Jakarta: Salah satu manfaat utama growth mindset bagi anak-anak adalah dapat membantu mereka menjadi lebih tangguh dan mengatasi kekecewaan dengan lebih mudah.
Dengan pola pikir ini, anak-anak belajar bahwa tantangan bukanlah penghalang permanen, melainkan kesempatan untuk berkembang.
Hal ini sangat penting karena anak-anak sering menghadapi berbagai rintangan sehari-hari, seperti kesulitan belajar atau konflik dengan teman yang bisa membuat mereka merasa putus asa jika tidak dibimbing dengan benar.
Growth mindset mengajarkan mereka untuk tetap maju, sehingga emosi negatif tidak bertahan lama dan hari mereka bisa kembali cerah dengan cepat.
Alexandra Eidens, penulis dan pencipta The Big Life Journal, mengatakan dalam Parents, ketika anak-anak menghadapi tantangan, mereka lebih mungkin bangkit kembali dan mencoba lagi jika mereka memiliki growth mindset.
“Mereka memahami bahwa kesalahan adalah kesempatan untuk belajar dan bahwa kesuksesan seringkali membutuhkan usaha dan ketekunan,” tambahnya.
Manfaat ini terlihat dalam kehidupan nyata, misalnya saat anak belajar bersepeda: jatuh bukan berarti berhenti, tapi kesempatan untuk mencoba lagi dengan teknik baru. Hal ini karena mengadopsi pola pikir pertumbuhan dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri anak-anak.
“Ketika anak-anak percaya bahwa kemampuan mereka dapat berkembang seiring waktu, mereka lebih mungkin untuk mengambil tantangan baru dan merasa percaya diri dalam kemampuan mereka untuk berhasil,” jelas Eidens.
“Ini dapat membantu mereka mengembangkan rasa harga diri yang positif dan merasa lebih mampu untuk mencoba hal-hal baru,” tambahnya.
Kepercayaan diri ini juga menyebar ke area lain, seperti olahraga atau seni, di mana anak merasa aman untuk bereksperimen tanpa takut dihakimi. Ketika mereka merasa percaya diri, menurut Eidens mereka lebih terbuka dan bersedia mencoba hal-hal baru.
“Pola pikir pertumbuhan dapat membantu anak-anak mengembangkan cinta belajar. Dengan pola pikir pertumbuhan, anak-anak memandang belajar sebagai proses seumur hidup. Akibatnya, mereka lebih cenderung tetap penasaran,” kata Eidens.
Rasa penasaran ini mendorong anak untuk bertanya lebih banyak, membaca buku, atau mengeksplorasi hobi baru yang pada akhirnya meningkatkan prestasi akademik dan sosial mereka secara keseluruhan.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Dengan pola pikir ini, anak-anak belajar bahwa tantangan bukanlah penghalang permanen, melainkan kesempatan untuk berkembang.
Hal ini sangat penting karena anak-anak sering menghadapi berbagai rintangan sehari-hari, seperti kesulitan belajar atau konflik dengan teman yang bisa membuat mereka merasa putus asa jika tidak dibimbing dengan benar.
Growth mindset mengajarkan mereka untuk tetap maju, sehingga emosi negatif tidak bertahan lama dan hari mereka bisa kembali cerah dengan cepat.
Baca Juga :
Mengenal Growth Mindset pada Anak-Anak?
“Mereka memahami bahwa kesalahan adalah kesempatan untuk belajar dan bahwa kesuksesan seringkali membutuhkan usaha dan ketekunan,” tambahnya.
Manfaat ini terlihat dalam kehidupan nyata, misalnya saat anak belajar bersepeda: jatuh bukan berarti berhenti, tapi kesempatan untuk mencoba lagi dengan teknik baru. Hal ini karena mengadopsi pola pikir pertumbuhan dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri anak-anak.
“Ketika anak-anak percaya bahwa kemampuan mereka dapat berkembang seiring waktu, mereka lebih mungkin untuk mengambil tantangan baru dan merasa percaya diri dalam kemampuan mereka untuk berhasil,” jelas Eidens.
“Ini dapat membantu mereka mengembangkan rasa harga diri yang positif dan merasa lebih mampu untuk mencoba hal-hal baru,” tambahnya.
Kepercayaan diri ini juga menyebar ke area lain, seperti olahraga atau seni, di mana anak merasa aman untuk bereksperimen tanpa takut dihakimi. Ketika mereka merasa percaya diri, menurut Eidens mereka lebih terbuka dan bersedia mencoba hal-hal baru.
“Pola pikir pertumbuhan dapat membantu anak-anak mengembangkan cinta belajar. Dengan pola pikir pertumbuhan, anak-anak memandang belajar sebagai proses seumur hidup. Akibatnya, mereka lebih cenderung tetap penasaran,” kata Eidens.
Rasa penasaran ini mendorong anak untuk bertanya lebih banyak, membaca buku, atau mengeksplorasi hobi baru yang pada akhirnya meningkatkan prestasi akademik dan sosial mereka secara keseluruhan.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)