FITNESS & HEALTH
Mager? Awas, 5 Risiko Ini Bisa Memengaruhi Kesehatan!
Mia Vale
Minggu 15 Desember 2024 / 12:13
Jakarta: Dengan kemudahan teknologi di ujung jari kita, kita sering kali mendapati diri kita duduk dalam waktu lama, mengabaikan pentingnya gerakan fisik. Padahal, kurangnya aktivitas fisik dapat menimbulkan konsekuensi serius pada kesehatan dan kesejahteraan kita secara keseluruhan.
Tubuh manusia dirancang untuk bergerak, dan jika kita mengabaikan aktivitas fisik secara teratur, hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatan. Kondisi ini dalam dunia medis dikenal dengan istilah “sedentary lifestyle”.
Gaya hidup malas bergerak banyak dijalani masyarakat di seluruh dunia dengan persentase 60 - 85 persen. Teknologi yang semakin canggih semakin memudahkan aktivitas manusia, seperti membeli makanan dan keperluan lain yang bisa dilakukan sambil berbaring.
Tubuh yang tidak beraktivitas dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan gejala seperti sulit tidur, berat badan bertambah, dan mudah lelah. Berikut adalah beberapa efek samping dari magernya tubuh yang berkepanjangan.
Kurangnya aktivitas fisik sangat terkait dengan peningkatan risiko kondisi kronis seperti obesitas, diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, jenis kanker tertentu, dan gangguan muskuloskeletal.
Olahraga teratur membantu menjaga berat badan yang sehat, meningkatkan sirkulasi darah, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh, sehingga mengurangi risiko penyakit ini.
Bahkan studi yang diterbitkan dalam Nurses’ Health Study menyatakan bahwa wanita yang cukup beraktivitas fisik memiliki peluang terhindar dari stroke dan serangan jantung sebesar 50 persen. Ini menunjukkan bahwa pada individu yang kurang aktifitas, terlalu sering duduk memiliki risiko cukup besar mengalami stroke.
Baca juga: Makan Malam Terlalu Larut Menyebabkan Obesitas? Ini Penjelasannya
.jpg)
(Salah satu dampak negatif dari mager yaitu obesitas. Kurangnya aktivitas fisik ini menyebabkan kalori yang masuk ke tubuh tidak terbakar, sehingga menumpuk menjadi lemak dan menyebabkan obesitas. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Kurangnya aktivitas fisik berkontribusi terhadap penambahan berat badan dan obesitas. Jika kita tidak berolahraga secara teratur, mengutip laman Only Mh Health, kalori yang kita konsumsi tidak terbakar secara efektif, sehingga menyebabkan penambahan berat badan seiring berjalannya waktu.
Selain itu, perilaku kurang gerak sering kali menyebabkan pilihan pola makan yang buruk dan peningkatan asupan makanan yang tidak sehat dan padat kalori.
Kebiasaan mager (malas gerak), menurut situs resmi Pelayanan Kesehatan Kemenkes, akan membuat tubuh kehilangan massa otot sehingga otot akan lemah. Selain itu tubuh juga akan mengambil kalsium tulang.
Kepadatan tulang akan berkurang drastis. Jika dibiarkan, mengakibatkan tulang keropos atau yang biasa disebut dengan osteoporosis. Pergeseran penyakit osteoporosis pun tak hanya dialami oleh orang tua saja, namun kaum yang lebih muda pun bisa mudah terkena osteoporosis.
Terlalu lama duduk dan tiduran seharian, bisa berisiko mengalami resistensi insulin. Kondisi ini menyebabkan meningkatnya kadar gula dalam darah sehingga berpeluang terserang diabetes. Apalagi pada saat duduk atau tiduran, orang-orang cenderung mencari camilan yang kurang sehat. Camilan tersebut bisa jadi mengandung gula tinggi, sehingga menambah resiko terjadinya diabetes.
Pada saat bekerja sambil duduk lama membungkuk atau melengkung menjadikan tulang belakang jadi tegang. Paru tidak mendapat ruang cukup untuk mengembang optimal sehingga kadar oksigen yang bisa diedarkan ke seluruh tubuh lebih sedikit, sirkulasi juga akan terganggu jika kurang bergerak. Kurangnya oksigen yang diterima otak bisa menyebabkan turunnya konsentrasi.
