FITNESS & HEALTH
Tetap Hidup Bugar, Ini Tips Sehat Bagi Pengidap Hepatitis B
Medcom
Kamis 27 Juli 2023 / 16:10
Jakarta: Hari Hepatitis Sedunia yang jatuh pada 28 Juli mendatang menyadarkan kita bahwa masih banyak pengidap penyakit ini. Salah satunya adalah hepatitis B, yang juga ditekan oleh pemerintah Indonesia.
Secara data yang dipaparkan pada temu media, pada 2019 sebanyak 298 juta orang terinfeksi hepatitis B di seluruh dunia. Pun, 58 juta orang di dunia mengidap hepatitis C kronik.
Lebih parahnya, di Asia Tenggara telah terjadi sekitar 410 ribu kematian akibat hadirnya hepatitis B dan C. Menurut data global, lebih dari satu juta orang di dunia meninggal akibat terkena hepatitis B.
Di Indonesia sendiri, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar pada 2013, sudah ada 4,2 persen balita terinfeksi hepatitis B. Pada balita, tentunya dikhawatirkan hepatitis B ini bisa menjadi kronik.
Menurut Imran Pambudi, MPHM selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, tidak sedikit warga dunia yang tidak sadar mereka terkena hepatitis. Karena gejalanya biasanya baru muncul dalam kurun 1-4 bulan.
Berikut ini adalah beberapa gejala yang mungkin dirasakan oleh penderita hepatitis B:
- Sakit perut.
- Urine berwarna gelap.
- Tinja berwarna keabu-abuan atau keputihan.
- Demam.
- Nyeri otot.
- Hilang nafsu makan.
- Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, dan diare.
- Cepat lelah.
- Warna kulit dan mata menjadi kekuningan (sakit kuning).
Lebih lanjut, Imran mengatakan hepatitis B dapat sembuh dan tidak menyebabkan sirosis, jika sebagai pengidap kita tetap menjalankan prosedur penyembuhan. Prosedurnya pun seperti diberikan obat-obatan dan juga vaksinasi.
Selain itu, ternyata menjalankan pengobatan saja tidak cukup. Kamu perlu untuk menjalankan pola hidup sehat ketika menjalani masa penyembuhan. Hal ini berguna meminimalkan risiko kerusakan hati dan bisa beraktivitas seperti biasanya.
"Sayangi hati kita, one life one liver, kita nggak punya cadangan hati bagus jadi kita harus menjaga hati kita," ungkap Imran dalam temu media secara virtual tentang Hari Hepatitis Sedunia.
Mennurut dr. Airindya Bella dalam Alodokter, memberikan tips untuk tetap menjalankan hidup sehat meski mengalami hepatitis B, antara lain:
- Hindari perilaku seks berisiko, seperti berhubungan intim tanpa kondom dan bergonta-ganti pasangan.
- Gunakan kondom untuk pria dan dental dam untuk wanita saat melakukan seks oral.
- Hindari berbagi jarum suntik dengan orang lain dan peralatan pribadi, seperti alat cukur dan sikat gigi.
- Konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, seperti buah, sayuran, protein, dan kacang-kacangan.
- Jauhi makanan yang banyak mengandung gula, garam, dan kolesterol, serta hindari minum minuman beralkohol.
- Jangan merokok dan jauhi asap rokok.
- Lakukan olahraga secara rutin.
- Cukupi waktu istirahat dan tidur.
- Kelola stres.
Pengidap hepatitis B yang ingin memiliki anak pun disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memulai program hamil. Karena akan berpengaruh terhadap janin yang akan dikandung.
Untuk mencegah penularan virus hepatitis B ke orang lain, penderita hepatitis B dianjurkan untuk tidak mendonorkan darah, organ tubuh, sperma, atau sel telurnya. Jadi, perlu untuk berkonsultasi terlebih dahulu.
Pun, jika ternyata dinyatakan positif setelah program hamil, Imran mengatakan bahwa badan kesehatan akan membantu semaksimal mungkin. Tentunya ini perlu kerja sama dengan setiap individu yang terlibat agar hepatitis tidak kian meluas.
"Kita harus lakukan vaksinasi, terutama ibu hamil dan kalaupun ibunya positif, kita juga ada dan pemerintah sudah menyediakan berbagai upaya di dalam rangka mencegah dan mengobati penyakit ini," pungkas Imran.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Secara data yang dipaparkan pada temu media, pada 2019 sebanyak 298 juta orang terinfeksi hepatitis B di seluruh dunia. Pun, 58 juta orang di dunia mengidap hepatitis C kronik.
Lebih parahnya, di Asia Tenggara telah terjadi sekitar 410 ribu kematian akibat hadirnya hepatitis B dan C. Menurut data global, lebih dari satu juta orang di dunia meninggal akibat terkena hepatitis B.
Di Indonesia sendiri, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar pada 2013, sudah ada 4,2 persen balita terinfeksi hepatitis B. Pada balita, tentunya dikhawatirkan hepatitis B ini bisa menjadi kronik.
Menurut Imran Pambudi, MPHM selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, tidak sedikit warga dunia yang tidak sadar mereka terkena hepatitis. Karena gejalanya biasanya baru muncul dalam kurun 1-4 bulan.
Berikut ini adalah beberapa gejala yang mungkin dirasakan oleh penderita hepatitis B:
- Sakit perut.
- Urine berwarna gelap.
- Tinja berwarna keabu-abuan atau keputihan.
- Demam.
- Nyeri otot.
- Hilang nafsu makan.
- Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, dan diare.
- Cepat lelah.
- Warna kulit dan mata menjadi kekuningan (sakit kuning).
Lebih lanjut, Imran mengatakan hepatitis B dapat sembuh dan tidak menyebabkan sirosis, jika sebagai pengidap kita tetap menjalankan prosedur penyembuhan. Prosedurnya pun seperti diberikan obat-obatan dan juga vaksinasi.
Selain itu, ternyata menjalankan pengobatan saja tidak cukup. Kamu perlu untuk menjalankan pola hidup sehat ketika menjalani masa penyembuhan. Hal ini berguna meminimalkan risiko kerusakan hati dan bisa beraktivitas seperti biasanya.
"Sayangi hati kita, one life one liver, kita nggak punya cadangan hati bagus jadi kita harus menjaga hati kita," ungkap Imran dalam temu media secara virtual tentang Hari Hepatitis Sedunia.
Mennurut dr. Airindya Bella dalam Alodokter, memberikan tips untuk tetap menjalankan hidup sehat meski mengalami hepatitis B, antara lain:
- Hindari perilaku seks berisiko, seperti berhubungan intim tanpa kondom dan bergonta-ganti pasangan.
- Gunakan kondom untuk pria dan dental dam untuk wanita saat melakukan seks oral.
- Hindari berbagi jarum suntik dengan orang lain dan peralatan pribadi, seperti alat cukur dan sikat gigi.
- Konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, seperti buah, sayuran, protein, dan kacang-kacangan.
- Jauhi makanan yang banyak mengandung gula, garam, dan kolesterol, serta hindari minum minuman beralkohol.
- Jangan merokok dan jauhi asap rokok.
- Lakukan olahraga secara rutin.
- Cukupi waktu istirahat dan tidur.
- Kelola stres.
Pengidap hepatitis B yang ingin memiliki anak pun disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memulai program hamil. Karena akan berpengaruh terhadap janin yang akan dikandung.
Untuk mencegah penularan virus hepatitis B ke orang lain, penderita hepatitis B dianjurkan untuk tidak mendonorkan darah, organ tubuh, sperma, atau sel telurnya. Jadi, perlu untuk berkonsultasi terlebih dahulu.
Pun, jika ternyata dinyatakan positif setelah program hamil, Imran mengatakan bahwa badan kesehatan akan membantu semaksimal mungkin. Tentunya ini perlu kerja sama dengan setiap individu yang terlibat agar hepatitis tidak kian meluas.
"Kita harus lakukan vaksinasi, terutama ibu hamil dan kalaupun ibunya positif, kita juga ada dan pemerintah sudah menyediakan berbagai upaya di dalam rangka mencegah dan mengobati penyakit ini," pungkas Imran.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)