FAMILY

Mengenal Kelebihan Generasi Alpha dan Cara Mengembangkan Bakatnya Rekomendasi Ahli

Yuni Yuli Yanti
Senin 02 September 2024 / 08:00
Jakarta: Generasi Alfa (alpha) adalah anak dari generasi millenial dan adik dari generasi Z. Kelompok yang masuk ke dalam generasi ini adalah mereka yang lahir di tahun 2010 sampai 2025.

Diketahui, sebutan generasi alfa muncul pada tahun 2005, nama ini ditentukan dari hasil survei yang diadakan oleh Mark McCrindle, seorang analis sosial dan demografi.

Karena generasi sebelumnya sudah menggunakan huruf terakhir dari abjad Romawi, akhirnya penamaan diputuskan dengan mengikuti pola abjad Yunani yang diawali dengan ‘alfa’, dikutip dari laman Hello Sehat. 

Dari perbedaan tahun kelahiran, tentunya setiap orang dari berbagai generasi ini juga memiliki perbedaan karakter, pola pikir, perilaku hingga gaya hidup. 

Menurut Kara Handali, M.Psi., Psikolog Pendidikan, generasi alpha memiliki akses informasi yang jauh lebih luas dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka itu disebut sebagai independet learner. Karena perkembangan teknologi, jadi mereka bisa belajar sendiri dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

"Gaya parenting saat ini juga berbeda. Sekarang lebih modern dan orang tua zaman sekarang juga lebih terbuka. Anak-anak gen alpha juga makin banyak nanya. Pengen tau ini, pengen tau itu. Dan mereka juga lebih kreatif dalam mencari cara untuk melakukan sesuatu yang baru. Nah, itu yang menjadi kekuatan agen alfa pada saat ini," ujar Kara saat ditemui dalam acara peresmian EduALL Junior, Sabtu (31/8/2024), di Sentra Niaga Puri Indah, Jakarta Barat.
 

Lantas, bagaimana cara mendidik anak generasi alpha?

Orang tua tentu sangat berupaya agar anak-anak mereka dapat tumbuh menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri di masa depan. Menurut Kara, untuk mengembangkan kelebihan dan kekuatan dari generasi alpha, maka yang perlu diasah adalah perkembangan pola pikirnya. 

Untuk mengembangkan rasa ingin tahunya, orang tua sebaiknya lebih banyak memberikan pertanyaan daripada arahan. Misalnya, waktu masih kecil anak sudah dipilihkan bajunya sendiri. Nah, kalau sekarang baiknya anak ditanya dan diminta pendapatnya. 

"Kamu suka ini kenapa? Kamu gak suka?  Oh tadi nangis? Nangis sedih ya? Misalnya, dia sudah tenang, lalu ditanya tadi sedihnya apa yang bikin kamu sedih? Jadi, lebih banyak ditanya. Mungkin kita sebagai orang dewasa akan gerah juga. Tapi itu jadi hal-hal kunci sebenernya buat orang tua," ujar Kara. 


(Salah satu program entrepreneuial mindest di EduALL Junior untuk mengembangkan bakat anak generasi alpha. Foto: Dok. Istimewa)
 

Tumbuhkan rasa empati

Selain dihimbau untuk lebih banyak bertanya, orang tua juga disarankan untuk mengajarkan rasa empati sejak dini. Zaman sekarang, lanjut Kara, anak generasi alpha lebih banyak menggunakan gadget, sehingga tidak punya kesempatan untuk bersosialisasi. 

"Kemampuan sosial dan emosional itu perlu diajarkan. Sering-sering bertanya tentang perasaan anak. Termasuk juga bila ada temennya yang sedih. Trus tanya pendapatnya mengenai perasaanya. Ajarkan anak cara berempati sama orang lain," ujarnya.

Kara menambahkan aktivitas fisik juga memiliki peran penting dalam mengembangkan bakat anak-anak generasi alpha. 

"Anak-anak itu belajar dari hal-hal yang project. Untuk usia dini, segala sesuatu yang dipegang. Tapi, untuk usia SD itu sebenarnya hal-hal yang konkret, lebih masuk pembelajarannya ke mereka. Kalau kita ngomongin tentang proses belajar, mereka bisa menangkap, ketika ada refleksinya. Kenapa yang ini kayak gini, jadi nggak cuma lewat, lewat, lewat. Permainannya bisa segala macam seperti entrepreneurial mindset yang growth mindset. Di mana anak itu selalu melihat, situasi apa pun selalu ada kesempatan dan selalu bisa melakukan sesuatu," jelas Kara. 
 

Entrepreneurial mindset

Untuk menjawab tantangan dalam mendidik generasi alpha, EduALL, sebagai salah satu konsultan pendidikan independen di Indonesia yang hadir sejak tahun 2016, memperkenalkan program terbarunya melalui EduALL Junior. 

Program ini dirancang untuk mengembangkan generasi alpha untuk menjadi calon pemimpin masa depan yang percaya diri dan tahan banting melalui eksplorasi minat, bakat serta pengembangan entrepreneurial mindset.

Kezia Tenggono, COO EduALL Junior mengatakan Entrepreneurial mindset adalah pola pikir yang berorientasi pada solusi dan inovasi dalam menghadapi berbagai tantangan. Pola pikir ini tidak hanya penting bagi mereka yang ingin menjadi pengusaha, tetapi juga bagi semua anak yang ingin berhasil di bidang-bidang lainnya, baik di ruang lingkup pekerjaan di masa depan maupun dalam kehidupan sehari-hari. 

"Dengan mengembangkan entrepreneurial mindset, anak-anak diajarkan untuk menjadi lebih kreatif, inovatif, dan berani mengambil risiko yang sudah diperhitungkan. Kami fokus mengasah entrepreneurial mindset yang mencakup membangun resilience, response positif terhadap feedback, kerja tim, toleransi terhadap ambiguitas, pemecahan masalah, kreativitas, dan empati. Melalui program ini, diharapkan dapat mendorong setiap anak dapat mencapai potensi terbaik dan bisa menghadapi masa depan dengan berani," ujarnya. 

EduALL Junior menawarkan solusi pendidikan yang inovatif dan berbasis riset untuk memenuhi kebutuhan unik dari Generasi Alpha. Dalam prosesnya, anak-anak diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi dan menemukan minat & bakat serta area yang perlu dikembangkan—dengan pendekatan yang menyenangkan untuk menstimulasi berpikir secara cermat dan kritis akan minat mereka, termasuk di mana mereka memerlukan dukungan lebih.  

"Kami mengembangkan kurikulum ini dengan mempertimbangkan tantangan yang dihadapi, melalui pendekatan yang menyenangkan untuk anak-anak agar tetap relevan, sesuai dengan minat mereka. Seperti coding & robotics, visual arts, sains, dan kewirausahaan," tutup Debora Wibianne, Head of Academic EduALL Junior. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)

MOST SEARCH