FITNESS & HEALTH
Ini Jenis Makanan hingga Olahraga yang Perlu Dihindari bagi Pengidap Talasemia
Aulia Putriningtias
Selasa 07 Mei 2024 / 18:28
Jakarta: Talasemia merupakan penyakit kelainan darah yang diturunkan oleh kedua orang tua kepada anak mereka. Ada beberapa hal yang perlu dihindari ketika seseorang mengalami talasemia. Salah satunya adalah makanan.
Menurut Dr. dr. Teny Tjitra Sari, SpAK, MPH selaku perwakilan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, pengidap talasemia diimbau untuk menghindari makanan dan minuman tinggi zat besi.
"Pada saat terkena talasemia, kita selalu mengimbau untuk para pengidap menghindari makanan (dan minuman) yang punya kandungan zat besi tinggi," ungkapnya dalam temu media tentang Hari Talasemia Sedunia, Selasa, 7 Mei 2024 secara daring.
Makanan tinggi zat besi yang seringkali dikonsumsi masyarakat adalah hati ayam dan sapi. Selain itu, tinggi vitamin C juga perlu dihindari, seperti kismis dan buah naga merah.
Baca juga: Ini Pentingnya Kamu Ketahui Punya Thalasemia Minor atau Tidak
Bagaimana dengan mengonsumsi daging? Menurut dr. Teny, tidak masalah asalkan tidak berlebihan. Ia pun merekomendasikan mengonsumsi sayur dan juga susu.
"Kalau daging boleh tetapi tentu tidak berlebihan. Terus sayuran sangat dianjurkan. Yang kami rekomendasikan adalah susu," lanjutnya.
Susu mengandung kalsium tinggi untuk tulang para pengidap talasemia menjadi kuat. Jadi, mengonsumsi susu yang cukup ketika mengidap talasemia, baik untuk tulang yang mengalami penipisan.
Berbicara tentang olahraga, dr. Teny mengatakan aktivitas fisik begitu penting untuk pengidap talasemia. Namun, perlu diperhatikan juga mengenai jenis olahraga apa yang dilakukan.
"Olahraga harus dihindari kontak fisiknya yang kuat, misalnya senang bertinju ya jangan. Karena tulangnya rapuh," tutur dr. Teny.
Selain itu, berhenti atau tidak merokok sama sekali juga menjadi kunci untuk kesehatan pengidap talasemia. Hal ini karena pengidap talasemia mengalami rawan sesak napas. Ketika merokok, paru-paru juga akan mengalami gangguan yang berefek pada pernapasan.
"Karena rokok membuat paru-paru menjadi terganggu. pengidap talasemia itu, HB-nya rendah aja napasnya terganggu. Apalagi jika ditambah merokok, paru-parunya lebih terganggu lagi," jelasnya.
Pada 8 Mei setiap tahunnya, diperingati sebagai Hari Talasemia Sedunia. Pada tahun ini, membawa tema 'Empowering Lives, Embracing Progress: Equitable and Accessible Thalassemia Treatment for All'.
Tema ini mengangkat bahwa seluruh pengidap talasemia, termasuk anak-anak, berhak mendapatkan terapi untuk memperpanjang hidup mereka. Pun, menjadi kesadaran untuk mengedukasi masyarakat pentingnya mengetahui efek talasemia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Menurut Dr. dr. Teny Tjitra Sari, SpAK, MPH selaku perwakilan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, pengidap talasemia diimbau untuk menghindari makanan dan minuman tinggi zat besi.
"Pada saat terkena talasemia, kita selalu mengimbau untuk para pengidap menghindari makanan (dan minuman) yang punya kandungan zat besi tinggi," ungkapnya dalam temu media tentang Hari Talasemia Sedunia, Selasa, 7 Mei 2024 secara daring.
Makanan tinggi zat besi yang seringkali dikonsumsi masyarakat adalah hati ayam dan sapi. Selain itu, tinggi vitamin C juga perlu dihindari, seperti kismis dan buah naga merah.
Baca juga: Ini Pentingnya Kamu Ketahui Punya Thalasemia Minor atau Tidak
Bagaimana dengan mengonsumsi daging? Menurut dr. Teny, tidak masalah asalkan tidak berlebihan. Ia pun merekomendasikan mengonsumsi sayur dan juga susu.
"Kalau daging boleh tetapi tentu tidak berlebihan. Terus sayuran sangat dianjurkan. Yang kami rekomendasikan adalah susu," lanjutnya.
Susu mengandung kalsium tinggi untuk tulang para pengidap talasemia menjadi kuat. Jadi, mengonsumsi susu yang cukup ketika mengidap talasemia, baik untuk tulang yang mengalami penipisan.
Berbicara tentang olahraga, dr. Teny mengatakan aktivitas fisik begitu penting untuk pengidap talasemia. Namun, perlu diperhatikan juga mengenai jenis olahraga apa yang dilakukan.
"Olahraga harus dihindari kontak fisiknya yang kuat, misalnya senang bertinju ya jangan. Karena tulangnya rapuh," tutur dr. Teny.
Selain itu, berhenti atau tidak merokok sama sekali juga menjadi kunci untuk kesehatan pengidap talasemia. Hal ini karena pengidap talasemia mengalami rawan sesak napas. Ketika merokok, paru-paru juga akan mengalami gangguan yang berefek pada pernapasan.
"Karena rokok membuat paru-paru menjadi terganggu. pengidap talasemia itu, HB-nya rendah aja napasnya terganggu. Apalagi jika ditambah merokok, paru-parunya lebih terganggu lagi," jelasnya.
Pada 8 Mei setiap tahunnya, diperingati sebagai Hari Talasemia Sedunia. Pada tahun ini, membawa tema 'Empowering Lives, Embracing Progress: Equitable and Accessible Thalassemia Treatment for All'.
Tema ini mengangkat bahwa seluruh pengidap talasemia, termasuk anak-anak, berhak mendapatkan terapi untuk memperpanjang hidup mereka. Pun, menjadi kesadaran untuk mengedukasi masyarakat pentingnya mengetahui efek talasemia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)