FAMILY
Apakah Imunitas Anak Lebih Kebal Terhadap Covid-19 Dibandingkan Orang Dewasa?
Raka Lestari
Selasa 21 September 2021 / 18:52
Jakarta: Covid-19 yang terjadi pada anak-anak disebutkan secara umum memiliki gejala yang ringan. Hal ini dianggap bahwa imunitas anak-anak lebih kebal terhadap penularan covid-19 dibandingkan kelompok lainnya. Seperti pada orang dewasa ataupun lansia. Apakah hal tersebut memang benar?
“Sebenarnya tidak, kalau kita hitung persentasenya yang sakit itu sekitar 12,5 persen kelompok 0-18 tahun. Pada umur di atasnya, kurang lebih sama,” kata Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi, Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Ia menambahkan, “Jadi artinya risiko anak tertular covid-19 sama dengan orang dewasa. Hanya bedanya kebetulan sekolah ditutup, kalau mereka sekolah dibuka risikonya sama penularannya. Memang kematiannya sedikit, karena yang tertular kebetulan sedikit karena mereka di rumah.”
.jpg)
(Ajari si kecil untuk terbiasa memakai masker. Menurut Prof. Dr. Soedjatmiko, lebih mudah menyontohkan pada anak agar anak juga mengikuti prokes covid-19. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
“Anak dan dewasa kurang lebih hampir sama. Memang kalau yang dewasa tua, lansia itu risiko kematiannya lebih tinggi. Tetapi anak dana dewasa muda, itu kurang lebih sama. Tetap harus berhati-hati untuk para orang tua, terutama jika ingin membawa anak-anaknya ke mal,” tutur Prof. Soedjatmiko.
Menurut Prof. Soedjatmiko, ketika orang tua membawa anak ke mal sebaiknya harus mengajarkan untuk pakai masker terlebih dahulu.
“Mulai sekarang, dibiasakan di rumah pakai masker. Apalagi kalau orang tuanya juga bekerja di luar rumah, orang tuanya harus langsung mandi, ganti masker, dan di rumah pakai masker yang baru lagi,” tuturnya.
“Kenapa? Kalau orang tuanya bekerja di luar rumah, mungkin dia tertular di luar rumah takutnya menyebarkan virus ke anak-anaknya. Diberi contoh anak-anak itu, kalau diberi contoh dia akan mau. Anak-anak itu prinsipnya diberi contoh, kemudian dipuji. Pada saat kita butuh ke mal, ke rumah sakit, atau kemana pun mereka sudah terbiasa,” jelas Prof. Soedjatmiko.
Dan menurutnya, masker untuk anak-anak tentu ukurannya berbeda dengan masker untuk orang dewasa.
“Jadi untuk yang balita harus dibiasakan dan kasih tahu setiap habis memegang sesuatu harus langsung membersihkan tangan pakai hand sanitizer. Silakan diajarin, nanti kalau orang tua lupa dia akan minta sendiri. Orang tua harus membiasakan sejak di rumah,” pungkas Prof. Soedjatmiko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
“Sebenarnya tidak, kalau kita hitung persentasenya yang sakit itu sekitar 12,5 persen kelompok 0-18 tahun. Pada umur di atasnya, kurang lebih sama,” kata Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi, Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Ia menambahkan, “Jadi artinya risiko anak tertular covid-19 sama dengan orang dewasa. Hanya bedanya kebetulan sekolah ditutup, kalau mereka sekolah dibuka risikonya sama penularannya. Memang kematiannya sedikit, karena yang tertular kebetulan sedikit karena mereka di rumah.”
.jpg)
(Ajari si kecil untuk terbiasa memakai masker. Menurut Prof. Dr. Soedjatmiko, lebih mudah menyontohkan pada anak agar anak juga mengikuti prokes covid-19. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
“Anak dan dewasa kurang lebih hampir sama. Memang kalau yang dewasa tua, lansia itu risiko kematiannya lebih tinggi. Tetapi anak dana dewasa muda, itu kurang lebih sama. Tetap harus berhati-hati untuk para orang tua, terutama jika ingin membawa anak-anaknya ke mal,” tutur Prof. Soedjatmiko.
Menurut Prof. Soedjatmiko, ketika orang tua membawa anak ke mal sebaiknya harus mengajarkan untuk pakai masker terlebih dahulu.
“Mulai sekarang, dibiasakan di rumah pakai masker. Apalagi kalau orang tuanya juga bekerja di luar rumah, orang tuanya harus langsung mandi, ganti masker, dan di rumah pakai masker yang baru lagi,” tuturnya.
“Kenapa? Kalau orang tuanya bekerja di luar rumah, mungkin dia tertular di luar rumah takutnya menyebarkan virus ke anak-anaknya. Diberi contoh anak-anak itu, kalau diberi contoh dia akan mau. Anak-anak itu prinsipnya diberi contoh, kemudian dipuji. Pada saat kita butuh ke mal, ke rumah sakit, atau kemana pun mereka sudah terbiasa,” jelas Prof. Soedjatmiko.
Dan menurutnya, masker untuk anak-anak tentu ukurannya berbeda dengan masker untuk orang dewasa.
“Jadi untuk yang balita harus dibiasakan dan kasih tahu setiap habis memegang sesuatu harus langsung membersihkan tangan pakai hand sanitizer. Silakan diajarin, nanti kalau orang tua lupa dia akan minta sendiri. Orang tua harus membiasakan sejak di rumah,” pungkas Prof. Soedjatmiko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)