FITNESS & HEALTH

Gubernur NTT Apresiasi Edukasi Kesehatan Otak di Kupang

Elang Riki Yanuar
Rabu 03 Agustus 2022 / 20:50
Jakarta: Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat mengapresiasi edukasi seputar kesehatan otak yang rutin dilakukan oleh tim bedah saraf Siloam Hospitals. Tak hanya edukasi, pelayanan tim yang dipimpin oleh Prof. Dr. Dr. dr. Eka Wahjoepramono, Sp.BS(K), Ph.D dianggap membantu masyarakat Kupang.

"Apresiasi ini saya sampaikan atas peran Siloam Hospitals yang secara kontinyu mengedukasi warga di kota Kupang agar senantias menjaga kesehatannya melalui ragam materi dan layanan. Salah satunya Edukasi dengan pemutaran film tiga dimensi ini yang materi dan gambarnya sangat jelas sekali, agar kita semua senantiasa menjaga kesehatan otak," kata Viktor Laiskodat dalam keterangan tertulisnya.

Viktor kemudian mengingatkan agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT dan para dokter mengoptimalkan alat Citra Magnetic Resonance Imaging (MRI) yang berperan guna pencegahan, mendeteksi dan menolong masyarakat agar tidak terserang tumor otak, pendarahan otak dan mencegah stroke.

Ajakan tersebut disampaikan dengan layanan edukasi yang disampaikan tim bedah saraf Siloam Hospitals. Adapun akan penggunaan fungsi dan peran alat MRI, Siloam Hospitals Kupang merencanakan keberadaan MRI dihadirkan menjelang akhir tahun 2022.

"MRI yang ada di propinsi NTT seharusnya bisa dioptimalkan dalam waktu lima tahun ini. Karena alat ini sudah ada dan dokter spesialisasi khusus bagian otak juga telah ada. Apalagi tren penyakit stroke ini makin meningkat sementara Covid-19 semakin menurun," katanya.

"Sehingga para dokter spesialis di NTT harus rajin sosialisasi ke masyarakat untuk mengoptimalkan citra MRI yang ada sekaligus menjadi tindakan preventif bagi masyarakat agar tidak terkena kanker otak dan stroke," lanjut dia.

Prof Eka berharap masyarakat untuk tidak takut memeriksakan kesehatan. Sejauh ini, NTT sudah memiliki 2 unit alat kateterisasi untuk tindakan Digital Subtraction Angiography (DSA) yakni alat atau teknik yang dipakai untuk menggambar pembuluh darah dengan menyemprotkan zat kontras (Iodine) agar bisa dideteksi alat X-ray melalui film. Tetapi alat tersebut belum digunakan, padahal sudah banyak dokter spesialis di NTT.

"Masyarakat juga jangan takut chek up kesehatan, karena tumor otak ukuran kecil akan jauh lebih mudah diangkat dibanding sudah membesar. Jadi jangan biarkan diri stroke tetapi rajin periksa kesehatan dan jaga pola makan," ujar Prof Eka.

Di hadapan Gubernur Viktor, Prof Eka juga mengusulkan, jika masyarakat yang terkena penyakit kanker otak dan tumor, dokter dari Jakarta yang didatangkan ke NTT, bukan pasien yang ke Jakarta.

"Sehingga menghemat biaya dan ada transfer pengetahuan kepada para dokter dan perawat di NTT," katanya.

Viktor memuji Prof Eka yang telah membanggakan Indonesia di mata dunia. Viktor pun meminta film hasil operasi berbagai macam penyakit otak yang dilakukan Prof Eka dan tim agar bisa diputar saat kunjungan ke desa-desa serta gereja agar masyarakat NTT dan para dokter di NTT paham tentang kanker dan tumor otak.

"Karena ketika bicara tentang dunia medis orang akan lebih memilih pergi ke Singapura, Malaysia dan lainnya. Tetapi Prof Eka telah menunjukan kepada dunia internasional bahwa Indonesia lebih dari mampu untuk bedah tumor otak, kanker dan penyakit otak lainnya," ucap Viktor.




 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(ELG)

MOST SEARCH