FITNESS & HEALTH

Berapa Banyak Telur yang Harus Dimakan Anak-anak Setiap Hari?

Yatin Suleha
Minggu 05 Oktober 2025 / 08:11
Jakarta: Tidak ada aturan tetap tentang berapa banyak telur yang ideal untuk dikonsumsi oleh anak-anak atau orang dewasa setiap hari. Jumlah yang tepat bisa berbeda-beda tergantung pada ukuran tubuh, tingkat aktivitas sehari-hari, dan faktor genetik seseorang.

Namun, Tami Best, seorang ahli gizi terdaftar yang fokus pada nutrisi fungsional dan integratif dari Top Nutrition Coaching di New York menyarankan satu hingga tiga telur per hari sebagai target yang aman untuk kebanyakan orang.

Dikutip dari Parents, Asosiasi Jantung Amerika merekomendasikan mengonsumsi satu telur per hari untuk individu sehat dengan kadar kolesterol normal.
 
Thomson menegaskan bahwa telur “sangat bergizi,”, tetapi ia menekankan pentingnya variasi dalam pola makan. “Sama seperti makanan lainnya, kita tidak ingin bergantung sepenuhnya pada telur.”

Thomson menyarankan, “Usahakan untuk memasukkan sumber protein yang berbeda sepanjang hari untuk nutrisi optimal.”

Misalnya, gabungkan telur dengan protein dari ikan, kacang, atau daging tanpa lemak untuk mendapatkan manfaat lengkap.

Ia juga memperingatkan bahwa, meskipun studi menunjukkan kolesterol dalam makanan tidak memengaruhi kadar kolesterol darah seperti yang kita duga pada pertengahan abad ke-20, ia mengatakan bahwa orang dapat merespons kolesterol dalam makanan dengan cara yang berbeda.

“Beberapa individu mungkin tidak mengalami perubahan signifikan pada kadar kolesterol darah mereka setelah mengonsumsi telur, sementara yang lain mungkin mengalami peningkatan yang lebih besar,” katanya.


(Lizzy Swick, seorang ahli gizi terdaftar yang tinggal di New Jersey mengatakan telur hanyalah salah satu pilihan. Alternatif seperti tahu, tempe, atau yoghurt nabati. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)

Hal ini terutama berlaku bagi orang dengan kondisi genetik, seperti hiperkolesterolemia familial atau varian gen APOE4 dan disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional terlebih dahulu.

Dengan pendekatan ini, orang tua bisa merasa tenang saat menyajikan telur, asal tetap memperhatikan keseimbangan makanan secara keseluruhan.
 

Bagaimana jika anak tidak makan telur?


Beberapa anak mungkin alergi terhadap telur, ada pula yang mengikuti diet vegan, atau sekadar pemilih makanan yang sulit diajak makan telur. Apa pun alasannya, para ahli meyakinkan bahwa hal ini bukan masalah besar.

Lizzy Swick, seorang ahli gizi terdaftar yang tinggal di New Jersey menyarankan agar orang tua fokus pada “pola makan sehat secara keseluruhan yang mencakup banyak makanan utuh dan protein rendah lemak.”

Ia menjelaskan bahwa ada banyak cara untuk membangun pola makan yang baik, dan “telur hanyalah salah satu pilihan. Alternatif seperti tahu, tempe, atau yoghurt nabati bisa menggantikan peran telur dengan nutrisi serupa."
 
Selain protein rendah lemak seperti telur, Swick menekankan bahwa buah-buahan segar, sayuran berwarna-warni, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, ikan berlemak seperti salmon, dan lemak sehat dari tumbuhan seperti alpukat juga harus menjadi bagian tetap dari setiap makanan.

Dengan kata lain, kunci kesehatan adalah keragaman, bukan bergantung pada satu jenis makanan saja. Orang tua bisa bereksperimen dengan resep sederhana untuk membuat makanan menarik, sehingga anak-anak tetap mendapat nutrisi lengkap meskipun tanpa telur.


Secillia Nur Hafifah

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH