FITNESS & HEALTH
Jangan Anggap Remeh, Radang Sendi Bisa Jadi Gejala Autoimun, Lho!
Mia Vale
Minggu 20 Oktober 2024 / 15:00
Jakarta: Rheumatoid arthritis (RA) merupakan penyakit autoimun yang dapat menyebabkan nyeri sendi dan kerusakan di seluruh tubuh. Kerusakan sendi yang disebabkan oleh RA biasanya terjadi di kedua sisi tubuh.
Nyeri sendi yang penderita rasakan pada penyakit ini umumnya lebih terasa saat istirahat maupun sesudah bangun tidur.
Mendiagnosis rheumatoid arthritis dapat memakan waktu dan mungkin memerlukan beberapa tes laboratorium untuk mengonfirmasi temuan pemeriksaan klinis. Dokter akan menggunakan beberapa alat untuk mendiagnosis penyakit tersebut. Mereka juga akan melakukan pemeriksaan fisik sendi.
Baca juga: Lakukan 4 Cara Ini agar Kram di Malam Hari Mereda
Ini termasuk mencari pembengkakan dan kemerahan dan menguji refleks dan kekuatan otot. Jika dicurigai rheumatoid arthritis, kemungkinan besar mereka akan merujuk kamu ke spesialis yang disebut rheumatologist.
Seiring berjalannya waktu, gejala artritis reumatoid akan berkembang yakni berupa pembengkakan di area sendi. Di mana warnanya menjadi kemerahan serta hangat ketika dipegang.
.jpg)
(Penting untuk tidak mengabaikan gejala, bahkan jika gejala itu datang dan pergi. Segera kamu temui dokter untuk ketahui yang pasti. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
“Pada artritis reumatoid umumnya keluhan ini berjalan berangsur-angsu. Bukan suatu penyakit yang keluhannya mendadak. Dia berangsur-angsur dan kemudian juga menyerang banyak sendi,” jelas RM Suryo Anggoro, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, saat diskusi daring yang dipantau di Jakarta, 16 Oktober lalu.
Masih dilanjutkan oleh Suryo, jika itu RA, kekakuan sendi dan gejala lain seperti nyeri atau kelelahan cenderung berkembang dan memburuk selama beberapa minggu atau bulan. Biasanya ini sering terlihat di pagi hari.
Bisa mereda setelah satu atau dua jam, tapi bisa juga berlangsung sepanjang hari. Seperti menukil laman WebMD, kamu mungkin merasakannya di area berikut, jari dan tangan, pergelangan tangan, siku, lutut, pergelangan kaki, kaki, bahu, panggul, dan rahang.
Gejala dapat bervariasi dari ringan hingga berat. Yang pasti, penting untuk tidak mengabaikan gejala, bahkan jika gejala itu datang dan pergi. Mengetahui tanda-tanda awal rheumatoid arthritis akan membantu kamu dan dokter untuk mengobatinya dengan lebih baik.
Untuk pengobatan RA ini bersifat jangka panjang dengan mengonsumsi sekelompok obat penekan sistem imun yang disebut Disease-Modifying Antirheumatic Drugs (DMARDs).
“Artritis reumatoid ini penyakit autoimun, di mana sistem imun atau kekebalan tubuh pasien menganggap sendinya sebagai benda asing. Sehingga menimbulkan reaksi radang karena kala sel imun menyerang. Oleh karena itu cara menekan sel imun itu dengan obat-obatan tadi,” papar dokter yang berpraktik Di RSCM ini.
Selain itu, melansir laman Halodoc, pengobatan penyakit artritis reumatoid atau radang sendi, pelaksanaannya harus sampai gejalanya menurun dan terkendali dalam jangka waktu tertentu. Atau paling singkat selama enam bulan berturut-turut.
Artinya, kita tidak bisa langsung menghentikan pengobatan begitu penyakitnya terkendali. Begitu sudah remisi, maka kita tidak bisa langsung setop. Karena kemungkinan besar akan kambuh kembali. Bisa dibilang, kita akan mempertahankan dulu kondisi remisi tersebut selama suatu waktu.
