FAMILY
4 Cara Tingkatkan Perkembangan Kognitif, Lakukan Sesuai Usia Si Kecil
Mia Vale
Rabu 07 Agustus 2024 / 08:10
Jakarta: Meskipun membaca, menulis, dan matematika itu penting, mengembangkan keterampilan kognitif sangat diperlukan untuk pembelajaran seumur hidup seorang anak.
Anak-anak harus mencapai potensi kognitif penuh mereka, karena perkembangan masa kanak-kanak dan fungsi intelektual memrediksi kelangsungan hidup, kesehatan seumur hidup, dan sumber daya manusia.
Kognisi mencakup proses umum persepsi, perhatian, memori, memori kerja, pengenalan pola, fungsi eksekutif, pembentukan konsep dan penalaran, kecerdasan, dan prestasi akademik.
Ada berbagai faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan kognitif yang sehat. Lingkungan anak memainkan peran yang sangat besar dalam perkembangan kognitifnya, dan stabilitas adalah hal yang terpenting, di mana keterlibatan orang tua adalah bagian besar dari perkembangan kognitif anak.
Dan tidur sangat penting untuk perkembangan kognitif. Kurangnya waktu tidur pada anak-anak dan balita mempunyai dampak buruk. Pastikan anak mendapat istirahat yang cukup merupakan bagian penting dari perkembangan kognitif.
Berikut beberapa tahapan stimulasi sesuai usianya yang bisa diterapkan agar perkembangan kognitif pada anak lebih optimal.
.jpg)
(Bernyanyi dan berdongeng untuk si kecil juga bisa membantu perkembangan kognitif bayi. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Menurut Piaget (1964) yang dikutip dalam laman Positive Psychology, beberapa bulan pertama kehidupan bayi ditandai dengan tahap pra-verbal sensorik-motorik. Pada tahap ini, bayi baru lahir mungkin melihat suatu benda tetapi langsung melupakannya setelah benda tersebut diambil atau ditutupi.
Salah satu cara untuk mengembangkan kognitif bayi adalah mainan yang mengeluarkan bunyi gemerincing. Benda ini untuk mendorong pergerakan dan pelacakan mata, pegang mainan atau benda apa pun yang menarik perhatian bayi sekitar 8–12 inci dari wajah bayi.
Tunggu hingga mereka fokus padanya, lalu gerakkan perlahan dari sisi ke sisi. Mata mereka harus melacak pergerakan objek. Setelah beberapa kali, bayi mungkin akan memukul benda yang lewat, yang dapat membantu mengembangkan koordinasi tangan-mata.
Pada usia ini, kepermanenan objek mulai berkembang dan salah satu aktivitas yang bisa digunakan untukwngembangkan oeterampilan kognitif adalah bermain ciluk ba, mainan jack-in-the-box, atau permainan petak umpet dengan suatu benda.
Permainan ciluk ba juga sangat disukai bayi. Ajaklah si kecil bermain ciluk ba, di mana tak jarang si kecil ikut menirukan gerakan kita sambil tertawa bahagia.
Moms juga bisa mengembangkan kognitif anak lewat memorinya. Bantu bayi memperkuat ingatannya dengan menonton video acara keluarga atau melihat foto wajah mereka yang dapat dikenali.
Permainan imajinatif adalah cara yang berguna bagi anak-anak untuk membangun pemikiran simbolik, teori pikiran, dan penalaran kontrafaktual. Meskipun permainan pura-pura tampaknya merupakan hiburan murni bagi anak, terdapat hubungan yang jelas dengan perkembangan keterampilan kognitif dan sosial.
Misal, kamu dan anak bisa bermain pura-pura menerima telepon dan berbicara satu sama lain. Bisa juga dengan bermain pesta teh di halaman belakang, membangun rumah dari balok menggunakan palu plastik, atau memasak di dapur mainan.
Ada kemungkinan, anak meniru aktivitas umum. Mengembangkam kognitif anak juga bisa kamu lakukan dengan pertunjukan boneka untuk anak. Latihlah permainan imajinatif mereka dengan boneka orang atau boneka binatang. Dan terakhir, Moms, bisa mengintegrasikan lagu dan gerakan dapat membantu mengembangkan keterampilan kognitif.
Seiring bertambahmya umur si kecil, keterampilan kognisinya juga akan makin berubah. Bila sudah berusia 5 tahun ke atas, anak-anak bisa diajak main maze atau labirin. Mainan ini untuk melatih memori kerja dan fungsi eksekutif serta mendorong fleksibilitas kognitif.
Mereka mengharuskan peserta untuk mengaktifkan pembelajaran spasial dan memori, koordinasi grafomotor dan visual-motorik, pandangan ke depan, organisasi persepsi, perencanaan, pengambilan keputusan, dan penalaran umum.
Tak hanya itu, puzzle beegambar juga bisa membenatu anak-anak mengembangkan kemampuan spasial dan strategi pemecahan masalah, yang membantu perkembangan kognitif.
Yang harus diingat, sebagai orang tua, pastikan untuk tetap mengawasi dan ikut serta dalam proses tumbuh kembang anak. Hal ini bertujuan agar anak bisa tumbuh menjadi anak yang percaya diri, kreatif, dan berkembang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Anak-anak harus mencapai potensi kognitif penuh mereka, karena perkembangan masa kanak-kanak dan fungsi intelektual memrediksi kelangsungan hidup, kesehatan seumur hidup, dan sumber daya manusia.
Kognisi mencakup proses umum persepsi, perhatian, memori, memori kerja, pengenalan pola, fungsi eksekutif, pembentukan konsep dan penalaran, kecerdasan, dan prestasi akademik.
Ada berbagai faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan kognitif yang sehat. Lingkungan anak memainkan peran yang sangat besar dalam perkembangan kognitifnya, dan stabilitas adalah hal yang terpenting, di mana keterlibatan orang tua adalah bagian besar dari perkembangan kognitif anak.
Dan tidur sangat penting untuk perkembangan kognitif. Kurangnya waktu tidur pada anak-anak dan balita mempunyai dampak buruk. Pastikan anak mendapat istirahat yang cukup merupakan bagian penting dari perkembangan kognitif.
Berikut beberapa tahapan stimulasi sesuai usianya yang bisa diterapkan agar perkembangan kognitif pada anak lebih optimal.
1. Bayi baru lahir
.jpg)
(Bernyanyi dan berdongeng untuk si kecil juga bisa membantu perkembangan kognitif bayi. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Menurut Piaget (1964) yang dikutip dalam laman Positive Psychology, beberapa bulan pertama kehidupan bayi ditandai dengan tahap pra-verbal sensorik-motorik. Pada tahap ini, bayi baru lahir mungkin melihat suatu benda tetapi langsung melupakannya setelah benda tersebut diambil atau ditutupi.
Salah satu cara untuk mengembangkan kognitif bayi adalah mainan yang mengeluarkan bunyi gemerincing. Benda ini untuk mendorong pergerakan dan pelacakan mata, pegang mainan atau benda apa pun yang menarik perhatian bayi sekitar 8–12 inci dari wajah bayi.
Tunggu hingga mereka fokus padanya, lalu gerakkan perlahan dari sisi ke sisi. Mata mereka harus melacak pergerakan objek. Setelah beberapa kali, bayi mungkin akan memukul benda yang lewat, yang dapat membantu mengembangkan koordinasi tangan-mata.
2. Bayi
Pada usia ini, kepermanenan objek mulai berkembang dan salah satu aktivitas yang bisa digunakan untukwngembangkan oeterampilan kognitif adalah bermain ciluk ba, mainan jack-in-the-box, atau permainan petak umpet dengan suatu benda.
Permainan ciluk ba juga sangat disukai bayi. Ajaklah si kecil bermain ciluk ba, di mana tak jarang si kecil ikut menirukan gerakan kita sambil tertawa bahagia.
Moms juga bisa mengembangkan kognitif anak lewat memorinya. Bantu bayi memperkuat ingatannya dengan menonton video acara keluarga atau melihat foto wajah mereka yang dapat dikenali.
3. Balita
Permainan imajinatif adalah cara yang berguna bagi anak-anak untuk membangun pemikiran simbolik, teori pikiran, dan penalaran kontrafaktual. Meskipun permainan pura-pura tampaknya merupakan hiburan murni bagi anak, terdapat hubungan yang jelas dengan perkembangan keterampilan kognitif dan sosial.
Misal, kamu dan anak bisa bermain pura-pura menerima telepon dan berbicara satu sama lain. Bisa juga dengan bermain pesta teh di halaman belakang, membangun rumah dari balok menggunakan palu plastik, atau memasak di dapur mainan.
Ada kemungkinan, anak meniru aktivitas umum. Mengembangkam kognitif anak juga bisa kamu lakukan dengan pertunjukan boneka untuk anak. Latihlah permainan imajinatif mereka dengan boneka orang atau boneka binatang. Dan terakhir, Moms, bisa mengintegrasikan lagu dan gerakan dapat membantu mengembangkan keterampilan kognitif.
4. Anak-anak, usia: 3–6 tahun
Seiring bertambahmya umur si kecil, keterampilan kognisinya juga akan makin berubah. Bila sudah berusia 5 tahun ke atas, anak-anak bisa diajak main maze atau labirin. Mainan ini untuk melatih memori kerja dan fungsi eksekutif serta mendorong fleksibilitas kognitif.
Mereka mengharuskan peserta untuk mengaktifkan pembelajaran spasial dan memori, koordinasi grafomotor dan visual-motorik, pandangan ke depan, organisasi persepsi, perencanaan, pengambilan keputusan, dan penalaran umum.
Tak hanya itu, puzzle beegambar juga bisa membenatu anak-anak mengembangkan kemampuan spasial dan strategi pemecahan masalah, yang membantu perkembangan kognitif.
Yang harus diingat, sebagai orang tua, pastikan untuk tetap mengawasi dan ikut serta dalam proses tumbuh kembang anak. Hal ini bertujuan agar anak bisa tumbuh menjadi anak yang percaya diri, kreatif, dan berkembang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)