FAMILY
Selulitis Periorbital, Infeksi Kelopak Mata Tanpa Demam dan Nyeri
Mia Vale
Kamis 06 Januari 2022 / 15:51
Jakarta: Awal Januari terdapat berita yang mengabarkan bahwa seorang anak laki-laki bernama Zac Morey asal Inggris, mengalami komplikasi yang jarang dari covid-19 yaitu 'Covid eye'.
Saat itu, baik Zac dan keluarganya hanya mengalami gejala covid-19 yang ringan, tidak ada batuk dan demam. Namun, Zac mengeluh pada sang ibu, Angela, bahwa matanya sakit.
"Para Dokter mengatakan itu adalah reaksi alergi terhadap virus, dan itu sangat jarang dan kebanyakan terjadi pada anak-anak," papar Angela yang dikutip dari The Sun, Senin, 3 Januari 2021. Namun, setelah diresepkan obat berupa antibiotik, keadaan mata Zac tak kunjung membaik. Matanya semakin membengkak.
Akhirnya Zac kembali dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut. Dan usai diperiksa bocah berusia sembilan tahun ini didiagnosis mengalami selulitis periorbital.
Pada dasarnya selulitis periorbital merupakan infeksi kelopak mata atau kulit di sekita mata. Anak-anak dan orang dewasa bisa megalaminya. Namun, melansir dari laman WebMD, anak-anak di bawah dua tahun lebih besar mengalaminya.
Selulitis periorbital kadang-kadang juga disebut selulitis preseptal karena terjadi di luar bagian tengkorak yang disebut septum orbital. Lapisan jaringan mencegah infeksi menyebar ke mata, sehingga biasanya tidak memengaruhi penglihatan kamu.

(Pada dasarnya selulitis periorbital merupakan infeksi kelopak mata atau kulit di sekita mata. Anak-anak dan orang dewasa bisa megalaminya. Foto: Dok. Allaboutvision.com)
Infeksi ini terjadi ketika bakteri menyerang jaringan lunak di sekitar mata, termasuk kelopak mata. Kuman ini masuk ke kulit melalui luka atau goresan. Mereka juga bisa masuk ke area tersebut melalui infeksi pada sinus.
Ini pun bisa menjadi reaksi terhadap bintitan. Yakni, benjolan lembut di kelopak mata yang terbentuk ketika kelenjar di kelopak mata terinfeksi.
Jika dokter mendiagnosa ada kemungkinan selulitis periorbital, mereka akan mulai dengan mencari tanda-tanda cedera atau bintitan. Mereka juga mungkin ingin melihat seberapa baik mata anak bergerak dan merespons cahaya.
Biasanya mereka mengambil sampel darah atau drainase dari mata anak untuk menguji dan mencari tahu jenis bakteri apa yang menyebabkan masalah.
Mereka mungkin ingin melihat lebih dekat dengan sinar-X atau pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT). Ini adalah saat sinar-X yang diambil dari sudut yang berbeda disatukan untuk membuat gambar yang lebih lengkap.
Umumnya, selulitis periorbital mempunyai gejala:
- Kemerahan dan bengkak di sekitar mata
- Luka, goresan, atau gigitan serangga di dekat mata
- Kulit di daerah yang terkena terasa lembut saat disentuh dan mungkin terasa sedikit keras. Bagian putih mata mungkin terlihat merah
Selulitis periorbital tidak menyebabkan demam atau nyeri. Jika anak demam dan bengkak serta sakit untuk menggerakkan mata yang terkena, segera periksakan ke dokter. Hal-hal ini dapat disebabkan oleh kondisi yang lebih serius yang disebut selulitis orbital yang memengaruhi mata itu sendiri.
Jika anak menderita selulitis periorbital, dokter akan meresepkan antibiotik oral, dan ini akan mulai bekerja dalam 24 hingga 48 jam. Dan mungkin perlu menjadwalkan satu atau dua kunjungan tindak lanjut untuk memastikan infeksi benar-benar hilang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Saat itu, baik Zac dan keluarganya hanya mengalami gejala covid-19 yang ringan, tidak ada batuk dan demam. Namun, Zac mengeluh pada sang ibu, Angela, bahwa matanya sakit.
"Para Dokter mengatakan itu adalah reaksi alergi terhadap virus, dan itu sangat jarang dan kebanyakan terjadi pada anak-anak," papar Angela yang dikutip dari The Sun, Senin, 3 Januari 2021. Namun, setelah diresepkan obat berupa antibiotik, keadaan mata Zac tak kunjung membaik. Matanya semakin membengkak.
Akhirnya Zac kembali dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut. Dan usai diperiksa bocah berusia sembilan tahun ini didiagnosis mengalami selulitis periorbital.
Infeksi kelopak mata
Pada dasarnya selulitis periorbital merupakan infeksi kelopak mata atau kulit di sekita mata. Anak-anak dan orang dewasa bisa megalaminya. Namun, melansir dari laman WebMD, anak-anak di bawah dua tahun lebih besar mengalaminya.
Selulitis periorbital kadang-kadang juga disebut selulitis preseptal karena terjadi di luar bagian tengkorak yang disebut septum orbital. Lapisan jaringan mencegah infeksi menyebar ke mata, sehingga biasanya tidak memengaruhi penglihatan kamu.

(Pada dasarnya selulitis periorbital merupakan infeksi kelopak mata atau kulit di sekita mata. Anak-anak dan orang dewasa bisa megalaminya. Foto: Dok. Allaboutvision.com)
Mengapa bisa terjadi infeksi kelopak mata?
Infeksi ini terjadi ketika bakteri menyerang jaringan lunak di sekitar mata, termasuk kelopak mata. Kuman ini masuk ke kulit melalui luka atau goresan. Mereka juga bisa masuk ke area tersebut melalui infeksi pada sinus.
Ini pun bisa menjadi reaksi terhadap bintitan. Yakni, benjolan lembut di kelopak mata yang terbentuk ketika kelenjar di kelopak mata terinfeksi.
Jika dokter mendiagnosa ada kemungkinan selulitis periorbital, mereka akan mulai dengan mencari tanda-tanda cedera atau bintitan. Mereka juga mungkin ingin melihat seberapa baik mata anak bergerak dan merespons cahaya.
Biasanya mereka mengambil sampel darah atau drainase dari mata anak untuk menguji dan mencari tahu jenis bakteri apa yang menyebabkan masalah.
Mereka mungkin ingin melihat lebih dekat dengan sinar-X atau pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT). Ini adalah saat sinar-X yang diambil dari sudut yang berbeda disatukan untuk membuat gambar yang lebih lengkap.
Gejala infeksi kelopak mata yang ditimbulkan
Umumnya, selulitis periorbital mempunyai gejala:
- Kemerahan dan bengkak di sekitar mata
- Luka, goresan, atau gigitan serangga di dekat mata
- Kulit di daerah yang terkena terasa lembut saat disentuh dan mungkin terasa sedikit keras. Bagian putih mata mungkin terlihat merah
Selulitis periorbital tidak menyebabkan demam atau nyeri. Jika anak demam dan bengkak serta sakit untuk menggerakkan mata yang terkena, segera periksakan ke dokter. Hal-hal ini dapat disebabkan oleh kondisi yang lebih serius yang disebut selulitis orbital yang memengaruhi mata itu sendiri.
Cara mengobati selulitis periorbital
Jika anak menderita selulitis periorbital, dokter akan meresepkan antibiotik oral, dan ini akan mulai bekerja dalam 24 hingga 48 jam. Dan mungkin perlu menjadwalkan satu atau dua kunjungan tindak lanjut untuk memastikan infeksi benar-benar hilang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)