FAMILY
Kembali ke Sekolah? Pahami Lagi Gejala Korona pada Anak
Mia Vale
Rabu 22 September 2021 / 22:05
Jakarta: Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas tengah dilaksanakan. Tapi, alih-alih mencerdaskan generasi bangsa, justru kini timbul masalah baru. Ya, hingga 20 September 2021 ini, dinukil dari berbagai sumber telah tercatat sebanyak 6.908 siswa SD terkonfirmasi positif covid-19.
Jika dilihat dari total jumlah sekolah yang sudah melakukan PTM terbatas, klaster covid-19 ada di 1.296 sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Kasus penularan itu kira-kira 2,8 persen yang melaporkan," aku Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dasmen) Kemendikbudristek, Jumeri, dalam diskusi daring yang dikutip dari Youtube, Rabu, 22 September 2021.
Berbeda dengan orang dewasa, biasanya anak-anak kerap tidak mengaku atau tidak paham dengan kondisi yang sedang dirasakannya. Sehingga tak jarang orang tua harus menebak-nebak kondisi kesehatan si kecil.
Anak-anak merupakan salah satu kelompok paling rentan tertular virus korona. Terlebih anak berusia di bawah 12 tahun seperti siswa SD hingga saat ini belum bisa mendapat vaksin covid-19.
Gejala ketika anak terinfeksi virus covid-19, sebagian besar tidak jauh berbeda dengan orang dewasa. Hanya saja, Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman menemukan, dari 208 anak yang terpapar covid-19, hanya 15 persen pasien yang meunjukkan adanya gejala sesak napas.
"Pneumonia yang dikonfirmasi oleh X-ray lebih banyak ditemukan pada kelompok usia 1-5 tahun (77 persen) dan 6-10 tahun (66,7 persen)," tulis Eijkman.
Nah, hal yang benar-benar harus diperhatikan para orang tua adalah gejala umum yang terjadi pada anak-anak. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan, gejala yang harus diwaspadai, antara lain:
- Demam atau meriang
- Batuk
- Hidung tersumbat atau pilek
- Kehilangan indra penciuman
- Sakit tenggorokan
- Sesak napas atau kesulitan bernapas
- Diare
- Mual atau muntah
- Sakit perut
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Nyeri otot atau tubuh
- Hilangnya nafsu makan, terutama pada bayi berusia di bawah satu tahun

(Hindari memaksakan anak untuk pergi ke sekolah jika anak kurang sehat. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Sementara itu, Eijkman juga menemukan, beberapa gejala yang paling banyak dilaporkan oleh pasien anak positif covid-19 di Indonesia, antara lain:
- ?Gejala dengan batuk, 57,4 persen
- Gejala dengan kelelahan, 39,7 persen
- Gejala dengan, demam, 36,8 persen
Maka dari itu, para orang tua wajib mengetahui apa saja gejala anak terkena covid-19 yang bisa terjadi pada anak-anak. Jangan sampai anak tertular covid-19 dan penangannya terlambat sehingga menyebabkan keparahan.
Selain gejala, orang tua juga wajib memahami kondisi kesehatan anak. Terutama bagi mereka yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta.
Beberapa kondisi komorbid pada anak berikut ini bisa memicu sakit menjadi lebih berat ketika terinfeksi virus korona, yaitu:
- Asma atau penyakit paru kronis
- Diabetes
- Kondisi genetik, neurologis, atau metabolik
- Penyakit sel sabit
- Penyakit jantung sejak lahir
- Gangguan sistem imun
- Anak-anak dengan berbagai kondisi kronis yang mempengaruhi banyak bagian tubuh
- Obesitas
Untuk itu, pastikan anak selalu menjaga protokol kesehatan dan jangan memaksakan anak untuk pergi ke sekolah jika anak kurang sehat. Bila si kecil mengalami gejala di atas, segera periksakan ke dokter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Jika dilihat dari total jumlah sekolah yang sudah melakukan PTM terbatas, klaster covid-19 ada di 1.296 sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Kasus penularan itu kira-kira 2,8 persen yang melaporkan," aku Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dasmen) Kemendikbudristek, Jumeri, dalam diskusi daring yang dikutip dari Youtube, Rabu, 22 September 2021.
Rentan tertular virus korona
Berbeda dengan orang dewasa, biasanya anak-anak kerap tidak mengaku atau tidak paham dengan kondisi yang sedang dirasakannya. Sehingga tak jarang orang tua harus menebak-nebak kondisi kesehatan si kecil.
Anak-anak merupakan salah satu kelompok paling rentan tertular virus korona. Terlebih anak berusia di bawah 12 tahun seperti siswa SD hingga saat ini belum bisa mendapat vaksin covid-19.
Jadi, bagaimana mengenali gejala covid-19 pada anak?
Gejala ketika anak terinfeksi virus covid-19, sebagian besar tidak jauh berbeda dengan orang dewasa. Hanya saja, Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman menemukan, dari 208 anak yang terpapar covid-19, hanya 15 persen pasien yang meunjukkan adanya gejala sesak napas.
"Pneumonia yang dikonfirmasi oleh X-ray lebih banyak ditemukan pada kelompok usia 1-5 tahun (77 persen) dan 6-10 tahun (66,7 persen)," tulis Eijkman.
Nah, hal yang benar-benar harus diperhatikan para orang tua adalah gejala umum yang terjadi pada anak-anak. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan, gejala yang harus diwaspadai, antara lain:
- Demam atau meriang
- Batuk
- Hidung tersumbat atau pilek
- Kehilangan indra penciuman
- Sakit tenggorokan
- Sesak napas atau kesulitan bernapas
- Diare
- Mual atau muntah
- Sakit perut
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Nyeri otot atau tubuh
- Hilangnya nafsu makan, terutama pada bayi berusia di bawah satu tahun

(Hindari memaksakan anak untuk pergi ke sekolah jika anak kurang sehat. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Sementara itu, Eijkman juga menemukan, beberapa gejala yang paling banyak dilaporkan oleh pasien anak positif covid-19 di Indonesia, antara lain:
- ?Gejala dengan batuk, 57,4 persen
- Gejala dengan kelelahan, 39,7 persen
- Gejala dengan, demam, 36,8 persen
Maka dari itu, para orang tua wajib mengetahui apa saja gejala anak terkena covid-19 yang bisa terjadi pada anak-anak. Jangan sampai anak tertular covid-19 dan penangannya terlambat sehingga menyebabkan keparahan.
Bagaimana jika ada komorbid pada anak?
Selain gejala, orang tua juga wajib memahami kondisi kesehatan anak. Terutama bagi mereka yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta.
Beberapa kondisi komorbid pada anak berikut ini bisa memicu sakit menjadi lebih berat ketika terinfeksi virus korona, yaitu:
- Asma atau penyakit paru kronis
- Diabetes
- Kondisi genetik, neurologis, atau metabolik
- Penyakit sel sabit
- Penyakit jantung sejak lahir
- Gangguan sistem imun
- Anak-anak dengan berbagai kondisi kronis yang mempengaruhi banyak bagian tubuh
- Obesitas
Untuk itu, pastikan anak selalu menjaga protokol kesehatan dan jangan memaksakan anak untuk pergi ke sekolah jika anak kurang sehat. Bila si kecil mengalami gejala di atas, segera periksakan ke dokter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)