FAMILY

Cara Berdamai dengan Kebiasaan Buruk Pasangan

Timi Trieska Dara
Minggu 01 November 2020 / 15:00
Jakarta: Kebiasaan pasangan kamu membuat kamu jengkel. Misalnya menaruh piring kotor sembarangan, mandi yang sangat lama, suka terlambat, atau tidak membantu kamu mengantarkan ke pasar untuk berbelanja? Apakah perilaku tersebut masih tak berubah setelah sekian lama. 

Daphne de Marneffe, Ph.D via Parents memberikan cara untuk membantu diri kamu dan pasangan untuk mengatasinya.
 

Mana yang menyangkut perasaan


Pertimbangkan perilaku mengganggu mana yang akhirnya benar-benar membahayakan perasaan kepercayaan atau kedekatan dalam hubungan kamu.

Fokuskan pada hal itu. Saling bertemu di tengah jalan atau saling berbicara tentang hal-hal yang kurang nyaman. Hanya dengan berbicara membuat kedua orang bisa saling mengerti.
 

Pertimbangkan masalah psikologis yang mendasarinya


Terkadang perilaku menjengkelkan (atau reaksi jengkel kita terhadap perilaku) memiliki penyebab yang lebih dalam dan jika kamu menyadarinya, kamu dapat mengatasinya dengan lebih efektif. 

Misalnya salah satu pasangan dengan ADHD. Dia masih terganggu jika ada tugas yang belum selesai, lupa memenuhi janji, kemudian disalahkan dan malu. Solusinya hanya dengan berupaya mengingat hal-hal yang paling penting dan tidak mengambil kekurangannya secara pribadi.


pasangan
(Pisahkan mana masalah yang besar dan mana masalah yang hanya kecil saja. Jika sudah menyangkut pada ADHD, akan lebih baik berkonsultasi dengan psikolog. Foto: Pexels.com)


Demikian pula, depresi atau kecemasan yang mendasarinya kadang-kadang dapat muncul sebagai pencetus amarah. Saat kamu orang tua yang masih muda, mungkin sulit untuk mengetahui apakah kamu mengalami depresi, cemas, atau kelelahan. 

Beralihlah ke teman yang mendukung, pastikan untuk berolahraga, dan bicarakan dengan praktisi kesehatan kamu tentang kemungkinan penyebab dan solusinya.

Demikian juga, jika perilaku pasangan kamu terasa seolah-olah itu bagian dari pola kepribadian yang lebih besar dengan mengabaikan perasaan kamu, kamu mungkin perlu mencari bantuan konselor perkawinan atau psikolog keluarga.
 

Berlatihlah kesabaran


Saat kamu emosi dan meninggikan suara saatnya mengambil langkah mundur (beberapa menit atau jam kemudian) dan mempertimbangkan kembali reaksimu. Ketika kamu dapat melihat, bernapas, dan menerima itu membantu kamu membuat pilihan yang lebih baik tentang bagaimana merespons.

Kembali ke tujuan kamu untuk menjaga gangguan ringan hanya hal kecil. Memiliki kemurahan hati dan kemauan untuk saling berempati bersama pasangan. Bicarakan pada pasangan kamu apa yang menjadi harapan kamu dan lakukan sedikit demi sedikit perubahan yang lebih baik lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH