FAMILY

Angka Buta Aksara di Indonesia Menyisakan 4 Persen

K. Yudha Wirakusuma
Rabu 06 Oktober 2021 / 19:41
Jakarta: Keluarga memiliki peran penting membentuk karakter anak, khususnya terhadap kegemaran membaca anak. Anak yang memiliki kebiasaan membaca akan memiliki kemampuan dan keterampilan individu dalam menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah, atau yang disebut sebagai literasi. Kemampuan literasi merupakan salah satu bekal untuk mandiri dan berpengaruh terhadap sumber daya manusia.

Menurut Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando. Siapapun anak bangsa, maka sudah menjadi kewajiban penyelenggara negara untuk mencerdaskan anak bangsa dan memastikan sumber daya manusia yang memiliki daya saing. "Siapa yang menguasai Iptek, maka ia akan menguasai dunia,” terang Syarif Bando pada kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) di Kabupaten Sumbawa, Rabu, 6 Oktober 2021. 

Maka itu, penguasaan literasi mutlak dimiliki oleh siapapun. Angka buta aksara masyarakat Indonesia kini sudah rendah, hanya menyisakan 4 persen. Jauh lebih baik dibandingkan kondisi saat awal kemerdekaan yang masih 96 persen masih buta aksara. 

Dia menambahkan, literasi di Indonesia bukan rendah, tetapi rasio buku dengan penduduk yang jauh dari kondisi ideal. UNESCO mensyaratkan satu orang memerlukan tiga buku baru tiap tahun. Namun, realitanya satu buku ditunggui 90 orang. "Jadi, yang terjadi di Indonesia adalah kurang bahan bacaan yang berkualitas dan tepat sasaran kebutuhan," tambah Kepala Perpusnas. 

Sementara Bupati Sumbawa Mahmud Abdullah mengatakan, sebagai kabupaten terluas di provinsi Nusa Tenggara Barat dengan 24 kecamatan, 157 desa, potensi sumber daya manusia Kab. Sumbawa belum teroptimalkan. Kehadiran Bunda Literasi dan rancangan regulasi yang disusun bisa mengungkit indeks literasi masyarakat Kabupaten Sumbawa. 

"Angka indeks literasi masyarakat disini baru 5,17 persen. Dan itu bukan semata tanggung jawab perpustakaan. Peran literasi juga harus dimainkan oleh Dinas Pendidikan mengingat jantungnya pendidikan adalah perpustakaan. Dan Dinas Komunikasi dan Informatika  terkait dengan kampanye literasi digital yang marak dilakukan, " beber Bupati Sumbawa Mahmud Abdullah.

Semua komponen harus mengambil peran. Peningkatan indeks literasi harus dilakukan secara besar-besaran. Hanya dengan bersinergi, kita bisa mempercepat pembentukan kualitas SDM. Sinergi penting meningkatkan literasi juga didukung pihak legislatif, yakni DPRD Kab. Sumbawa yang telah menginisiasi rancang peraturan daerah (Ranperda) peningkatan gemar baca dan literasi. Ketua DPRD Kab. Sumbawa sangat berharap ranperda ini dapat ditindaklanjuti menjadi rencana kerja pemerintah daerah Sumbawa. "Tanpa regulasi sulit gerakkan literasi. DPRD siap mem-back up," terang Ketua DPRD Kab. Sumbawa Abdul Rafiq.

Selain itu Perpusnas juga melakukan Memorandum Of Understanding  bersama berbagai perguruan tinggi di NTB. Peserta MoU Perguruan tinggi antara lain Universitas Teknologi Sumbawa, Samawa, Cordova, STKIP Taman Siswa Bima, STKIP Paracendekia NW Sumbawa, STKIP Yapis Dompu, STIH Muhammadiyah Bima, STIE Bima, STA Islam Nahdhatul Wathan Samopawa Sumbawa, Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Bima, Pemkab Sumbawa.
Gelora meningkatkan literasi masyarakat juga makin tebal dengan dikukuhkannya sebagai Bunda Literasi Kab. Sumbawa Dewi Noviani oleh Kepala Perpusnas. Bahkan, dalam waktu dekat, Bunda Literasi segera ancang-ancang menyusun regulasi program satu pojok baca tiap desa. 

Sementara itu pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Teknologi Sumbawa Chairul Hudaya mengatakan demi mendukung perbaikan mutu SDM, kampus dipandang perlu untuk mencetak kader-kader atau lulusan yang memiliki jiwa enterpreneur. Artinya, dengan jiwa enterpreneur otomatis akan mendorong mereka untuk terus berpikir kompetitif. 

Di samping itu, para mahasiswa juga harus memahami bahwa konsep pengetahuan tidak mesti didapat dari bangku kuliah, tapi bisa juga diperoleh dari luar program studi, seperti dunia usaha atau industri. 

"Dunia usaha dan industri itu bergerak cepat. Maka, orientasi kampus juga harus link and match dalam mencetak masa depan generasi, " urai Chairul Hudaya. 

Selain menggelar diskusi literasi, pada kesempatan yang sama Kepala Perpusnas juga menjalin kesepakatan bersama (MoU) dengan Pemkab Sumbawa dan sejumlah perguruan tinggi, antara lain Universitas Teknologi Sumbawa, Universitas Samawa, Universitas Cordova, STKIP Taman Siswa Bima, STKIP Paracendekia NW Sumbawa, STKIP Yapis Dompu, STIH Muhammadiyah Bima, STIE Bima, STA Islam Nahdhatul Wathan Sumbawa, dan Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Bima.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(YDH)

MOST SEARCH