FAMILY
Kenali 5 Masalah yang Umum Terjadi pada Keluarga dan Apa Akibatnya
Mia Vale
Kamis 14 November 2024 / 13:11
Jakarta: Tidak ada keluarga yang sempurna, namun bagi orang-orang yang kehidupan keluarganya belum pernah mengalami konflik, mungkin sulit untuk mengenali masalah keluarga yang muncul.
Misalnya, masalah keluarga lebih dari sekadar pelecehan atau kecanduan, dan mencakup sejumlah hal berbeda yang memengaruhi setiap anggota keluarga.
Hal utama dalam setiap permasalahan keluarga adalah sesuatu yang menimbulkan stres dan ketegangan dalam keluarga, yang pada gilirannya berdampak negatif terhadap anggota keluarga tersebut, terutama jika ada anak kecil yang terlibat.
Permasalahan atau persoalan keluarga sendiri mencakup segala jenis dinamika, perilaku, dan/atau pola yang mengganggu rumah tangga atau keluarga secara keseluruhan.
Baca juga: Tren Wisata Jelaskan JOMO, Pengganti FOMO, Apa Itu?
Tantangannya bisa berkisar dari tantangan yang lebih kecil dan umum seperti bentrokan kepribadian atau membagi tugas rumah tangga, hingga masalah yang lebih intens seperti memiliki orang tua yang narsistik, pelecehan, atau trauma antargenerasi, menurut psikoterapis berlisensi Babita Spinelli, L.P. Berikut beberapa jenis permasalahan keluarga yang umum terjadi, menurut para ahli.
Dimulai dari hal yang sederhana, tidak jarang sebuah keluarga memiliki kepribadian yang berbenturan. Mungkin saudara kandung tidak akur satu sama lain, atau satu anak tidak akur dengan salah satu atau kedua orang tuanya, jelas psikoterapis Annette Nuñez, Ph.D., LMFT, kepada Mindbodygreen.
"Hal ini bisa menjadi langkah besar ketika kamu berhadapan dengan seseorang yang menunjukkan kecenderungan narsistik atau sifat toksik lainnya," tambah Spinelli. Akibatnya, bisa menimbulkan banyak masalah lain ke dalam anggota keluarga, seperti gaslighting atau tindakan manipulasi untuk membuat korban merasa bersalah!
.jpg)
(Perceraian tentu saja mengganggu unit keluarga dan dapat menimbulkan masalah jika dibiarkan begitu saja. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Nuñez dan Spinelli sama-sama mencatat bahwa kurangnya komunikasi yang terbuka dan sehat adalah akar dari banyak masalah umum keluarga. Seperti yang dijelaskan Spinelli, jika sangat sulit untuk benar-benar berbicara dengan anggota keluarga, jika ada masalah kepercayaan, jika ada masalah yang disembunyikan, atau tidak bisa mengungkapkan apa yang dirasakan, semua itu adalah masalah keluarga seputar komunikasi.
Perfeksionisme dalam sebuah keluarga dapat menimbulkan dampak yang sangat negatif terhadap anak-anak dan harga diri mereka. Sebagaimana dicatat oleh Nuñez, ketika orang tua mempermalukan atau mendikte bagaimana seharusnya perasaan atau perilaku anak, hal ini dapat berdampak buruk pada kemampuan mereka untuk tumbuh sebagai individu. Hal ini bahkan dapat menyebabkan apa yang dikenal sebagai sindrom anak emas (golden child syndrome).
Salah satu rintangan terbesar dalam mengasuh anak sebagai pasangan adalah mencari cara untuk menggabungkan gaya pengasuhan orang tua dengan cara yang efektif. Jika tidak bisa, hal ini dapat menyebabkan beberapa masalah. Hal ini dapat menimbulkan banyak ketegangan jika orang tua tidak sepaham dalam mengasuh anak.
Ini mungkin tampak kekanak-kanakan, tetapi tugas rumah sangatlah penting. Kalau beban mengurus rumah tangga dipikul oleh satu orang saja, itu tanggung jawab dan tekanan yang besar. Nuñez mencatat bahwa penting bagi pekerjaan rumah tangga untuk dibagi dengan cara yang adil dan sesuai usia, sehingga salah satu orang tua tidak merasa dimanfaatkan, dan anak-anak mulai belajar bagaimana mengurus diri mereka sendiri.
Tidak ada keluarga yang tidak mengalami sedikit disfungsi. Bagaimanapun, ikon spiritual Ram Dass pernah berkata, "Jika kamu merasa telah tercerahkan, habiskan waktu seminggu bersama keluargamu."
Namun betapa pun banyaknya masalah yang keluarga kamu hadapi, yang diperlukan hanyalah salah satu dari kamu untuk mengidentifikasi masalah yang ada, mengatasinya, dan memutus rantai untuk generasi mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Misalnya, masalah keluarga lebih dari sekadar pelecehan atau kecanduan, dan mencakup sejumlah hal berbeda yang memengaruhi setiap anggota keluarga.
Hal utama dalam setiap permasalahan keluarga adalah sesuatu yang menimbulkan stres dan ketegangan dalam keluarga, yang pada gilirannya berdampak negatif terhadap anggota keluarga tersebut, terutama jika ada anak kecil yang terlibat.
Permasalahan atau persoalan keluarga sendiri mencakup segala jenis dinamika, perilaku, dan/atau pola yang mengganggu rumah tangga atau keluarga secara keseluruhan.
Baca juga: Tren Wisata Jelaskan JOMO, Pengganti FOMO, Apa Itu?
Tantangannya bisa berkisar dari tantangan yang lebih kecil dan umum seperti bentrokan kepribadian atau membagi tugas rumah tangga, hingga masalah yang lebih intens seperti memiliki orang tua yang narsistik, pelecehan, atau trauma antargenerasi, menurut psikoterapis berlisensi Babita Spinelli, L.P. Berikut beberapa jenis permasalahan keluarga yang umum terjadi, menurut para ahli.
1. Kepribadian yang toksik
Dimulai dari hal yang sederhana, tidak jarang sebuah keluarga memiliki kepribadian yang berbenturan. Mungkin saudara kandung tidak akur satu sama lain, atau satu anak tidak akur dengan salah satu atau kedua orang tuanya, jelas psikoterapis Annette Nuñez, Ph.D., LMFT, kepada Mindbodygreen.
"Hal ini bisa menjadi langkah besar ketika kamu berhadapan dengan seseorang yang menunjukkan kecenderungan narsistik atau sifat toksik lainnya," tambah Spinelli. Akibatnya, bisa menimbulkan banyak masalah lain ke dalam anggota keluarga, seperti gaslighting atau tindakan manipulasi untuk membuat korban merasa bersalah!
.jpg)
(Perceraian tentu saja mengganggu unit keluarga dan dapat menimbulkan masalah jika dibiarkan begitu saja. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
2. Komunikasi yang buruk
Nuñez dan Spinelli sama-sama mencatat bahwa kurangnya komunikasi yang terbuka dan sehat adalah akar dari banyak masalah umum keluarga. Seperti yang dijelaskan Spinelli, jika sangat sulit untuk benar-benar berbicara dengan anggota keluarga, jika ada masalah kepercayaan, jika ada masalah yang disembunyikan, atau tidak bisa mengungkapkan apa yang dirasakan, semua itu adalah masalah keluarga seputar komunikasi.
3. Tekanan berat dari orang tua
Perfeksionisme dalam sebuah keluarga dapat menimbulkan dampak yang sangat negatif terhadap anak-anak dan harga diri mereka. Sebagaimana dicatat oleh Nuñez, ketika orang tua mempermalukan atau mendikte bagaimana seharusnya perasaan atau perilaku anak, hal ini dapat berdampak buruk pada kemampuan mereka untuk tumbuh sebagai individu. Hal ini bahkan dapat menyebabkan apa yang dikenal sebagai sindrom anak emas (golden child syndrome).
4. Gaya pengasuhan yang berbeda
Salah satu rintangan terbesar dalam mengasuh anak sebagai pasangan adalah mencari cara untuk menggabungkan gaya pengasuhan orang tua dengan cara yang efektif. Jika tidak bisa, hal ini dapat menyebabkan beberapa masalah. Hal ini dapat menimbulkan banyak ketegangan jika orang tua tidak sepaham dalam mengasuh anak.
5. Mengelola rumah tangga
Ini mungkin tampak kekanak-kanakan, tetapi tugas rumah sangatlah penting. Kalau beban mengurus rumah tangga dipikul oleh satu orang saja, itu tanggung jawab dan tekanan yang besar. Nuñez mencatat bahwa penting bagi pekerjaan rumah tangga untuk dibagi dengan cara yang adil dan sesuai usia, sehingga salah satu orang tua tidak merasa dimanfaatkan, dan anak-anak mulai belajar bagaimana mengurus diri mereka sendiri.
Tidak ada keluarga yang tidak mengalami sedikit disfungsi. Bagaimanapun, ikon spiritual Ram Dass pernah berkata, "Jika kamu merasa telah tercerahkan, habiskan waktu seminggu bersama keluargamu."
Namun betapa pun banyaknya masalah yang keluarga kamu hadapi, yang diperlukan hanyalah salah satu dari kamu untuk mengidentifikasi masalah yang ada, mengatasinya, dan memutus rantai untuk generasi mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)