Jakarta: Kebanyakan orang paham memang apa itu kehamilan, yaitu masa di mana satu atau lebih janin berkembang di dalam rahim, tetapi prosesnya masih sering disalahpahami. Kehamilan terjadi ketika sperma membuahi sel telur yang kemudian membentuk embrio.
Hal ini dapat terjadi secara alami melalui hubungan seksual vaginal atau dengan teknologi reproduksi buatan (ART) seperti inseminasi intrauterin (IUI) dan fertilisasi in vitro (IVF).
Embrio ini tumbuh jadi janin selama sekitar 40 minggu, dibagi menjadi tiga trimester. Pada awalnya, hormon berubah cepat untuk dukung pertumbuhan, dan rahim membesar pelan-pelan.
Kehamilan juga bisa dipengaruhi faktor seperti usia, kesehatan, atau gaya hidup, tapi pemantauan dini dapat membantu pastikan semuanya berjalan lancar.
Dilansir dari Parents, gejala kehamilan bisa berbeda-beda bagi setiap ibu dan juga antar kehamilan yang sama. Misalnya, pada kehamilan pertama, gejala mungkin lebih kuat, tetapi pada kehamilan berikutnya, bisa lebih ringan atau bahkan tidak terasa sama sekali.
Sementara beberapa ibu mengalami gejala khas, seperti mual dan payudara terasa nyeri. Di samping itu, yang lain ada yang tidak sadar kehamilannya, hingga ia mengetahuinya dari hasil tes kehamilan.
Ada juga yang merasa lelah luar biasa atau sering buang air kecil, tetapi tidak semua orang mengalami hal itu. Variasi ini normal karena tubuh setiap orang bereaksi berbeda terhadap perubahan yang terjadi.
Gejala ini muncul karena hormon kehamilan naik yang terjadi saat sinyal tubuh sedang beradaptasi dengan perubahan besar. Tidak semua gejala muncul sekaligus, dan intensitasnya bisa ringan atau kuat, tergantung tubuh masing-masing.
“Jika seseorang mengalami lebih dari satu dari gejala berikut, mereka sebaiknya melakukan tes kehamilan untuk memastikan apakah mereka hamil atau tidak,” kata Stephen Rechner, M.D., Kepala Divisi Obstetri dan Ginekologi Umum di Spectrum Health di Grand Rapids.
Namun, penting untuk diingat bahwa ibu masih bisa hamil meskipun tidak alami gejala apa pun.
“Jika tidak merasakan gejala apa pun, itu juga tidak masalah,” kata Cristina Perez, M.D., spesialis Obstetri dan Ginekologi di Women's Specialists of Houston di Texas Children's Pavilion for Women.
Beberapa orang bahkan tidak sadar hamil hingga minggu ke-12 atau lebih, terutama jika siklus menstruasi tidak teratur sebelumnya. Jika ragu, tes tetap jadi cara terbaik untuk konfirmasi.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Hal ini dapat terjadi secara alami melalui hubungan seksual vaginal atau dengan teknologi reproduksi buatan (ART) seperti inseminasi intrauterin (IUI) dan fertilisasi in vitro (IVF).
Embrio ini tumbuh jadi janin selama sekitar 40 minggu, dibagi menjadi tiga trimester. Pada awalnya, hormon berubah cepat untuk dukung pertumbuhan, dan rahim membesar pelan-pelan.
Kehamilan juga bisa dipengaruhi faktor seperti usia, kesehatan, atau gaya hidup, tapi pemantauan dini dapat membantu pastikan semuanya berjalan lancar.
Bagaimana seseorang tahu jika dia sedang hamil?
Dilansir dari Parents, gejala kehamilan bisa berbeda-beda bagi setiap ibu dan juga antar kehamilan yang sama. Misalnya, pada kehamilan pertama, gejala mungkin lebih kuat, tetapi pada kehamilan berikutnya, bisa lebih ringan atau bahkan tidak terasa sama sekali.
Sementara beberapa ibu mengalami gejala khas, seperti mual dan payudara terasa nyeri. Di samping itu, yang lain ada yang tidak sadar kehamilannya, hingga ia mengetahuinya dari hasil tes kehamilan.
Ada juga yang merasa lelah luar biasa atau sering buang air kecil, tetapi tidak semua orang mengalami hal itu. Variasi ini normal karena tubuh setiap orang bereaksi berbeda terhadap perubahan yang terjadi.
Gejala ini muncul karena hormon kehamilan naik yang terjadi saat sinyal tubuh sedang beradaptasi dengan perubahan besar. Tidak semua gejala muncul sekaligus, dan intensitasnya bisa ringan atau kuat, tergantung tubuh masing-masing.
“Jika seseorang mengalami lebih dari satu dari gejala berikut, mereka sebaiknya melakukan tes kehamilan untuk memastikan apakah mereka hamil atau tidak,” kata Stephen Rechner, M.D., Kepala Divisi Obstetri dan Ginekologi Umum di Spectrum Health di Grand Rapids.
Namun, penting untuk diingat bahwa ibu masih bisa hamil meskipun tidak alami gejala apa pun.
“Jika tidak merasakan gejala apa pun, itu juga tidak masalah,” kata Cristina Perez, M.D., spesialis Obstetri dan Ginekologi di Women's Specialists of Houston di Texas Children's Pavilion for Women.
Beberapa orang bahkan tidak sadar hamil hingga minggu ke-12 atau lebih, terutama jika siklus menstruasi tidak teratur sebelumnya. Jika ragu, tes tetap jadi cara terbaik untuk konfirmasi.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)