FAMILY
Penculikan Anak di Makassar, Ini 5 Tips agar Anak Dapat Menghindarinya
Yatin Suleha
Selasa 11 November 2025 / 20:24
Jakarta: Kasus penculikan dan penjualan anak di bawah umur viral. Berinisial B (usia 4 tahun) di Makassar menyita perhatian dan akhirnya ditemukan selamat di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi menjadi peringatan keras bagi para orang tua.
Moms memang dalam kehidupan sehari-hari yang penuh kegiatan, orang tua sering kali khawatir tentang keselamatan anak di tengah keramaian atau saat mereka beraktivitas sendiri. Penculikan adalah ancaman serius yang bisa terjadi kapan saja, baik di jalanan, tempat umum, atau bahkan melalui dunia digital.
Namun, dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kamu bisa membantu anakmu menghindari bahaya ini dan tumbuh dengan rasa aman.
Berikut adalah lima tips agar kamu tidak hanya melindungi anak dari risiko penculikan, tapi juga membangun kepercayaan diri mereka dalam menghadapi dunia luar.
Ketika anak berada di tempat ramai seperti pasar, taman, atau mal, pastikan kamu selalu dalam jarak dekat untuk memantau mereka. Ini artinya jangan biarkan anak keluar dari pandanganmu, bahkan sejenak karena situasi bisa berubah cepat.
Jika perlu, ajak keluarga atau teman tepercaya untuk membantu mengawasi. Ajari anak untuk segera memberitahu jika ada orang yang tidak dikenal mendekati atau menawarkan sesuatu yang aneh, seperti makanan atau hadiah.
.jpg)
(Berikan pemahaman pada si kecil untuk tidak menerima pemberian dari orang yang tidak dikenal. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Buatlah pedoman sederhana untuk anak, misalnya jangan menerima bantuan dari orang asing atau pergi ke tempat sunyi tanpa persetujuan. Bahas pedoman ini bersama anak secara teratur, seperti saat makan bersama, supaya mereka paham ini sebagai bagian dari rutinitas harian.
Jelaskan tujuannya dengan cara yang ringan, seperti "Ini supaya kamu selalu aman dan bisa bermain bebas." Libatkan anak dalam pembuatan pedoman agar mereka merasa ikut serta.
Karena banyak anak aktif di internet, risiko penculikan bisa muncul dari aplikasi chat atau permainan online. Pastikan kamu selalu tahu apa yang anak lakukan di perangkat mereka, entah dengan duduk bersama atau menggunakan fitur pengawas orang tua.
Ajari anak untuk tidak berbagi data pribadi seperti alamat atau nomor telepon dengan orang yang belum dikenal secara daring. Jika anak sudah lebih besar, jelaskan bahaya membagikan foto atau lokasi, dan dorong mereka melapor jika menerima pesan yang tidak biasa.
Sediakan anak dengan alat identifikasi sederhana, seperti kartu atau gelang yang berisi nama lengkap, alamat rumah, nomor kontak orang tua, dan foto.
Pastikan anak tahu cara menggunakannya jika mereka tersesat. Jelaskan bahwa alat ini seperti "penolong" yang bisa membantu orang baik menghubungi keluarga. Selain itu, ajari anak menghafal nomor darurat atau alamat rumah agar mereka bisa meminta bantuan dengan mudah.
Diskusikan dengan staf sekolah atau pengasuh tentang cara mereka menjaga keamanan anak, seperti pengawasan saat jam istirahat atau proses pulang. Pastikan ada prosedur masuk-keluar yang ketat, dan berikan data kontak darurat yang lengkap.
Jika anak di tempat penitipan, lakukan hal serupa dan tanyakan tentang pengamanan, aturan, dan penanganan situasi mendadak. Dengan komunikasi ini, kamu menciptakan lapisan perlindungan bersama, sehingga anak tidak hanya aman di rumah, tapi juga di luar.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Moms memang dalam kehidupan sehari-hari yang penuh kegiatan, orang tua sering kali khawatir tentang keselamatan anak di tengah keramaian atau saat mereka beraktivitas sendiri. Penculikan adalah ancaman serius yang bisa terjadi kapan saja, baik di jalanan, tempat umum, atau bahkan melalui dunia digital.
Namun, dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kamu bisa membantu anakmu menghindari bahaya ini dan tumbuh dengan rasa aman.
Baca Juga :
Kapan Bayi Mulai Tertawa?
Berikut adalah lima tips agar kamu tidak hanya melindungi anak dari risiko penculikan, tapi juga membangun kepercayaan diri mereka dalam menghadapi dunia luar.
1. Awasi anak secara ketat di area publik
Ketika anak berada di tempat ramai seperti pasar, taman, atau mal, pastikan kamu selalu dalam jarak dekat untuk memantau mereka. Ini artinya jangan biarkan anak keluar dari pandanganmu, bahkan sejenak karena situasi bisa berubah cepat.
Jika perlu, ajak keluarga atau teman tepercaya untuk membantu mengawasi. Ajari anak untuk segera memberitahu jika ada orang yang tidak dikenal mendekati atau menawarkan sesuatu yang aneh, seperti makanan atau hadiah.
2. Tetapkan pedoman keselamatan yang jelas
.jpg)
(Berikan pemahaman pada si kecil untuk tidak menerima pemberian dari orang yang tidak dikenal. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Buatlah pedoman sederhana untuk anak, misalnya jangan menerima bantuan dari orang asing atau pergi ke tempat sunyi tanpa persetujuan. Bahas pedoman ini bersama anak secara teratur, seperti saat makan bersama, supaya mereka paham ini sebagai bagian dari rutinitas harian.
Jelaskan tujuannya dengan cara yang ringan, seperti "Ini supaya kamu selalu aman dan bisa bermain bebas." Libatkan anak dalam pembuatan pedoman agar mereka merasa ikut serta.
3. Pantau kegiatan anak di dunia maya
Karena banyak anak aktif di internet, risiko penculikan bisa muncul dari aplikasi chat atau permainan online. Pastikan kamu selalu tahu apa yang anak lakukan di perangkat mereka, entah dengan duduk bersama atau menggunakan fitur pengawas orang tua.
Ajari anak untuk tidak berbagi data pribadi seperti alamat atau nomor telepon dengan orang yang belum dikenal secara daring. Jika anak sudah lebih besar, jelaskan bahaya membagikan foto atau lokasi, dan dorong mereka melapor jika menerima pesan yang tidak biasa.
4. Berikan anak alat identifikasi diri
Sediakan anak dengan alat identifikasi sederhana, seperti kartu atau gelang yang berisi nama lengkap, alamat rumah, nomor kontak orang tua, dan foto.
Pastikan anak tahu cara menggunakannya jika mereka tersesat. Jelaskan bahwa alat ini seperti "penolong" yang bisa membantu orang baik menghubungi keluarga. Selain itu, ajari anak menghafal nomor darurat atau alamat rumah agar mereka bisa meminta bantuan dengan mudah.
5. Berkomunikasi dengan sekolah atau penitipan anak
Diskusikan dengan staf sekolah atau pengasuh tentang cara mereka menjaga keamanan anak, seperti pengawasan saat jam istirahat atau proses pulang. Pastikan ada prosedur masuk-keluar yang ketat, dan berikan data kontak darurat yang lengkap.
Jika anak di tempat penitipan, lakukan hal serupa dan tanyakan tentang pengamanan, aturan, dan penanganan situasi mendadak. Dengan komunikasi ini, kamu menciptakan lapisan perlindungan bersama, sehingga anak tidak hanya aman di rumah, tapi juga di luar.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)