FAMILY

Pahami Penyebab Anak Sulit Makan dan Cara Mengatasinya

Elang Riki Yanuar
Sabtu 23 Juli 2022 / 07:00
Jakarta: Kondisi anak sulit makan terkadang menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi orangtua. Terlebih lagi kuantitas, kualitas, serta kemampuan setiap anak mengonsumsi makanan akan berbeda-beda.

Karena itulah, orang tua perlu memahami kondisi tumbuh kembang anak yang tidak dapat disamakan dengan anak lainnya, terutama dalam hal pola makan. Ketika mendapati kasus anak sulit makan, tindakan observasi pertama kali yang dapat dilakukan adalah dengan mempelajari grafik berat badan dan tinggi badan anak.

"Untuk mengetahui seorang anak kekurangan nutrisi atau tidak, yang pasti dari grafik berat badan dan tinggi badan anak. Kalau misalnya tidak sesuai grafik atau berat badannya tidak naik dengan semestinya, itu kita sudah harus curiga, ada something wrong dengan anak. Entah karena dia (anak) porsi makannya kurang atau karena ada suatu penyakit tertentu jadi berat badannya enggak naik," kata dokter spesialis anak, dr. Lianto Kurniawan Nyoto, Sp. A dalam bincang virtual yang diadakan Siloam Hospitals Surabaya.

Menurut Lianto, grafik tumbuh kembang anak dapat membantu orang tua lebih mawas diri, terutama dalam mengatasi kekhawatiran mengenai kondisi kekurangan nutrisi pada anak. Mengacu pada WHO, nutrisi yang cukup bagi anak dalam satu hari dapat dikategorikan dengan tiga kali asupan makanan besar, 1-2 kali makanan selingan, ditambah ASI atau susu tergantung usia anak.

"Pemberian makan pada anak tentunya didasari pada jam pengosongan lambung normal, akan lebih baik jika orang tua turut membuat jam makan untuk anak. Pada anak usia 6-9 bulan, cukup dengan tiga sendok makan atau setengah mangkuk ukuran 250 ml, tentunya dimulai sedikit-sedikit dan pelan-pelan ditingkatkan sesuai kemampuan anak," jelas Lianto.

"Porsinya akan terus meningkat sampai anak berusia 1 tahun, tekstur makannya pun juga berbeda. Dalam satu piring makanan, setidaknya sudah meliputi asupan karbohidrat, protein hewani, dan lemak. Untuk sayur dan buah, cukup hanya diperkenalkan saja sebagai asupan yang nantinya akan dikonsumsi si anak pada usia  lebih dari dua tahun," lanjutnya.

Ada berbagai faktor yang menyebabkan anak enggan makan. Di antaranya phobia terhadap makanan baru diketahuinya. Lalu bisa juga karena sakit atau mengalami kondisi medis tertentu dan terdistraksi dengan gadget, TV, atau mainan.

"Untuk menangani kasus kesulitan makan pada anak, orang tua dapat melakukan beberapa cara seperti berikan makanan dengan menu tidak monoton, dan sesuai porsi anak. Lalu sajikan makanan dengan tampilan yang menarik. Tetapkan jadwal makan yang teratur, dengan durasi makan hanya 30 menit saja," papar Lianto.

Memberikan variasi rasa dan jenis makanan hingga memberikan cemilan yang sehat juga bisa mengatasi kesulitan itu. Dalam proses makan, jangan memaksa dan memarahi anak.

"Apabila anak masih kesulitan mengonsumsi makanan, segera konsultasikan ke dokter anak untuk mencari penyebab anak kesulitan makan sehingga dapat segera dilakukan tatalaksana gizi, edukasi, dan rencana tindakan yang diperlukan untuk membantu permasalahan anak," tutupnya.



 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(ELG)

MOST SEARCH