Setelah gejala oleh dokter nyatakan telah terkendali. Pasien tetap akan menerima pengobatan dengan dosis yang berangsur-angsur mendapat pengurangan selama jangka waktu tertentu. Hal itu sesuai dengan kondisi pasien hingga gejalanya oleh dokter nyatakan tidak akan kambuh kembali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Nyeri sendi yang penderita rasakan pada penyakit ini umumnya lebih terasa saat istirahat maupun sesudah bangun tidur.
Mendiagnosis rheumatoid arthritis dapat memakan waktu dan mungkin memerlukan beberapa tes laboratorium untuk mengonfirmasi temuan pemeriksaan klinis. Dokter akan menggunakan beberapa alat untuk mendiagnosis penyakit tersebut. Mereka juga akan melakukan pemeriksaan fisik sendi.
Baca juga: Lakukan 4 Cara Ini agar Kram di Malam Hari Mereda
Ini termasuk mencari pembengkakan dan kemerahan dan menguji refleks dan kekuatan otot. Jika dicurigai rheumatoid arthritis, kemungkinan besar mereka akan merujuk kamu ke spesialis yang disebut rheumatologist.
Gejala timbulnya RA
Seiring berjalannya waktu, gejala artritis reumatoid akan berkembang yakni berupa pembengkakan di area sendi. Di mana warnanya menjadi kemerahan serta hangat ketika dipegang.
.jpg)
(Penting untuk tidak mengabaikan gejala, bahkan jika gejala itu datang dan pergi. Segera kamu temui dokter untuk ketahui yang pasti. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
“Pada artritis reumatoid umumnya keluhan ini berjalan berangsur-angsu. Bukan suatu penyakit yang keluhannya mendadak. Dia berangsur-angsur dan kemudian juga menyerang banyak sendi,” jelas RM Suryo Anggoro, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, saat diskusi daring yang dipantau di Jakarta, 16 Oktober lalu.
Masih dilanjutkan oleh Suryo, jika itu RA, kekakuan sendi dan gejala lain seperti nyeri atau kelelahan cenderung berkembang dan memburuk selama beberapa minggu atau bulan. Biasanya ini sering terlihat di pagi hari.
Bisa mereda setelah satu atau dua jam, tapi bisa juga berlangsung sepanjang hari. Seperti menukil laman WebMD, kamu mungkin merasakannya di area berikut, jari dan tangan, pergelangan tangan, siku, lutut, pergelangan kaki, kaki, bahu, panggul, dan rahang.
Gejala dapat bervariasi dari ringan hingga berat. Yang pasti, penting untuk tidak mengabaikan gejala, bahkan jika gejala itu datang dan pergi. Mengetahui tanda-tanda awal rheumatoid arthritis akan membantu kamu dan dokter untuk mengobatinya dengan lebih baik.
Pengobatan jangka panjang
Untuk pengobatan RA ini bersifat jangka panjang dengan mengonsumsi sekelompok obat penekan sistem imun yang disebut Disease-Modifying Antirheumatic Drugs (DMARDs).
“Artritis reumatoid ini penyakit autoimun, di mana sistem imun atau kekebalan tubuh pasien menganggap sendinya sebagai benda asing. Sehingga menimbulkan reaksi radang karena kala sel imun menyerang. Oleh karena itu cara menekan sel imun itu dengan obat-obatan tadi,” papar dokter yang berpraktik Di RSCM ini.
Selain itu, melansir laman Halodoc, pengobatan penyakit artritis reumatoid atau radang sendi, pelaksanaannya harus sampai gejalanya menurun dan terkendali dalam jangka waktu tertentu. Atau paling singkat selama enam bulan berturut-turut.
Artinya, kita tidak bisa langsung menghentikan pengobatan begitu penyakitnya terkendali. Begitu sudah remisi, maka kita tidak bisa langsung setop. Karena kemungkinan besar akan kambuh kembali. Bisa dibilang, kita akan mempertahankan dulu kondisi remisi tersebut selama suatu waktu.
Setelah gejala oleh dokter nyatakan telah terkendali. Pasien tetap akan menerima pengobatan dengan dosis yang berangsur-angsur mendapat pengurangan selama jangka waktu tertentu. Hal itu sesuai dengan kondisi pasien hingga gejalanya oleh dokter nyatakan tidak akan kambuh kembali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)