FITNESS & HEALTH
Waspadai Cuaca Ekstrem, 5 Hal Ini Bisa Berdampak pada Kesehatan
Mia Vale
Senin 01 Juli 2024 / 08:08
Jakarta: Gelombang panas ekstrem yang disebabkan oleh kondisi cuaca yang semakin buruk seakan menyerang seluruh dunia. Perubahan pola cuaca ini sudah pasti bisa menimbulkan dampak kesehatan yang parah dan berpotensi mengancam nyawa.
Hal ini terutama bagi kelompok rentan seperti orang lanjut usia, anak-anak, dan orang yang memiliki kondisi medis seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit pembuluh darah. Ya, gelombang panas ekstrem bisa berbahaya, jadi sangat penting untuk mengambil tindakan pencegahan agar tetap aman dan sehat.
Pemanasan global menyebabkan gelombang panas berlangsung lebih lama, dan beberapa peristiwa berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan, seperti hujan dan banjir bandang terjadi di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Peristiwa ini menyebabkan berkembangnya pulau panas perkotaan yang membuat kota-kota kita menjadi lebih panas dibandingkan daerah pedesaan di sekitarnya. Dan beberapa dampak bagi kesehatan dari gelombang panas ekstrem adalah sebagai berikut.
Ini adalah kondisi yang terjadi ketika sistem pengaturan suhu tubuh kelebihan beban atau kewalahan sehingga menyebabkan suhu tubuh meningkat dengan cepat. Gejalanya berupa suhu tubuh tinggi di atas 39,4°C, kebingungan, bicara tidak jelas, bahkan kehilangan kesadaran. Jika tidak ditangani, serangan panas bisa berakibat fatal.
.jpg)
(Cuaca panas bisa menyebabkan dehidrasi karena tubuh terus-menerus kehilangan cairan. Saat mengalami dehidrasi, fungsi tubuh tidak akan berjalan dengan baik. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang diterimanya, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan kadar air dan elektrolit tubuh. Gejala yang dirangkum dari laman Punch, meliputi rasa haus yang berlebihan, buang air kecil berwarna gelap, sakit kepala, dan pusing. Solusinya, segera mengambil air dengan cara apa pun untuk menghindari terjadinya serangan panas.
Bentuk serangan panas yang lebih ringan ini, ditandai dengan gejala seperti keringat berlebih, rasa kulit pucat dan dingin seolah-olah orang tersebut baru saja keluar dari freezer atau ruangan dingin, denyut nadi cepat dan lemah, mual, dan pusing.
Gelombang panas dapat memperburuk kondisi pernapasan seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronik (COPD). Hal ini terutama terjadi karena tubuh terkena dampak buruk akibat hilangnya cairan dalam tubuh secara terus-menerus sehingga permukaan mukosa menjadi terlalu kering dan sekresinya menjadi semakin kental. Bagi perokok, dampak buruk dari perubahan ini bahkan lebih besar.
Ginjal harus bekerja lebih keras untuk mendinginkan tubuh, yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal atau memperburuk kondisi ginjal yang sudah ada. Ketika tingkat dehidrasi dalam tubuh tidak dapat diatasi dengan asupan air dan cairan lain yang cukup, ginjal akan mengalami cedera ginjal akut yang menyebabkan gagal ginjal.
Mengingat fenomena yang terjadi ini, disarankan bagi semua pihak untuk meninjau kembali tingkat perlindungan yang ada. Pihak berwenang, sistem layanan kesehatan, masyarakat sipil dan warga negara harus menyadari perubahan risiko dan secara aktif beradaptasi dalam lingkup tindakan mereka.
Perhatian khusus harus diberikan kepada kelompok rentan yang tidak dapat menolong dirinya sendiri. Salah satu kunci penting untuk meningkatkan ketahanan sosial dalam konteks ini adalah memberdayakan masyarakat untuk melindungi diri mereka sendiri, secara individu dan dalam jaringan sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Hal ini terutama bagi kelompok rentan seperti orang lanjut usia, anak-anak, dan orang yang memiliki kondisi medis seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit pembuluh darah. Ya, gelombang panas ekstrem bisa berbahaya, jadi sangat penting untuk mengambil tindakan pencegahan agar tetap aman dan sehat.
Pemanasan global menyebabkan gelombang panas berlangsung lebih lama, dan beberapa peristiwa berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan, seperti hujan dan banjir bandang terjadi di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Peristiwa ini menyebabkan berkembangnya pulau panas perkotaan yang membuat kota-kota kita menjadi lebih panas dibandingkan daerah pedesaan di sekitarnya. Dan beberapa dampak bagi kesehatan dari gelombang panas ekstrem adalah sebagai berikut.
1. Heat stroke
Ini adalah kondisi yang terjadi ketika sistem pengaturan suhu tubuh kelebihan beban atau kewalahan sehingga menyebabkan suhu tubuh meningkat dengan cepat. Gejalanya berupa suhu tubuh tinggi di atas 39,4°C, kebingungan, bicara tidak jelas, bahkan kehilangan kesadaran. Jika tidak ditangani, serangan panas bisa berakibat fatal.
.jpg)
(Cuaca panas bisa menyebabkan dehidrasi karena tubuh terus-menerus kehilangan cairan. Saat mengalami dehidrasi, fungsi tubuh tidak akan berjalan dengan baik. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
2. Dehidrasi
Merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang diterimanya, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan kadar air dan elektrolit tubuh. Gejala yang dirangkum dari laman Punch, meliputi rasa haus yang berlebihan, buang air kecil berwarna gelap, sakit kepala, dan pusing. Solusinya, segera mengambil air dengan cara apa pun untuk menghindari terjadinya serangan panas.
3. Kelelahan akibat panas
Bentuk serangan panas yang lebih ringan ini, ditandai dengan gejala seperti keringat berlebih, rasa kulit pucat dan dingin seolah-olah orang tersebut baru saja keluar dari freezer atau ruangan dingin, denyut nadi cepat dan lemah, mual, dan pusing.
4. Masalah pernapasan
Gelombang panas dapat memperburuk kondisi pernapasan seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronik (COPD). Hal ini terutama terjadi karena tubuh terkena dampak buruk akibat hilangnya cairan dalam tubuh secara terus-menerus sehingga permukaan mukosa menjadi terlalu kering dan sekresinya menjadi semakin kental. Bagi perokok, dampak buruk dari perubahan ini bahkan lebih besar.
5. Ginjal bekerja lebih keras
Ginjal harus bekerja lebih keras untuk mendinginkan tubuh, yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal atau memperburuk kondisi ginjal yang sudah ada. Ketika tingkat dehidrasi dalam tubuh tidak dapat diatasi dengan asupan air dan cairan lain yang cukup, ginjal akan mengalami cedera ginjal akut yang menyebabkan gagal ginjal.
Mengingat fenomena yang terjadi ini, disarankan bagi semua pihak untuk meninjau kembali tingkat perlindungan yang ada. Pihak berwenang, sistem layanan kesehatan, masyarakat sipil dan warga negara harus menyadari perubahan risiko dan secara aktif beradaptasi dalam lingkup tindakan mereka.
Perhatian khusus harus diberikan kepada kelompok rentan yang tidak dapat menolong dirinya sendiri. Salah satu kunci penting untuk meningkatkan ketahanan sosial dalam konteks ini adalah memberdayakan masyarakat untuk melindungi diri mereka sendiri, secara individu dan dalam jaringan sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)