FITNESS & HEALTH

Tips Anak Muda Hadapi Pandemi, Salah Satunya Hindari Hoaks

Kumara Anggita
Selasa 17 Agustus 2021 / 13:36
Jakarta: Tingginya arus informasi membuat banyak dari kita, termasuk generasi muda terkecoh dengan hoaks atau berita bohong. Tanpa disadari, hoaks di masa pandemi ini ternyata bisa memberikan tambahan masalah pada psikologis.

Psikolog Klinis Dewasa, Yulius Steven, M.Psi., Psikolog menjelaskan bahwa masa pandemi ini saja sudah menjadi tantangan sendiri. Dan hoaks akan memberikan tambahan masalah lagi. Untuk itu, ia menganjurkan agar setiap orang tetap terhubung satu sama lain untuk saling menguatkan.

“Jadi pandemi ini menjadi tantangan kita semua khususnya untuk kesehatan mental,” jelasnya saat dihubungi Medcom Gaya.id. Ia menganjurkan kamu untuk melakukan beberapa hal antara lain:
 

1. Tetap terhubung


“Dalam pandemi ini yang paling penting kita lakukan adalah keterhubungan dengan orang lain. Karena, saat ini interaksi secara langsung itu sulit didapatkan sehingga mau tidak mau harus mengganti dengan berbagai cara. Tanpa interaksi ini banyak dampaknya misalnya rasa kesepian, stres, kecemasan, depresi bahkan ada yang mencoba untuk atau bunuh diri,” tambahnya.

Aksi sederhana ini akan membuat kamu merasa mendapatkan dukungan. Ini akan memberikan kenyamanan tersendiri. Tak hanya itu, masih ada aktivitas bermanfaat lainnya yang bisa kamu ikuti untuk mencegah atau mengontrol pikiran negatif yang kerap kali muncul.


aktif
(Anak muda harus tetap aktif di masa pandemi ini. Karena dengan ini kita mencegah berbagai hal seperti overthinking dan kecemasan. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
 

2. Tetap aktif


“Tujuan tetap terhubung adalah untuk saling mendukung. Ini sebagai salah satu cara untuk keep us sane (tetap waras) di masa pandemi yang sulit ini. Selain itu kita juga perlu untuk tetap aktif di masa ini karena dengan ini kita mencegah berbagai hal seperti overthinking dan kecemasan dan lain-lain,” jelasnya.
 

3. Menghindari hoaks


Hoaks adalah berita bohong yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Namun, sayangnya banyak yang terkecoh dan percaya dengan informasi tersebut.

Menurut Yulius, hoaks ini bisa membuat konflik muncul. Orang yang menerima berbagai bentuk hoaks dan orang yang percaya dengan fakta bisa berdebat yang menghasilkan kerenggangan hubungan. Tentunya ini tidak dibutuhkan di masa pandemi ini. Yang dibutuhkan adalah rasa keterhubungan.

“Dan coba juga untuk memilah-milah berita yang valid dan hoaks. Karena di masa pandemi ini kita sadar banget bahwa banyak berita yang muncul di WA, sosmed dan lain-lain. Kita harus pintar memilahnya," katanya.

"Dengan melihat referensi lain, lihat berita lain terkait topik yang kita dapatkan sehingga kita tau mana yang benar dan hoaks. Itu cara untuk survive di kondisi pandemi ini,” pesannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH