FITNESS & HEALTH

Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati Xerosis pada Kulit

Medcom
Jumat 04 November 2022 / 13:10
Jakarta: Insiden dan keparahan kulit kering (Xerosis) meningkat dengan bertambahnya usia. Kulit kering merupakan keadaan stratum korneum yang kurang lembap akibat penurunan kandungan air. Kulit tampak kasar, pecah-pecah, bersisik, dan gatal.

Lansia atau orang yang berusia di atas 40 tahun lebih rentan mengalami xerosis. Seiring bertambahnya usia, pori-pori menghasilkan sedikit minyak, sehingga kulit cenderung lebih kering daripada individu yang berusia lebih muda.

“Xerosis (kulit kering) dapat terjadi pada wanita maupun pria, dan lansia memiliki risiko yang lebih tinggi. Kulit kering merupakan suatu keadaan dimana lapisan terluar kulit yang kurang lembab akibat penurunan kandungan air dan kandungan lemak di kulit,” kata dr. Amelia Soebyanto, Sp.DV dalam bincang virtual.

Kulit yang sangat kering dapat menyebabkan retakan atau pecahan yang dalam, yang dapat terbuka dan berdarah, memberikan jalan bagi bakteri untuk masuk dan menyerang tubuh.

Selain itu, kulit kering ini juga merupakan penyebab utama terjadinya kulit gatal (pruritus). Maka, penggunaan obat-obatan yang dijual bebas malah berpotensi membuat keluhan semakin parah dan berisiko menimbulkan infeksi akibat keinginan untuk menggaruk.

Kamu perlu mengetahui gejala-gejala yang kerap dialami oleh penderita xerosis, antara lain:

- Kulit terasa seperti mengencang, terutama setelah mandi, mandi air hangat atau berenang.

- Kulit terasa dan terlihat kasar.

- Gatal-gatal (pruritus).

- Kulit sedikit mengelupas, scaling atau mengelupas parah.

- Muncul garis-garis halus atau retak di kulit.

- Kulit terlihat lebih abu-abu.

- Kemerahan.

- Kulit pecah hingga luka.
 

Adapun penyebab-penyebab dari adanya kulit kering, antara lain:


- Udara panas.

- Lingkungan yang memiliki kondisi dingin, berangin atau iklim dengan kelembapan rendah.

- Terlalu banyak mandi dan menggosok kulit berlebihan. Mandi air panas dalam waktu lama atau berendam terlalu lama atau menggosok kulit terlalu banyak dapat mengeringkan kulit.

- Sabun dan deterjen yang kandungannya keras.

- Kondisi kulit lainnya. Orang dengan kondisi kulit seperti dermatitis atopik (eksim) atau psoriasis lebih cenderung memiliki kulit kering.

- Perawatan medis. Beberapa orang mengalami kulit kering dan tebal setelah menjalani pengobatan kanker, menjalani cuci darah atau minum obat tertentu.

- Penuaan. Seiring bertambahnya usia, kulit menipis dan menghasilkan lebih sedikit minyak yang dibutuhkan kulit untuk menahan air.

Selain melakukan perawatan diri seperti rajin menggunakan krim pelembap kulit dengan kandungan yang ringan, jika kulit kering tidak kunjung sembuh, maka perlu pengobatan khusus dari dokter.

Beberapa pelembap yang biasa dijual bebas, seperti:

- Krim yang mengandung asam alfa atau beta-hidroksi (asam glikolat, asam laktat, asam salisilat).

- Krim berbahan dasar urea.

- Persiapan yang mengandung konsentrasi tinggi propilen glikol.

- Krim kortikosteroid (kortison), jika kulit mulai meradang atau sangat gatal.

Jika dokter mencurigai bahwa suatu kondisi medis menyebabkan kulit kering, bisa dilakukan tes darah atau prosedur diagnostik lainnya. Kamu bisa pergi ke Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin untuk mendapatkan perawatan terbaik.

Aulia Putriningtias

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH