FAMILY
Dengan Bermain, Anak dan Orang Tua Punya Porsi Kebahagiaan yang Sama
Medcom
Sabtu 05 November 2022 / 09:11
Jakarta: Bermain bagi anak merupakan kegiatan penting untuk belajar mengenai hal-hal baru. Di sini peran orang tua membantu si kecil belajar memahami apa yang terjadi di sekitar mereka.
“Jadi belajar pada anak ini tidak selalu duduk dengan disediakan kertas, harus kita kasih ceramah, bukan seperti itu. Justru bermain adalah sarana belajar anak untuk mengembangkan aspek emosinya, sehingga anak peduli terhadap lingkungan sekitar, sosialisasi bersama teman-temannya,” kata Anastasia Satriyo, Psikolog Klinis Anak dalam virtual talk media bersama IKEA.
Saat bermain, orang tua bisa mengenal emosional anak. Sehingga, anak akan berkembang dari banyak sisi, seperti komunikasi, ekspresi, pemecahan masalah, dan lainnya.
“Jadi orang tua itu bisa membantu anak untuk memahami bagaimana peran anak, mengenali emosi anak, ternyata itu dengan bermain role play atau bermain peran, dan orang tua bisa membantu anak untuk mengembangkan intelegensinya dari permainan yang membantu komunikasi, ekspresi, pemecahan masalah, dan masalah-masalah sosial dan logika, itu ada di waktu bermain.” tambah Ana.
Anak pun dikenal sebagai sosok yang rentan, di mana mereka bisa berkembang berkat bantuan orang tua atau pengasuh mereka dengan menemani saat bermain. Seperti belajar merangkak atau berdiri, anak tentu tidak bisa melakukannya sendiri, harus ditemani.
“Seperti kita melatih berbicara, tidak kaya ayo kamu ngomong. Tapi kita pakai kaya permaian roleplay seperti bermain boneka tangan atau boneka jari, lalu melakukan interaksi. Ternyata melalui hal tersebut, kemampuan berbicaranya meningkat,” katanya.
Untuk membuat suasana bermain menjadi nyaman dan menyenangkan, orang tua bisa melakukan pembagian proporsi. Proporsi ini digunakan untuk mengetahui batasan di mana harus menempatkan sesuatu yang cocok.
Seperti bermain sesuatu karena keinginan anak, namun orang tua atau pengasuh cenderung bosan, atau sebaliknya. Melalui proporsi ini, keduanya akan sama-sama mendapatkan porsi kebahagiaan yang sama.
“Saya ingin sarankan ke orang tua, kita buat proporsi. Jangan terus berkorban untuk anak, kok kita lama-lama gak happy sih? Kita buat misalkan 60 persen anak suka, 40 persen orang tua juga suka,” saran Ana.
Dengan melakukan hal ini, anak dapat mempelajari bagaimana mereka menghargai dan mengerti apa itu pembagian sesuai porsi dengan mengutamakan kepentingan bersama.
“Bermain ini amazing banget. Mungkin terlihat sepele bagi orang tua, tapi bagi si kecil tuh sangat powerful untuk buat anak membuat perubahan pada sekitar lingkungannya.” pungkasnya.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
“Jadi belajar pada anak ini tidak selalu duduk dengan disediakan kertas, harus kita kasih ceramah, bukan seperti itu. Justru bermain adalah sarana belajar anak untuk mengembangkan aspek emosinya, sehingga anak peduli terhadap lingkungan sekitar, sosialisasi bersama teman-temannya,” kata Anastasia Satriyo, Psikolog Klinis Anak dalam virtual talk media bersama IKEA.
Saat bermain, orang tua bisa mengenal emosional anak. Sehingga, anak akan berkembang dari banyak sisi, seperti komunikasi, ekspresi, pemecahan masalah, dan lainnya.
“Jadi orang tua itu bisa membantu anak untuk memahami bagaimana peran anak, mengenali emosi anak, ternyata itu dengan bermain role play atau bermain peran, dan orang tua bisa membantu anak untuk mengembangkan intelegensinya dari permainan yang membantu komunikasi, ekspresi, pemecahan masalah, dan masalah-masalah sosial dan logika, itu ada di waktu bermain.” tambah Ana.
Anak pun dikenal sebagai sosok yang rentan, di mana mereka bisa berkembang berkat bantuan orang tua atau pengasuh mereka dengan menemani saat bermain. Seperti belajar merangkak atau berdiri, anak tentu tidak bisa melakukannya sendiri, harus ditemani.
“Seperti kita melatih berbicara, tidak kaya ayo kamu ngomong. Tapi kita pakai kaya permaian roleplay seperti bermain boneka tangan atau boneka jari, lalu melakukan interaksi. Ternyata melalui hal tersebut, kemampuan berbicaranya meningkat,” katanya.
Untuk membuat suasana bermain menjadi nyaman dan menyenangkan, orang tua bisa melakukan pembagian proporsi. Proporsi ini digunakan untuk mengetahui batasan di mana harus menempatkan sesuatu yang cocok.
Seperti bermain sesuatu karena keinginan anak, namun orang tua atau pengasuh cenderung bosan, atau sebaliknya. Melalui proporsi ini, keduanya akan sama-sama mendapatkan porsi kebahagiaan yang sama.
“Saya ingin sarankan ke orang tua, kita buat proporsi. Jangan terus berkorban untuk anak, kok kita lama-lama gak happy sih? Kita buat misalkan 60 persen anak suka, 40 persen orang tua juga suka,” saran Ana.
Dengan melakukan hal ini, anak dapat mempelajari bagaimana mereka menghargai dan mengerti apa itu pembagian sesuai porsi dengan mengutamakan kepentingan bersama.
“Bermain ini amazing banget. Mungkin terlihat sepele bagi orang tua, tapi bagi si kecil tuh sangat powerful untuk buat anak membuat perubahan pada sekitar lingkungannya.” pungkasnya.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)