FAMILY

'Hilangnya' Sosok Ayah di Keluarga, 6 Hal Ini Bisa Terjadi

Mia Vale
Kamis 29 Agustus 2024 / 08:06
Jakarta: Kuatnya kepribadian anak merupakan hasil pola asuh dan penanganan yang baik oleh kedua orang tuanya. Jika salah satu tidak ada maka akan terjadi ketidakseimbangan perkembangan psikologis anak. Konsep fatherless sendiri dapat diartikan sebagai tidak adanya sosok ayah dalam proses pengasuhan. 

Permasalahan yatim piatu telah menjadi permasalahan internasional, termasuk di Indonesia. Namun, kasus yang paling banyak terjadi di negara-negara Barat adalah ketidakhadiran ayah karena ayah dan ibu belum menikah.

Lain halnya dengan permasalahan di Indonesia, ayah dan ibu sudah menikah, namun pelaksanaan tugas pengasuhan terbengkalai atau tidak terpenuhi.

Banyak anak mempunyai ayah secara fisik tetapi pada saat yang sama tidak memiliki ayah secara psikologis. Tampaknya pola asuh tradisional di Indonesia yang peran ibu mengasuh anak di rumah dan ayah bekerja mencari nafkah masih diyakini tanpa makna lebih lanjut.

Padahal, ayah memberikan kontribusi penting terhadap tumbuh kembang anak. 

Pengalaman bersama ayah akan memengaruhi seorang anak hingga dewasa nanti. Ayah mempunyai pengaruh dalam beberapa bidang khusus perkembangan anak, yakni mengajarkan kebebasan, memperluas pandangan anak, disiplin yang tegas, dan teladan laki-laki.

Dan inilah yang bisa terjadi pada anak, bila mereka tidak merasakan sosok ayah, walaupun memilikinya.
 

1. Masalah emosional


Kala kehilangan seorang figur ayah, seorang anak mungkin akan mengalami trauma, keraguan, kecemasan, dan depresi. Seperti dikutip dari Dads 4 Kids, anak kemungkinan juga merasa dirinya kurang berharga dibandingkan anak-anak lain dan bertanya-tanya mengapa ayah 'tidak ada' bersama mereka, walaupun sebenarnya mereka masih tinggal bersama. 
 

2. Masalah perilaku



(Dr. Dyah Novita Anggraini dalam Klikdokter menyebutkan, anak perempuan yang tumbuh tanpa ayah sering kali mengalami ketidakstabilan emosional. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)

Anak-anak mungkin mengalami kesulitan dalam situasi sosial dan mengembangkan kepribadian yang mengintimidasi untuk menyembunyikan perasaan mereka. Mereka mungkin juga memiliki masalah dengan persahabatan.
 

3. Masalah harga diri


Hilangnya peran seorang ayah dalam keluarga bisa membuat anak-anak memiliki harga diri yang rendah. Hal inilah yang dapat menyebabkan agresi dan perasaan marah atau tidak puas.
 

4. Masalah akademis


Tidak hanya secara mental dan perilaku, mungkin saja anak-anak yang merasa kehilangan figur ayah akan mengalami kesulitan berkonsentrasi di sekolah atau menyelesaikan pekerjaan rumah. Akibatnya, nilai pelajaran yang diperoleh di sekolah selalu rendah atau tidak maksimal.
 

5. Penyalahgunaan zat


Karena merasa tidak mendapat perhatian seorang ayah, anak bisa saja berontak atau mengambil 'jalan' yang salah. Anak-anak bisa terlibat dalam penyalahgunaan narkoba atau alkohol. Bisa juga menjadi klub motor yang suka kebut-kebutan di jalan. Bahkan, bila anak laku-laki, mereka bisa terlibat kejahatan. 
 

6. Patah hati


Bagi anak perempuan, umumnya seorang ayah menjadi cinta pertamanya. Tapi, dengan kehilangan sosok ayah, bukan tidak mungkin merekaenjado patah hati dan mencari figur tersebut di luar.

Dan bila salah pergaulan, anaa perempuan bisa mengalami hamil saat remaja. Tidak hanya itu, mereka juga bisa mengalami gangguan makan. Parahnya, anak perempuan yang tidak memiliki ayah mungkin kesulitan membangun dan mempertahankan hubungan.

Yang harus diingat, ketidakhadiran orang tua tampaknya lebih berdampak buruk bagi seorang anak dibandingkan kemiskinan atau lingkungan yang buruk. Keluarga dengan orang tua tunggal lebih besar kemungkinannya untuk menghasilkan generasi baru yang mempunyai masalah yang sama atau bahkan lebih buruk dibandingkan generasi sebelumnya. 

Jangan berpikir anak hanya butuh materi, mereka juga butuh kasih sayang dan perhatian dari ayah dan ibunya. Ingat, anak adalah aset terbesarmu!

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH