FITNESS & HEALTH

Waspada, Ini 5 Tanda kamu Sudah Konsumsi Terlalu Banyak Gula

Mia Vale
Selasa 30 April 2024 / 10:05
Jakarta: Menikmati makanan atau minuman manis memang bisa menjadi sumber energi yang vital dan penting bagi kelangsungan hidup kita. Tapi, tidak semua gula itu sama.

Fruktosa yang terdapat pada buah-buahan dan sayur-sayuran serta laktosa pada makanan kaya susu merupakan gula alami yang tidak perlu kita khawatirkan karena makanan tersebut juga mengandung serat dan kalsium, misalnya. 

Namun, gula tambahan, yang sering ditemukan dalam makanan olahan, merupakan gula yang tidak dapat kita konsumsi berlebihan. Dan kebanyakan dari kita mengonsumsinya terlalu banyak.

Perlu diketahui, gula tambahan adalah segala sesuatu yang ditambahkan ke makanan untuk membuatnya terasa manis, termasuk gula alami seperti madu dan sirup maple. 

“Meski lebih menyehatkan dibandingkan gula meja, gula tetap menyumbang lebih banyak kalori namun tidak banyak menyumbang vitamin dan mineral,” jelas Jessica Cording, RD, pelatih kesehatan di New York City. 

Menurut sebuah penelitian, mengonsumsi terlalu banyak gula tambahan juga dikaitkan dengan penambahan berat badan dan obesitas, faktor risiko penyakit jantung, penyakit hati berlemak non-alkohol, dan kanker.

Lantas, bagaimana tanda yang diberikan bila kamu kelebihan asupan gula dalam tubuh? Simak dampaknya seperti dinukil dari Everyday Health.


(Dari berbagai sumber, Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS mengatakan, “Ternyata ketika kita makan (makanan dan minuman yang mengandung) gula, tubuh akan menekan hormon leptin. Ketika hormon leptin itu ditekan, maka sebenarnya dia menghentikan rasa kenyang di dalam tubuh kita. Sehingga seolah-olah rasanya kita lapar terus.” Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
 

1. Mudah lapar


Ini merupakan salah satu tanda awal kalau kamu mengonsumsi banyak kalori ekstra melalui tambahan gula. "Gula memang memuaskan selera, tapi tidak benar-benar memuaskan atau mengenyangkan perut kita,” Keri Stoner-Davis, RDN, yang bekerja di Lemond Nutrition di Plano, Texas. 

Tanpa protein, serat, dan lemak sehat, yang tidak dimiliki sebagian besar camilan olahan dan makanan manis, tubuh akan membakar gula dengan cepat dan meningkatkan rasa lapar, yang dapat menyebabkan ngemil tanpa berpikir dan bahkan kompulsif.
 

2. Mudah lelah


Gula mudah diserap dan dicerna. Jadi, bila kamu mudah merasa lelah, hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya gula yang sudah dikonsumsi.

Seperti dinukil laman yang sama, gula merupakan sumber energi yang sangat cepat, jadi berapa pun banyaknya kamu makan, dalam 30 menit kamu akan merasa lapar lagi, kekurangan energi, atau mencari energi lagi. Perubahan besar gula darah dan insulin juga dapat menyebabkan tingkat energi menurun dan mempengaruhi tingkat energi secara keseluruhan.
 

3. Tekanan darah tinggi


Jika kamu didiagnosis menderita hipertensi, terlalu banyak tambahan gula dalam makanan  bisa menjadi penyebabnya. Menurut penelitian,  mengonsumsi minuman manis memiliki hubungan yang signifikan dengan tekanan darah tinggi dan tingginya kejadian hipertensi. 

Kadar glukosa yang tinggi dapat merusak lapisan pembuluh darah, sehingga memudahkan lipid seperti kolesterol menempel pada dinding pembuluh darah. Jika itu terjadi, pembuluh darah akan mengeras. Ketika pembuluh darah mengeras, tekanan darah akan naik.
 

4. Masalah tidur


Menurut sebuah penelitian, kualitas tidur yang buruk berhubungan secara signifikan dengan konsumsi gula tambahan yang lebih tinggi. Siklus tidur dan kualitas tidur kita diatur oleh cahaya dan suhu ruangan, serta kontrol glikemik. Bagi seseorang yang secara kronis mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah berlebihan, hal ini dapat mengganggu siklus tidur dan kualitas tidurnya.
 

5. Nyeri sendi


Nyeri pada persendian tak selalu disebabkan karena faktor usia. Namun, bisa juga dipicu karena konsumsi gula berlebih. Menurut sebuah survei, di antara 24 persen responden yang menderita rheumatoid arthritis (RA) dan mengatakan makanan memengaruhi gejalanya, soda dan makanan penutup adalah yang paling sering disebutkan. 

Kayli Anderson, RDN menulis sebuah penelitian telah menunjukkan, mengonsumsi soda manis secara teratur dikaitkan dengan peningkatan risiko RA pada beberapa wanita, termasuk mereka yang menderita RA stadium lanjut.

Memang, rasanya tidak realistis untuk menghindari semua gula tambahan dalam makanan. Tapi ada baiknya untuk membaca label, sebisa mungkin fokus pada makanan utuh yang tidak diolah, dan membuat pilihan makanan yang lebih sehat. Kita harus lebih sadar akan kesehatan dengan memutuskan berapa banyak makanan yang masuk ke dalam tubuh.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH