
"Jangan lupa gunakan masker saat bepergian, kurangi mobilitas, jaga jarak, hindari kerumanan. Pokoknya tetap lakukan prokes," dr. Syahril menyarankan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Namun begitu, kabar gembira dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan bahwa pasien yang terkena hepatitis misterius ini bisa sembuh total. Tapi, juga bisa tertular kembali bila terjadi kontak.
“Pasien yang dinyatakan sembuh tidak ada gejala-gejala yang menetap atau menjadi tambah berat. Tetapi kemungkinan dia untuk kena lagi bisa terjadi apabila kontak lagi dengan pasien yang juga kena hepatitis akut,” papar dr. Mohammad Syahril, Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso.
Dalam penjelasan mengenai perkembangan kasus hepatitis akut pada anak di Indonesia yang dilakukan secara virtual beberapa waktu lalu, dijelaskan bahwa di Indonesia sendrii ada 7 pasien dari 18 kasus dengan gejala hepatitis akut.
Tapi menurut dr. Syahril, dari kasus yang meninggal tersebut, hanya satu anak yang dinyatakan secara pasti karena hepatitis akut atau probable.

(Tingkatkan kewaspadaan terhadap penyakit hepatitis akut ini, salah satunya dengan rajin mencuci tangan. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Adapun penyebaran kasus pasien hepatitis tersebut antara lain ada di Sumatra Selatan (1 orang), Sumatra Barat (1 orang), Kep. Babel (1 orang), Kalimantan Timur (1 orang), Jawa Barat (1 orang), Jawa Timur (1 orang), dan DKI Jakarta (12 orang).
Dari jumlah yang terdata tersebut, rata-rata gejala yang dialami para pasien tersebut paling banyak adalah demam, mual, muntah, hilang nafsu makan, diare akut, lesu, nyeri bagian perut, nyeri sendi, kuning, gatal, warna urine seperti teh, perubahan feses, dan sesak napas.
"Dengan demikian, saya minta, masyarakat dapat melakukan pencegahan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit hepatitis akut ini," imbuh dr. Syahril.
Ia menambahkan, untuk mencegahnya, masyarakat harus rutin cuci tangan dengan sabun, pastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih.
Tidak bergantian alat makan dengan orang lain, hindari kontak dengan orang sakit, dan yang tak kalah penting, menjaga kebersihan rumah serta lingkungan.
"Jangan lupa gunakan masker saat bepergian, kurangi mobilitas, jaga jarak, hindari kerumanan. Pokoknya tetap lakukan prokes," dr. Syahril menyarankan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)