Telur. DOK Freepik
Telur. DOK Freepik

Pakar IPB Ungkap Alasan Telur Ayam Fertil Tidak Layak Konsumsi dan Dilarang Diperjualbelikan

Renatha Swasty • 30 Oktober 2025 12:42
Jakarta: Sobat Medcom tahu enggak sih, tidak semua telur ayam aman dikonsumsi masyarakat. Guru Besar Ilmu Ternak Unggas IPB University, Niken Ulupi, menyebut telur ayam pedaging bibit (fertil) tidak layak dikonsumsi dan diperjualbelikan karena sifatnya yang mudah rusak.
 
“Telur fertil yang tidak memenuhi syarat untuk ditetaskan tidak boleh dijual di pasar. Kualitasnya rendah, masa simpannya pendek, dan mudah membusuk,” papar dosen Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan IPB University itu melalui keterangan tertulis, Kamis, 30 Oktober 2025. 
 
Niken menjelaskan telur ayam pedaging bibit berbeda dengan telur konsumsi pada umumnya. Telur konsumsi yang beredar di pasaran berasal dari industri ayam petelur komersial, yang seluruh ayamnya adalah betina dan menghasilkan telur infertil tanpa pembuahan.

Telur fertil dihasilkan dari ayam betina yang dibuahi pejantan, sehingga di dalamnya terdapat embrio. “Telur jenis ini membutuhkan penyimpanan bersuhu rendah. Jika dibiarkan pada suhu ruang, embrio dapat berkembang sebagian dan membuat telur cepat busuk,” papar dia. 
 
Niken menuturkan tujuan pemeliharaan ayam memang berbeda. Ada yang untuk menghasilkan telur, ada pula yang khusus menghasilkan daging. Karena itu berkembang beragam galur ayam, baik ras maupun lokal.
 
Ayam petelur komersial dipelihara untuk menghasilkan telur konsumsi, sedangkan ayam pedaging komersial seperti broiler dipelihara khusus untuk daging. “Ayam broiler komersial hanya dipelihara singkat, sekitar lima minggu, lalu dipotong. Jadi ayam pedaging tidak sampai bertelur,” kata Niken.
 
Dia menyebut ayam pedaging bibit (breeder broiler) dipelihara khusus untuk menghasilkan telur tertunas (fertil) yang ditetaskan menjadi bibit broiler komersial. “Telur-telur inilah yang disebut telur fertil, karena dihasilkan dari induk betina yang dibuahi pejantan,” sebut dia. 
 
Meski kandungan gizinya (terutama protein dan asam amino esensial) tidak jauh berbeda, risiko kerusakan telur fertil lebih tinggi dibandingkan dengan telur konsumsi. Oleh sebab itu, telur jenis ini tidak diperuntukkan untuk konsumsi masyarakat umum. 
 
Selain itu, penjualan telur dari industri pembibitan juga dapat mengganggu stabilitas harga telur konsumsi di pasaran. Niken mengungkap perbedaan telur konsumsi dengan telur fertil dapat dibedakan dari warna kerabang, bentuk, serta penandaan pada cangkangnya. 
 
“Pemahaman ini penting agar masyarakat dapat memilih telur yang aman, bergizi, dan sesuai peruntukannya,” tutur dia. 
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan