FAMILY
Dapat Pengaruhi Fungsi Otak, Ini 5 Penyebab Anak Malas Sarapan
A. Firdaus
Sabtu 03 Mei 2025 / 07:11
Jakarta: Ahli Gizi Universita Gadjah Mada, Dr. Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih, S.Gz., M.P.H., RD., menyebutkan sarapan masih belum menjadi kebiasaan di Indonesia, khususnya di kalangan anak-anak. Berbagai alasan pun muncul, mulai dari telat bangun hingga orang tua belum menyiapkan sarapan.
"Hampir separuh anak-anak di Indonesia belum menjadikan sarapan sebagai suatu kebiasaan dengan berbagai alasan seperti keburu berangkat sekolah atau tidak sempat menyiapkan sarapan karena ibunya keburu berangkat kerja," ucap Dr. Mirza.
Data Survei Diet Total (SDT) Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI tahun 2020 menunjukkan dari 25.000 anak usia 6-12 tahun di 34 provinsi terdapat 47,7 persen anak belum memenuhi kebutuhan energi minimal saat sarapan. Bahkan, 66,8 persen anak sarapan dengan kualitas gizi rendah atau belum terpenuhi kebutuhan gizinya terutama asupan vitamin dan mineral.
Baca juga: Konten 30 Detik di Media Sosial Picu Gangguan Emosional Anak
Padahal, anak usia sekolah membutuhkan 1.550 kalori per hari mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin serta mineral. Sementara itu, kebutuhan kalori saat sarapan tidaklah besar sekitar 300 kalori. Namun, sebagian besar anak Indonesia gagal memenuhi kebutuhan kalori saat sarapan karena asupan gizi yang tidak seimbang.
Apabila kebutuhan kalori saat sarapan tidak terpenuhi akan berdampak pada fungsi otak dalam memori pelajaran di sekolah. Anak yang tidak memiliki kebiasaan sarapan akan kurang bisa berkonsentrasi saat belajar arena otaknya tidak mendapatkan cukup energi. Selain itu, memengaruhi pertumbuhan dan status gizi anak.
Berikut beberapa penyebab anak malas sarapan:
Tidur terlalu malam dapat membuat anak sulit bangun pagi, sehingga waktu untuk sarapan menjadi terbatas atau bahkan terlewatkan. Kondisi ini sering terjadi pada anak-anak yang memiliki jadwal tidur tidak teratur.
Penyajian menu yang monoton atau tidak sesuai dengan selera anak dapat menyebabkan kebosanan dan menurunkan minat untuk sarapan.
Rutinitas pagi yang tergesa-gesa dapat membuat anak merasa stres, sehingga mengurangi keinginannya untuk makan pagi.
Ketidaknyamanan pada sistem pencernaan atau kondisi kesehatan tertentu dapat menyebabkan anak enggan makan di pagi hari.
Anak cenderung meniru kebiasaan orang tua. Jika orang tua jarang sarapan, anak mungkin menganggap sarapan bukanlah hal yang penting.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
"Hampir separuh anak-anak di Indonesia belum menjadikan sarapan sebagai suatu kebiasaan dengan berbagai alasan seperti keburu berangkat sekolah atau tidak sempat menyiapkan sarapan karena ibunya keburu berangkat kerja," ucap Dr. Mirza.
Data Survei Diet Total (SDT) Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI tahun 2020 menunjukkan dari 25.000 anak usia 6-12 tahun di 34 provinsi terdapat 47,7 persen anak belum memenuhi kebutuhan energi minimal saat sarapan. Bahkan, 66,8 persen anak sarapan dengan kualitas gizi rendah atau belum terpenuhi kebutuhan gizinya terutama asupan vitamin dan mineral.
Baca juga: Konten 30 Detik di Media Sosial Picu Gangguan Emosional Anak
Padahal, anak usia sekolah membutuhkan 1.550 kalori per hari mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin serta mineral. Sementara itu, kebutuhan kalori saat sarapan tidaklah besar sekitar 300 kalori. Namun, sebagian besar anak Indonesia gagal memenuhi kebutuhan kalori saat sarapan karena asupan gizi yang tidak seimbang.
Apabila kebutuhan kalori saat sarapan tidak terpenuhi akan berdampak pada fungsi otak dalam memori pelajaran di sekolah. Anak yang tidak memiliki kebiasaan sarapan akan kurang bisa berkonsentrasi saat belajar arena otaknya tidak mendapatkan cukup energi. Selain itu, memengaruhi pertumbuhan dan status gizi anak.
Berikut beberapa penyebab anak malas sarapan:
1. Bangun terlambat atau kesiangan
Tidur terlalu malam dapat membuat anak sulit bangun pagi, sehingga waktu untuk sarapan menjadi terbatas atau bahkan terlewatkan. Kondisi ini sering terjadi pada anak-anak yang memiliki jadwal tidur tidak teratur.
2. Menu sarapan yang kurang menarik
Penyajian menu yang monoton atau tidak sesuai dengan selera anak dapat menyebabkan kebosanan dan menurunkan minat untuk sarapan.
3. Stres atau kesibukan di pagi hari
Rutinitas pagi yang tergesa-gesa dapat membuat anak merasa stres, sehingga mengurangi keinginannya untuk makan pagi.
4. Masalah pencernaan atau kesehatan
Ketidaknyamanan pada sistem pencernaan atau kondisi kesehatan tertentu dapat menyebabkan anak enggan makan di pagi hari.
5. Kurangnya contoh dari orang tua
Anak cenderung meniru kebiasaan orang tua. Jika orang tua jarang sarapan, anak mungkin menganggap sarapan bukanlah hal yang penting.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)