WISATA
Tren Wisata Jelaskan JOMO, Pengganti FOMO, Apa Itu?
Aulia Putriningtias
Senin 04 November 2024 / 17:32
Jakarta: Fear of Missing Out (FOMO) telah menjadi tren besar dalam ketertinggalan suatu hal. Namun, baru-baru ini kata JOMO atau Joy of Missing Out juga mengudara di media sosial. Apa itu?
Menurut situs Cleveland and Clinic, JOMO dianggap sebagai sepupu jauh FOMO. Dilansir dalam Vrbo, dalam tren wisata, wisatawan akan lebih banyak mengurangi perasaan FOMO mereka, dan sebaliknya lebih senang merasakan JOMO.
JOMO ini melambangkan kelegaan dari kebutuhan yang tak tertahankan dan penuh rasa bersalah untuk terus-menerus aktif dan terus-menerus produktif. Hal ini muncul sebagai reaksi terhadap 'budaya kerja keras' dan model 'kesuksesan' lain yang diterima secara luas.
Dalam arti sederhana, JOMO adalah bagaimana menjalani hidup dengan bangga di jalur lambat dan memperoleh kesenangan dari pengucilan sosial. Pun, dalam tren wisata, perjalanan JOMO dikatakan menawarkan cara baru.
Secara mudah dimengerti, JOMO adalah lawan dari FOMO, yaitu perasaan senang dan puas saat melewatkan acara atau pengalaman tertentu. Jadi, kamu masih baik-baik saja walau melewatkan yang lagi viral-viralnya. Keep it cool atau relax saja, walau dunia sedang heboh hal tertentu.
Baca juga: 4 Destinasi Singapura yang Wajib Dikunjungi First-Time Travelers
"Perjalanan JOMO berarti melakukan lebih sedikit kegiatan saat liburan untuk melarikan diri dari hiruk pikuk kehidupan sehari-hari dan menginap di kabin yang nyaman atau rumah tepi pantai yang damai dan meningkatkan relaksasi dan memulihkan hubungan," ungkap Vrbo.
Vrbo juga memandang bahwa wisatawan sudah mulai beralih kepada pandangan liburan yang optimis dan minimalis. Ini meninggalkan tekanan di mana terus menerus mengikuti tren media sosial.
.jpg)
(JOMO juga dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan mental seseorang, karena membantu kamu menjalani hidup dengan tenang dan nyaman. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Tren wisata JOMO ini akan membuat wisatawan merasa lebih bebas melakukan apa saja. Tentunya tanpa perlu memikirkan hal-hal viral di media sosial dan tidak selalu harus disetir fyp (for your page) dan algoritma.
Dilansir dalam Euronews, dua pertiga wisatawan Inggris mengatakan tren ini mengurangi stres dan kecemasan. Pun, hampir setengah dari mereka mengatakan mereka merasa lebih lepas dari tanggung jawab sehari-hari.
Tren sebutan ini disambut baik dikarenakan seharusnya memang menjalankan hidup seperti ini, terutama di tengah banyaknya hal-hal yang menyetir diri untuk mengikuti apa yang terkini (terviral). Singkatnya, hidup lebih berjalan santai.
Ini juga tentunya cocok menjadi tren wisata yang belakangan ini. Banyak yang terus menerus mengikuti algoritma media sosial, hingga rasanya ketakutan untuk tidak mengikuti tren.
Padahal, sebaiknya untuk memilih apa yang ingin kita senangi, ikutlah dari kata hati. Liburan adalah tentang menikmati dan melepas stres yang selama ini diemban dalam pikiran.
Sobat Medcom, apakah kamu juga ingin mengikuti tren sebutan ini untuk melawan rasa FOMO? Ingatlah untuk selalu tidak terpaku mengikuti berbagai tren yang sedang mengudara, ya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Menurut situs Cleveland and Clinic, JOMO dianggap sebagai sepupu jauh FOMO. Dilansir dalam Vrbo, dalam tren wisata, wisatawan akan lebih banyak mengurangi perasaan FOMO mereka, dan sebaliknya lebih senang merasakan JOMO.
JOMO ini melambangkan kelegaan dari kebutuhan yang tak tertahankan dan penuh rasa bersalah untuk terus-menerus aktif dan terus-menerus produktif. Hal ini muncul sebagai reaksi terhadap 'budaya kerja keras' dan model 'kesuksesan' lain yang diterima secara luas.
Dalam arti sederhana, JOMO adalah bagaimana menjalani hidup dengan bangga di jalur lambat dan memperoleh kesenangan dari pengucilan sosial. Pun, dalam tren wisata, perjalanan JOMO dikatakan menawarkan cara baru.
Secara mudah dimengerti, JOMO adalah lawan dari FOMO, yaitu perasaan senang dan puas saat melewatkan acara atau pengalaman tertentu. Jadi, kamu masih baik-baik saja walau melewatkan yang lagi viral-viralnya. Keep it cool atau relax saja, walau dunia sedang heboh hal tertentu.
Baca juga: 4 Destinasi Singapura yang Wajib Dikunjungi First-Time Travelers
"Perjalanan JOMO berarti melakukan lebih sedikit kegiatan saat liburan untuk melarikan diri dari hiruk pikuk kehidupan sehari-hari dan menginap di kabin yang nyaman atau rumah tepi pantai yang damai dan meningkatkan relaksasi dan memulihkan hubungan," ungkap Vrbo.
Vrbo juga memandang bahwa wisatawan sudah mulai beralih kepada pandangan liburan yang optimis dan minimalis. Ini meninggalkan tekanan di mana terus menerus mengikuti tren media sosial.
.jpg)
(JOMO juga dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan mental seseorang, karena membantu kamu menjalani hidup dengan tenang dan nyaman. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Tren wisata JOMO ini akan membuat wisatawan merasa lebih bebas melakukan apa saja. Tentunya tanpa perlu memikirkan hal-hal viral di media sosial dan tidak selalu harus disetir fyp (for your page) dan algoritma.
Dilansir dalam Euronews, dua pertiga wisatawan Inggris mengatakan tren ini mengurangi stres dan kecemasan. Pun, hampir setengah dari mereka mengatakan mereka merasa lebih lepas dari tanggung jawab sehari-hari.
Tren sebutan ini disambut baik dikarenakan seharusnya memang menjalankan hidup seperti ini, terutama di tengah banyaknya hal-hal yang menyetir diri untuk mengikuti apa yang terkini (terviral). Singkatnya, hidup lebih berjalan santai.
Ini juga tentunya cocok menjadi tren wisata yang belakangan ini. Banyak yang terus menerus mengikuti algoritma media sosial, hingga rasanya ketakutan untuk tidak mengikuti tren.
Padahal, sebaiknya untuk memilih apa yang ingin kita senangi, ikutlah dari kata hati. Liburan adalah tentang menikmati dan melepas stres yang selama ini diemban dalam pikiran.
Sobat Medcom, apakah kamu juga ingin mengikuti tren sebutan ini untuk melawan rasa FOMO? Ingatlah untuk selalu tidak terpaku mengikuti berbagai tren yang sedang mengudara, ya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)