FITNESS & HEALTH
Tak Hanya Lansia, Si Kecil pun Bisa Terkena Diabetes
Mia Vale
Kamis 20 Februari 2025 / 07:05
Jakarta: Diabetes menggambarkan sekelompok kondisi dengan kadar glukosa darah tinggi (hiperglikemia) yang disebabkan oleh penurunan produksi insulin, penurunan efek insulin, atau keduanya.
Gejala khas saat diagnosis meliputi rasa haus berlebihan, buang air kecil berlebihan, dan penurunan berat badan. Dan diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil tes urine dan darah.
Untuk perawatan sendiri tergantung pada jenis diabetesnya tetapi mencakup suntikan insulin atau obat lain dan perubahan pilihan makanan, olahraga, dan penurunan berat badan jika kelebihan berat badan. Tapi, apakah gejala, diagnosis, dan pengobatan diabetes pada anak-anak dan orang dewasa serupa? Jawabnya, ya!
Namun, penanganan diabetes pada anak mungkin lebih kompleks. Hal ini harus disesuaikan dengan tingkat kematangan fisik dan emosional anak serta variasi konstan dalam asupan makanan, aktivitas fisik, dan stres. Nah, di bawah ini akan dijelaskan mengenai diabetes pada anak. Check this out!
(1).jpg)
(Anak-anak yang mengidap diabetes tipe 1 mempunyai risiko lebih tinggi terkena beberapa kelainan lain di mana sistem kekebalan tubuh menyerang dirinya sendiri (gangguan autoimun), khususnya jenis penyakit tiroid tertentu, dan penyakit celiac. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Merupakan suatu kondisi di mana kadar glukosa darah terlalu tinggi untuk dianggap normal, namun tidak cukup tinggi untuk dianggap diabetes. Di kalangan anak-anak, pradiabetes lebih sering terjadi pada remaja yang mengalami obesitas. Hal ini bersifat sementara pada lebih dari separuh remaja, namun sisanya menderita diabetes, terutama mereka berat badannya terus bertambah.
Baca juga: Diabetes dan Kesehatan Otak, Ini Kata Ahli
Diabetes tipe ini terjadi ketika pankreas memroduksi sedikit atau tidak ada insulin. Diabetes tipe 1 merupakan tipe yang paling umum terjadi pada anak-anak, menyebabkan berkisar dua pertiga dari seluruh kasus diabetes.
Mengutip MSD Manuals, diabetes tipe 1 merupakan salah satu penyakit kronis pada masa kanak-kanak yang paling umum. Diabetes tipe 1 dapat berkembang kapan saja selama masa kanak-kanak, bahkan saat bayi, namun biasanya dimulai antara usia 4 tahun dan 6 tahun atau antara usia 10 dan 14 tahun.
Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak memroduksi cukup insulin karena sistem kekebalan menyerang dan menghancurkan sel-sel di pankreas yang membuat insulin.
Anak-anak yang mengidap diabetes tipe 1 mempunyai risiko lebih tinggi terkena beberapa kelainan lain di mana sistem kekebalan tubuh menyerang dirinya sendiri (gangguan autoimun), khususnya jenis penyakit tiroid tertentu, dan penyakit celiac.
Gejala diabetes tipe 1 berkembang dengan cepat, biasanya dalam beberapa hari hingga minggu. Pun cenderung muncul dalam pola yang khas, seperti:
Jika gejala-gejala tersebut tidak dikenali sebagai penyebab diabetes dan tidak diobati, anak-anak dapat mengalami kelainan yang mengancam jiwa yang disebut ketoasidosis diabetikum.
Ini terjadi karena sel-sel dalam tubuh tidak merespons insulin secara memadai, disebut resistensi insulin. Di antara anak-anak, diabetes tipe 2 terjadi terutama pada remaja namun menjadi semakin umum terjadi pada anak-anak muda yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
Diabetes tipe 2 biasanya berkembang setelah masa pubertas dimulai. Meskipun banyak anak menderita diabetes tipe 2 antara usia 10 dan 14 tahun, angka tertinggi terjadi pada masa remaja akhir, antara usia 15 dan 19 tahun.
