Ilustrasi: Medcom
Ilustrasi: Medcom

Pengertian Fenomena Bediding, Sampai Kapan Berlangsung dan Apa Dampaknya?

Citra Larasati • 15 Juli 2025 16:10

Jakarta: Bediding atau mbediding adalah bahasa jawa yang menggambarkan kondisi cuaca dingin menusuk di malam hingga pagi hari yang terjadi belakangan ini.  Di balik langit cerah dan suhu yang menjebak, tersembunyi potensi gangguan serius bagi kesehatan manusia dan keseimbangan lingkungan.
 
Pakar Teknik Lingkungan Universitas Airlangga (Unair), Wahid Dianbudiyanto menjelaskan, fenomena ini terjadi akibat penurunan tajam suhu udara di malam hari akibat hilangnya penutup awan selama musim kemarau. “Permukaan bumi kehilangan panas lebih cepat karena tidak ada awan yang menahan radiasi balik ke atmosfer,” papar Wahid, dikutip dari laman Unair, Selasa, 15 Juli 2025.
 
Selain itu, yang menjadi penyebab utama lainnya adalah eembusan angin muson timur dari Australia yang tengah mengalami musim dingin. Massa udara dingin dan kering masuk ke Indonesia bagian selatan akibat perbedaan tekanan antara benua Asia dan Australia.

“Inilah mengapa suhu malam hari bisa turun hingga 17 derajat Celcius, bahkan lebih rendah di dataran tinggi,” imbuh Wahid.

Bediding sampak kapan?

Ia memprediksi fenomena bediding ini akan berlangsung hingga September, seiring dengan pola puncak musim kemarau. Wahid mengingatkan, meski tampak alami, namun perubahan iklim global bisa memperparah siklus bediding di masa depan.

Apa dampak bediding?

Dampak bediding tentu saja tak sekadar menimbulkan rasa tak nyaman, namun juga dapat memicu munculnya sejumlah penyakit. “Suhu dingin dapat memicu penyakit pernapasan seperti flu dan asma. Bagi peternakan dan pertanian, suhu ini bisa mengganggu produktivitas dan menyebabkan kematian ternak,” kata Wahid.

Baca juga:  Ini Penyebab Cuaca Dingin di Bandung pada Musim Kemarau Menurut Pakar ITB

Walaupun hingga kini belum ada laporan signifikan, Wahid menyebut risiko akan meningkat jika fenomena berlangsung lebih lama dari biasanya.  Ia menegaskan, masyarakat perlu mewaspadai efek jangka pendek yang sering terabaikan. 
 
"Bukan hanya tubuh yang menggigil, tapi juga ketahanan tubuh yang menurun," ujarnya.

Wahid tidak memberikan rekomendasi kebijakan khusus, hanya saja edukasi terhadap masyarakat perlu ditingkatkan. “Minimal, masyarakat perlu rutin memantau prakiraan cuaca, memakai pakaian hangat saat malam, dan menjaga daya tahan tubuh lewat pola makan sehat dan vitamin,” imbaunya.
 
Fenomena bediding bukan bencana, namun bila terus kita abaikan bisa berubah jadi peringatan dari alam tentang pentingnya kesiapsiagaan lingkungan.


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan