Jakarta: Gangguan tidur kerap dialami seseorang yang memiliki pola hidup kurang teratur. Namun, gangguan tidur ternyata dapat diatasi dan disembuhkan.
Di antaranya melakukan konsultasi kepada dokter atau mengubah pola dan kebiasaan beraktivitas, serta dukungan sejumlah faktor yang membuat aktifitas tidur menjadi nyaman.
"Langkah pertama jika sulit tidur telah mengganggu kenyamanan beraktivitas, maka lakukan konsultasi pada dokter, psikolog atau psikiater. Dan konsultasi ini pun dilihat dari kasus dan keluhan pasien," tutur dokter Ruth Katrin Goldina dari Siloam Hospitals Jantung Diagram Cinere, Depok, secara virtual, Selasa 21 September 2021.
Cara lain yakni pengidap Somnipati (gangguan tidur) menyiapkan catatan harian guna mendeskripsikan penyebab gangguan itu terjadi. Catatan harian itu berisikan lamanya waktu saat tertidur, lamanya waktu saat kondisi terbangun, keluhan yang dirasakan dan sejauh mana rasa ketidaknyaman.
"Dengan rincian catatan ini, dokter atau psikiater dapat menentukan langkah tepat guna mengatasi dan menyembuhkan gangguan sulit tidur," ujar Ruth menambahkan.
Adapun pasca konsultasi, dokter akan melakukan tindakan pada pasien gangguan tidur, seperti pemberian obat dengan dosis terukur, mengarahkan pasien guna memperbaiki pola aktivitas dan faktor lingkungan kamar tidur dan lainnya.
"Apabila ditemukan penyakit penyerta, tak kalah penting adalah mengobati penyakit tersebut yang dapat mempengaruhi kualitas tidur. Misalnya penyakit pada organ saraf, pencernaan pun pada gangguan sendi. Itu termasuk faktor pada gangguan tidur," ujar Ruth.
Hal Umum Seputar Gangguan Tidur
Mengacu pada The Institute for Fungtional Medicine, faktor non medis guna mengatasi gangguan tidur, dapat diatasi dengan memenuhi beberapa hal.
Di antaranya temperatur kamar berkisar 24-26 derajat Celcius, meredupkan pencahayaan atau menggelapkannya, lingkungan yang tenang dan tidak bising, warna ruangan yang lembut, kenyamanan kualitas kasur, dan ruangan tidur yang bersih dan sehat.
Gangguan tidur pun dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu Parasomnia yang berarti pengalaman atau perilaku aneh selama tidur (tidur berjalan dan mimpi buruk).
Ada pula Dysomnia, yakni gangguan terkait durasi, kualitas dan waktu saat tertidur (insomnia,hypersomnia,narkolepsi). Serta Apnea obstruktif yang terjadi dikarenakan lemahnya otot 'faring' yang menyebabkan kolapsnya saluran napas atas selama tidur berlangsung, umumnya mendengkur hebat, terengah-engah, tersedak dan lainnya.
Untuk mendapatkan rasa nyaman saat tidur, disarankan saat waktu malam, konsumsi makan agar tidak terlalu kenyang dan lakukan mengonsumsi makanan 2 atau 3 jam sebelum waktu tidur di malam hari. Selain itu membatasi waktu tidur siang dengan durasi 30-45 menit, dan usahakan bangun tidak lebih dari pukul 14.00. Hal itu dilakukan agar tidak mengganggu kualitas tidur pada malam harinya.
Di antaranya melakukan konsultasi kepada dokter atau mengubah pola dan kebiasaan beraktivitas, serta dukungan sejumlah faktor yang membuat aktifitas tidur menjadi nyaman.
"Langkah pertama jika sulit tidur telah mengganggu kenyamanan beraktivitas, maka lakukan konsultasi pada dokter, psikolog atau psikiater. Dan konsultasi ini pun dilihat dari kasus dan keluhan pasien," tutur dokter Ruth Katrin Goldina dari Siloam Hospitals Jantung Diagram Cinere, Depok, secara virtual, Selasa 21 September 2021.
Cara lain yakni pengidap Somnipati (gangguan tidur) menyiapkan catatan harian guna mendeskripsikan penyebab gangguan itu terjadi. Catatan harian itu berisikan lamanya waktu saat tertidur, lamanya waktu saat kondisi terbangun, keluhan yang dirasakan dan sejauh mana rasa ketidaknyaman.
"Dengan rincian catatan ini, dokter atau psikiater dapat menentukan langkah tepat guna mengatasi dan menyembuhkan gangguan sulit tidur," ujar Ruth menambahkan.
Adapun pasca konsultasi, dokter akan melakukan tindakan pada pasien gangguan tidur, seperti pemberian obat dengan dosis terukur, mengarahkan pasien guna memperbaiki pola aktivitas dan faktor lingkungan kamar tidur dan lainnya.
"Apabila ditemukan penyakit penyerta, tak kalah penting adalah mengobati penyakit tersebut yang dapat mempengaruhi kualitas tidur. Misalnya penyakit pada organ saraf, pencernaan pun pada gangguan sendi. Itu termasuk faktor pada gangguan tidur," ujar Ruth.
Hal Umum Seputar Gangguan Tidur
Mengacu pada The Institute for Fungtional Medicine, faktor non medis guna mengatasi gangguan tidur, dapat diatasi dengan memenuhi beberapa hal.
Di antaranya temperatur kamar berkisar 24-26 derajat Celcius, meredupkan pencahayaan atau menggelapkannya, lingkungan yang tenang dan tidak bising, warna ruangan yang lembut, kenyamanan kualitas kasur, dan ruangan tidur yang bersih dan sehat.
Gangguan tidur pun dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu Parasomnia yang berarti pengalaman atau perilaku aneh selama tidur (tidur berjalan dan mimpi buruk).
Ada pula Dysomnia, yakni gangguan terkait durasi, kualitas dan waktu saat tertidur (insomnia,hypersomnia,narkolepsi). Serta Apnea obstruktif yang terjadi dikarenakan lemahnya otot 'faring' yang menyebabkan kolapsnya saluran napas atas selama tidur berlangsung, umumnya mendengkur hebat, terengah-engah, tersedak dan lainnya.
Untuk mendapatkan rasa nyaman saat tidur, disarankan saat waktu malam, konsumsi makan agar tidak terlalu kenyang dan lakukan mengonsumsi makanan 2 atau 3 jam sebelum waktu tidur di malam hari. Selain itu membatasi waktu tidur siang dengan durasi 30-45 menit, dan usahakan bangun tidak lebih dari pukul 14.00. Hal itu dilakukan agar tidak mengganggu kualitas tidur pada malam harinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)