Anak-anak dengan diabetes tipe 2 lebih besar kemungkinannya memiliki kerabat tingkat pertama (orang tua, saudara kandung) atau kerabat tingkat kedua (saudara tiri, bibi, paman, atau kakek-nenek) yang mengidap diabetes tipe 2.
Banyak anak yang tidak menunjukkan gejala apa pun atau hanya mengalami gejala ringan, dan diabetes tipe 2 yang mereka alami hanya dapat terdeteksi ketika tes darah atau urine dilakukan karena alasan lain.
Gejala pada anak-anak penderita diabetes tipe 2 lebih ringan dibandingkan anak penderita diabetes tipe 1 dan berkembang lebih lambat. Orang tua mungkin memerhatikan peningkatan rasa haus dan buang air kecil atau kelelahan.
Anak-anak dengan diabetes tipe 2 lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami ketoasidosis, meskipun ketoasidosis atau sejenis dehidrasi parah dan kebingungan masih dapat terjadi.
Pengobatan diabetes pada anak perlu disesuaikan dengan jenis diabetes yang diderita anak. Jika anak terdiagnosis menderita diabetes tipe 1, seperti dinukil Alodokter, tenagaedis akan memberikan terapi insulin untuk mengendalikan gula darah.
Sementara jika anak terkena diabetes tipe 2, dokter akan memberikan obat-obatan antidiabetes. Terapi insulin juga dapat diberikan pada diabetes tipe 2, jika diabetes yang diderita anak sudah sudah berat. Selain itu, si kecil menjaga pola makan dengan bahan dasar rendah gula dan lemak dan berolahraga.
Awas, diabetes yang terlambat ditangani umumnya akan menimbulkan sejumlah komplikasi berat yang dapat membahayakan kondisi anak. Oleh sebab itu, pastikan kamu memeriksakan kondisi si kecil ke dokter anak bila dia memiliki risiko tinggi atau sudah menunjukkan beberapa gejala diabetes pada anak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Gejala khas saat diagnosis meliputi rasa haus berlebihan, buang air kecil berlebihan, dan penurunan berat badan. Dan diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil tes urine dan darah.
Untuk perawatan sendiri tergantung pada jenis diabetesnya tetapi mencakup suntikan insulin atau obat lain dan perubahan pilihan makanan, olahraga, dan penurunan berat badan jika kelebihan berat badan. Tapi, apakah gejala, diagnosis, dan pengobatan diabetes pada anak-anak dan orang dewasa serupa? Jawabnya, ya!
Namun, penanganan diabetes pada anak mungkin lebih kompleks. Hal ini harus disesuaikan dengan tingkat kematangan fisik dan emosional anak serta variasi konstan dalam asupan makanan, aktivitas fisik, dan stres. Nah, di bawah ini akan dijelaskan mengenai diabetes pada anak. Check this out!
Pradiabetes
(1).jpg)
(Anak-anak yang mengidap diabetes tipe 1 mempunyai risiko lebih tinggi terkena beberapa kelainan lain di mana sistem kekebalan tubuh menyerang dirinya sendiri (gangguan autoimun), khususnya jenis penyakit tiroid tertentu, dan penyakit celiac. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Merupakan suatu kondisi di mana kadar glukosa darah terlalu tinggi untuk dianggap normal, namun tidak cukup tinggi untuk dianggap diabetes. Di kalangan anak-anak, pradiabetes lebih sering terjadi pada remaja yang mengalami obesitas. Hal ini bersifat sementara pada lebih dari separuh remaja, namun sisanya menderita diabetes, terutama mereka berat badannya terus bertambah.
Baca juga: Diabetes dan Kesehatan Otak, Ini Kata Ahli
Diabetes tipe 1
Diabetes tipe ini terjadi ketika pankreas memroduksi sedikit atau tidak ada insulin. Diabetes tipe 1 merupakan tipe yang paling umum terjadi pada anak-anak, menyebabkan berkisar dua pertiga dari seluruh kasus diabetes.
Mengutip MSD Manuals, diabetes tipe 1 merupakan salah satu penyakit kronis pada masa kanak-kanak yang paling umum. Diabetes tipe 1 dapat berkembang kapan saja selama masa kanak-kanak, bahkan saat bayi, namun biasanya dimulai antara usia 4 tahun dan 6 tahun atau antara usia 10 dan 14 tahun.
Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak memroduksi cukup insulin karena sistem kekebalan menyerang dan menghancurkan sel-sel di pankreas yang membuat insulin.
Anak-anak yang mengidap diabetes tipe 1 mempunyai risiko lebih tinggi terkena beberapa kelainan lain di mana sistem kekebalan tubuh menyerang dirinya sendiri (gangguan autoimun), khususnya jenis penyakit tiroid tertentu, dan penyakit celiac.
Gejala diabetes tipe 1 berkembang dengan cepat, biasanya dalam beberapa hari hingga minggu. Pun cenderung muncul dalam pola yang khas, seperti:
- - Kadar glukosa darah yang tinggi menyebabkan anak buang air kecil secara berlebihan
- - Meningkatnya rasa haus akibat kehilangan cairan
- - Mengalami penurunan berat badan dan gangguan pertumbuhan
- - Beberapa anak mengalami dehidrasi, mengakibatkan kelemahan, kelelahan, dan denyut nadi cepat
- - Anak-anak mungkin mengalami mual dan muntah karena keton dalam darah mereka
- - Penglihatan bisa menjadi kabur
Jika gejala-gejala tersebut tidak dikenali sebagai penyebab diabetes dan tidak diobati, anak-anak dapat mengalami kelainan yang mengancam jiwa yang disebut ketoasidosis diabetikum.
Diabetes tipe 2
Ini terjadi karena sel-sel dalam tubuh tidak merespons insulin secara memadai, disebut resistensi insulin. Di antara anak-anak, diabetes tipe 2 terjadi terutama pada remaja namun menjadi semakin umum terjadi pada anak-anak muda yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
Diabetes tipe 2 biasanya berkembang setelah masa pubertas dimulai. Meskipun banyak anak menderita diabetes tipe 2 antara usia 10 dan 14 tahun, angka tertinggi terjadi pada masa remaja akhir, antara usia 15 dan 19 tahun.
Anak-anak dengan diabetes tipe 2 lebih besar kemungkinannya memiliki kerabat tingkat pertama (orang tua, saudara kandung) atau kerabat tingkat kedua (saudara tiri, bibi, paman, atau kakek-nenek) yang mengidap diabetes tipe 2.
Banyak anak yang tidak menunjukkan gejala apa pun atau hanya mengalami gejala ringan, dan diabetes tipe 2 yang mereka alami hanya dapat terdeteksi ketika tes darah atau urine dilakukan karena alasan lain.
Gejala pada anak-anak penderita diabetes tipe 2 lebih ringan dibandingkan anak penderita diabetes tipe 1 dan berkembang lebih lambat. Orang tua mungkin memerhatikan peningkatan rasa haus dan buang air kecil atau kelelahan.
Anak-anak dengan diabetes tipe 2 lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami ketoasidosis, meskipun ketoasidosis atau sejenis dehidrasi parah dan kebingungan masih dapat terjadi.
Pengobatan diabetes pada anak
Pengobatan diabetes pada anak perlu disesuaikan dengan jenis diabetes yang diderita anak. Jika anak terdiagnosis menderita diabetes tipe 1, seperti dinukil Alodokter, tenagaedis akan memberikan terapi insulin untuk mengendalikan gula darah.
Sementara jika anak terkena diabetes tipe 2, dokter akan memberikan obat-obatan antidiabetes. Terapi insulin juga dapat diberikan pada diabetes tipe 2, jika diabetes yang diderita anak sudah sudah berat. Selain itu, si kecil menjaga pola makan dengan bahan dasar rendah gula dan lemak dan berolahraga.
Awas, diabetes yang terlambat ditangani umumnya akan menimbulkan sejumlah komplikasi berat yang dapat membahayakan kondisi anak. Oleh sebab itu, pastikan kamu memeriksakan kondisi si kecil ke dokter anak bila dia memiliki risiko tinggi atau sudah menunjukkan beberapa gejala diabetes pada anak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)