FITNESS & HEALTH
Mengenal Lebih Dekat dengan Hepatitis Harus Dimulai sejak Usia Dini
Medcom
Senin 04 September 2023 / 20:27
Jakarta: Penyakit hepatitis telah menjadi perhatian serius di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Pada 5 April 2022, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menerima 10 kasus Hepatitis Akut yang tidak diketahui Etiologinya (Acute hepatitis of unknown aetiology).
Kemudian pada 15 April 2022, WHO menyatakan kejadian ini sebagai (KLB). Kejadian ini terus bertambah dengan adanya laporan-laporan dari berbagai negara, sehingga didapatkan jumlah kasus probable diseluruh dunia sekitar 300 kasus. Pertama kali kasus ini dilaporkan di Indonesia pada 27 April 2022.
Pada saat itu 3 kasus telah dilaporkan dan hingga 12 Mei 2022 terjadi pertambahan kasus hingga 18 laporan kasus. Kemudian, 18 kasus ini tersebar di 5 provinsi, yaitu DKI Jakarta, Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Jawa Timur. Kasus kematian dilaporkan terjadi di DKI Jakarta sejumlah 4 kasus, Jawa Timur 1 orang, Kalimantan Timur 1 orang dan Sumatera Barat 1 orang. Berdasarkan usia, rata-rata pasien yang terkena hepatitis akut berusia 1-6 tahun.
Hingga saat ini upaya pencegahan Hepatitis terus ditingkatkan, mengingat komitmen Indonesia untuk mencapai eliminasi hepatitis pada 2030. Untuk mengatasi tantangan ini, setiap tahun tanggal 28 Juli diperingati sebagai Hari Hepatitis Sedunia.
Hal ini bertepatan dengan resolusi World Health Assembly (WHA) ke-63 pada 21 Mei 2010 yang mendorong setiap negara untuk memperingati Hari Hepatitis Sedunia pada 28 Juli.
Untuk itu, PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) bekerjasama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyelenggarakan edukasi Kesehatan dan Apresiasi Penanggulangan Penyakit Menular dengan tema: Segerakan Tes dan Obati.
Edukasi Kesehatan ini merupakan bagian dari Peringatan Hari Hepatitis Sedunia Provinsi DKI Jakarta yang membahas secara khusus penyakit Hepatitis dan Tubercolosis.
Menurut dr. Dwi Oktavia, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemandirian dalam mencegah infeksi penularan hepatitis dan penyakit prioritas lain yang tentunya membutuhkan keterlibatan kita semua untuk penanggulangannya.
"Kami telah melakukan upaya penanggulangan bekerjasama dengan lintas sektor mulai dari membudayakan perilaku cuci tangan, menggencarkan pelatihan keamanan pangan untuk pengusaha pangan olahan dan siap saji serta membentuk duta keamanan pangan di sekolah-sekolah dan membina kantin sehat hingga meningkatkan akses air bersih," ujar dr. Dwi.
Sementara itu, M. Indra Lamora, Head of Business Development PT Etana Biotechnologies Indonesia mengatakan pihaknya berkontribusi dalam upaya penanggulangan penyakit hepatitis dengan melakukan edukasi ke tenaga kesehatan dan masyarakat.
"Bersamaan dengan kegiatan edukasi tersebut, kami melakukan Kick Off Pemberian Edukasi Hepatitis A ke Sekolah Dasar di DKI Jakarta bekerjasama dengan Puskesmas setempat," ujar Indra.
"Seperti kita ketahui, beberapa kasus penyakit hepatitis banyak ditemui pada anak-anak usia sekolah dasar, sehingga diperlukan berbagai upaya untuk menangani penyakit ini seperti penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, serta melakukan imunisasi hepatitis," terang Indra.
Lebih jauh, dr. Imelda Maria Loho, Sp. PD., FINASIM mengatakan, hepatitis secara umum ada lima yaitu Hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis A dan E seringkali menimbulkan gejala kuning, yang penyebarannya disebabkan oleh fecal oral terkait kebiasaan hidup tidak bersih, makanan/minuman tercemar dan sanitasi buruk.
Sedangkan penyebaran Hepatitis B sedikit berbeda, banyak yang tidak menyadari dan tiba-tiba seperti transfusi darah, transplantasi, jarum suntik dan seks. Sementara di Indonesia penularannya mayoritas melalui ibu ke anak.
Hepatitis bisa dicegah dengan vaksinasi, di mana vaksinasi Hepatitis A pada anak mulai usia 12 bulan, 2 dosis dengan interval 6 sampai 36 bulan. Sedangkan pada dewasa tersedia tunggal atau kombinasi dengan vaksin Hepatitis B sebanyak 2 dosis dengan rentang bulan 0, 6-12.
"Vaksinasi Hepatitis B pada anak dilakukan segera setelah lahir, sebelum 24 jam," pungkas dr. Imelda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Kemudian pada 15 April 2022, WHO menyatakan kejadian ini sebagai (KLB). Kejadian ini terus bertambah dengan adanya laporan-laporan dari berbagai negara, sehingga didapatkan jumlah kasus probable diseluruh dunia sekitar 300 kasus. Pertama kali kasus ini dilaporkan di Indonesia pada 27 April 2022.
Pada saat itu 3 kasus telah dilaporkan dan hingga 12 Mei 2022 terjadi pertambahan kasus hingga 18 laporan kasus. Kemudian, 18 kasus ini tersebar di 5 provinsi, yaitu DKI Jakarta, Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Jawa Timur. Kasus kematian dilaporkan terjadi di DKI Jakarta sejumlah 4 kasus, Jawa Timur 1 orang, Kalimantan Timur 1 orang dan Sumatera Barat 1 orang. Berdasarkan usia, rata-rata pasien yang terkena hepatitis akut berusia 1-6 tahun.
Hingga saat ini upaya pencegahan Hepatitis terus ditingkatkan, mengingat komitmen Indonesia untuk mencapai eliminasi hepatitis pada 2030. Untuk mengatasi tantangan ini, setiap tahun tanggal 28 Juli diperingati sebagai Hari Hepatitis Sedunia.
Hal ini bertepatan dengan resolusi World Health Assembly (WHA) ke-63 pada 21 Mei 2010 yang mendorong setiap negara untuk memperingati Hari Hepatitis Sedunia pada 28 Juli.
Untuk itu, PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) bekerjasama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyelenggarakan edukasi Kesehatan dan Apresiasi Penanggulangan Penyakit Menular dengan tema: Segerakan Tes dan Obati.
Edukasi Kesehatan ini merupakan bagian dari Peringatan Hari Hepatitis Sedunia Provinsi DKI Jakarta yang membahas secara khusus penyakit Hepatitis dan Tubercolosis.
Menurut dr. Dwi Oktavia, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemandirian dalam mencegah infeksi penularan hepatitis dan penyakit prioritas lain yang tentunya membutuhkan keterlibatan kita semua untuk penanggulangannya.
"Kami telah melakukan upaya penanggulangan bekerjasama dengan lintas sektor mulai dari membudayakan perilaku cuci tangan, menggencarkan pelatihan keamanan pangan untuk pengusaha pangan olahan dan siap saji serta membentuk duta keamanan pangan di sekolah-sekolah dan membina kantin sehat hingga meningkatkan akses air bersih," ujar dr. Dwi.
Sementara itu, M. Indra Lamora, Head of Business Development PT Etana Biotechnologies Indonesia mengatakan pihaknya berkontribusi dalam upaya penanggulangan penyakit hepatitis dengan melakukan edukasi ke tenaga kesehatan dan masyarakat.
"Bersamaan dengan kegiatan edukasi tersebut, kami melakukan Kick Off Pemberian Edukasi Hepatitis A ke Sekolah Dasar di DKI Jakarta bekerjasama dengan Puskesmas setempat," ujar Indra.
"Seperti kita ketahui, beberapa kasus penyakit hepatitis banyak ditemui pada anak-anak usia sekolah dasar, sehingga diperlukan berbagai upaya untuk menangani penyakit ini seperti penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, serta melakukan imunisasi hepatitis," terang Indra.
Lebih jauh, dr. Imelda Maria Loho, Sp. PD., FINASIM mengatakan, hepatitis secara umum ada lima yaitu Hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis A dan E seringkali menimbulkan gejala kuning, yang penyebarannya disebabkan oleh fecal oral terkait kebiasaan hidup tidak bersih, makanan/minuman tercemar dan sanitasi buruk.
Sedangkan penyebaran Hepatitis B sedikit berbeda, banyak yang tidak menyadari dan tiba-tiba seperti transfusi darah, transplantasi, jarum suntik dan seks. Sementara di Indonesia penularannya mayoritas melalui ibu ke anak.
Hepatitis bisa dicegah dengan vaksinasi, di mana vaksinasi Hepatitis A pada anak mulai usia 12 bulan, 2 dosis dengan interval 6 sampai 36 bulan. Sedangkan pada dewasa tersedia tunggal atau kombinasi dengan vaksin Hepatitis B sebanyak 2 dosis dengan rentang bulan 0, 6-12.
"Vaksinasi Hepatitis B pada anak dilakukan segera setelah lahir, sebelum 24 jam," pungkas dr. Imelda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)