Jadi, sangat penting untuk memutus siklus ketidakaktifan fisik dan memasukkan olahraga dan gerakan teratur ke dalam rutinitas harian kita. Bahkan perubahan kecil, seperti istirahat sejenak untuk melakukan peregangan, berjalan-jalan, atau melakukan hobi aktif, dapat membuat perbedaan signifikan dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan kita secara keseluruhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Tubuh manusia dirancang untuk bergerak, dan jika kita mengabaikan aktivitas fisik secara teratur, hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatan. Kondisi ini dalam dunia medis dikenal dengan istilah “sedentary lifestyle”.
Gaya hidup malas bergerak banyak dijalani masyarakat di seluruh dunia dengan persentase 60 - 85 persen. Teknologi yang semakin canggih semakin memudahkan aktivitas manusia, seperti membeli makanan dan keperluan lain yang bisa dilakukan sambil berbaring.
Tubuh yang tidak beraktivitas dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan gejala seperti sulit tidur, berat badan bertambah, dan mudah lelah. Berikut adalah beberapa efek samping dari magernya tubuh yang berkepanjangan.
1. Peningkatan risiko penyakit kronis
Kurangnya aktivitas fisik sangat terkait dengan peningkatan risiko kondisi kronis seperti obesitas, diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, jenis kanker tertentu, dan gangguan muskuloskeletal.
Olahraga teratur membantu menjaga berat badan yang sehat, meningkatkan sirkulasi darah, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh, sehingga mengurangi risiko penyakit ini.
Bahkan studi yang diterbitkan dalam Nurses’ Health Study menyatakan bahwa wanita yang cukup beraktivitas fisik memiliki peluang terhindar dari stroke dan serangan jantung sebesar 50 persen. Ini menunjukkan bahwa pada individu yang kurang aktifitas, terlalu sering duduk memiliki risiko cukup besar mengalami stroke.
Baca juga: Makan Malam Terlalu Larut Menyebabkan Obesitas? Ini Penjelasannya
2. Pertambahan berat badan
.jpg)
(Salah satu dampak negatif dari mager yaitu obesitas. Kurangnya aktivitas fisik ini menyebabkan kalori yang masuk ke tubuh tidak terbakar, sehingga menumpuk menjadi lemak dan menyebabkan obesitas. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Kurangnya aktivitas fisik berkontribusi terhadap penambahan berat badan dan obesitas. Jika kita tidak berolahraga secara teratur, mengutip laman Only Mh Health, kalori yang kita konsumsi tidak terbakar secara efektif, sehingga menyebabkan penambahan berat badan seiring berjalannya waktu.
Selain itu, perilaku kurang gerak sering kali menyebabkan pilihan pola makan yang buruk dan peningkatan asupan makanan yang tidak sehat dan padat kalori.
3. Memicu osteoporosis
Kebiasaan mager (malas gerak), menurut situs resmi Pelayanan Kesehatan Kemenkes, akan membuat tubuh kehilangan massa otot sehingga otot akan lemah. Selain itu tubuh juga akan mengambil kalsium tulang.
Kepadatan tulang akan berkurang drastis. Jika dibiarkan, mengakibatkan tulang keropos atau yang biasa disebut dengan osteoporosis. Pergeseran penyakit osteoporosis pun tak hanya dialami oleh orang tua saja, namun kaum yang lebih muda pun bisa mudah terkena osteoporosis.
4. Resistensi insulin
Terlalu lama duduk dan tiduran seharian, bisa berisiko mengalami resistensi insulin. Kondisi ini menyebabkan meningkatnya kadar gula dalam darah sehingga berpeluang terserang diabetes. Apalagi pada saat duduk atau tiduran, orang-orang cenderung mencari camilan yang kurang sehat. Camilan tersebut bisa jadi mengandung gula tinggi, sehingga menambah resiko terjadinya diabetes.
5. Konsentrasi menurun
Pada saat bekerja sambil duduk lama membungkuk atau melengkung menjadikan tulang belakang jadi tegang. Paru tidak mendapat ruang cukup untuk mengembang optimal sehingga kadar oksigen yang bisa diedarkan ke seluruh tubuh lebih sedikit, sirkulasi juga akan terganggu jika kurang bergerak. Kurangnya oksigen yang diterima otak bisa menyebabkan turunnya konsentrasi.
Jadi, sangat penting untuk memutus siklus ketidakaktifan fisik dan memasukkan olahraga dan gerakan teratur ke dalam rutinitas harian kita. Bahkan perubahan kecil, seperti istirahat sejenak untuk melakukan peregangan, berjalan-jalan, atau melakukan hobi aktif, dapat membuat perbedaan signifikan dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan kita secara keseluruhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)