Jakarta: Pada usia 7 tahun, anak biasanya menunjukkan kemampuan fisik yang menakjubkan dan penuh energi. Anak mungkin sudah bisa melempar atau menendang bola dengan tepat sasaran, melompat setinggi mungkin, dan berlari dengan kecepatan yang cukup kencang.
Selain itu, anak juga pandai menjaga keseimbangan saat melompat tali atau mengayuh sepeda tanpa goyah.
Koordinasi antara tangan dan mata sudah semakin matang, sehingga anak bisa berlari cepat sambil berbelok atau berhenti mendadak tanpa mudah jatuh. Kemampuan ini membuat anak lebih percaya diri dalam bermain dan bergerak bebas.
Perbedaan tingkat keterampilan fisik antar anak seusia mulai terlihat jelas, dan hal ini dipengaruhi oleh dua faktor utama:
Bakat fisik alami adalah kemampuan bawaan yang dimiliki seseorang sejak lahir, seperti kelincahan atau kekuatan yang membuat tubuh lebih mudah bergerak cepat dan stabil, tanpa perlu latihan berat terlebih dahulu.
Hal ini seperti hadiah dari lahir yang membantu anak lebih unggul dalam olahraga. Misalnya, anak yang lincah bisa dengan mudah menghindari rintangan saat bermain sepakbola.
Anak-anak yang sering aktif, misalnya bermain di luar rumah atau ikut kegiatan fisik, cenderung lebih kuat dan gesit dibandingkan anak yang lebih banyak diam atau duduk.
Untuk mendukung perkembangan ini, orang tua sebaiknya awasi waktu anak menghabiskan di depan layar gadget atau TV. Sebab terlalu banyak mengonsumsi gadget bisa mengurangi kesempatan bergerak.
Cobalah cari aktivitas olahraga yang menyenangkan dan tidak terlalu berat, seperti les berenang untuk belajar teknik dasar, kelas ski sederhana di musim dingin, atau latihan akrobatik ringan yang melatih keseimbangan.
Kunjungan rutin ke taman bermain juga bagus karena anak bisa naik perosotan, ayun-ayunan, atau main bola bersama teman.
Buat bermain di luar ruangan menjadi rutinitas harian, meskipun awalnya anak mungkin anak akan menolak, tetapi kreativitas anak kecil luar biasa karena mereka bisa menemukan cara seru untuk bergerak, seperti berpura-pura jadi superhero yang melompat-lompat atau mengejar kupu-kupu.
Olahraga di usia ini tidak hanya membuat tubuh sehat, tetapi juga membantu anak belajar bekerja sama, mengelola emosi saat kalah main, dan membangun kebiasaan baik seumur hidup. Mulailah dengan sesi pendek, seperti 30 menit sehari, dan puji usaha anak agar dia semakin semangat.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Selain itu, anak juga pandai menjaga keseimbangan saat melompat tali atau mengayuh sepeda tanpa goyah.
Koordinasi antara tangan dan mata sudah semakin matang, sehingga anak bisa berlari cepat sambil berbelok atau berhenti mendadak tanpa mudah jatuh. Kemampuan ini membuat anak lebih percaya diri dalam bermain dan bergerak bebas.
Perbedaan tingkat keterampilan fisik antar anak seusia mulai terlihat jelas, dan hal ini dipengaruhi oleh dua faktor utama:
1. Bakat fisik alami yang dibawa sejak lahir
Bakat fisik alami adalah kemampuan bawaan yang dimiliki seseorang sejak lahir, seperti kelincahan atau kekuatan yang membuat tubuh lebih mudah bergerak cepat dan stabil, tanpa perlu latihan berat terlebih dahulu.
Hal ini seperti hadiah dari lahir yang membantu anak lebih unggul dalam olahraga. Misalnya, anak yang lincah bisa dengan mudah menghindari rintangan saat bermain sepakbola.
2. Seberapa sering anak berlatih atau bergerak setiap hari
Anak-anak yang sering aktif, misalnya bermain di luar rumah atau ikut kegiatan fisik, cenderung lebih kuat dan gesit dibandingkan anak yang lebih banyak diam atau duduk.
Untuk mendukung perkembangan ini, orang tua sebaiknya awasi waktu anak menghabiskan di depan layar gadget atau TV. Sebab terlalu banyak mengonsumsi gadget bisa mengurangi kesempatan bergerak.
Cobalah cari aktivitas olahraga yang menyenangkan dan tidak terlalu berat, seperti les berenang untuk belajar teknik dasar, kelas ski sederhana di musim dingin, atau latihan akrobatik ringan yang melatih keseimbangan.
Kunjungan rutin ke taman bermain juga bagus karena anak bisa naik perosotan, ayun-ayunan, atau main bola bersama teman.
Buat bermain di luar ruangan menjadi rutinitas harian, meskipun awalnya anak mungkin anak akan menolak, tetapi kreativitas anak kecil luar biasa karena mereka bisa menemukan cara seru untuk bergerak, seperti berpura-pura jadi superhero yang melompat-lompat atau mengejar kupu-kupu.
Olahraga di usia ini tidak hanya membuat tubuh sehat, tetapi juga membantu anak belajar bekerja sama, mengelola emosi saat kalah main, dan membangun kebiasaan baik seumur hidup. Mulailah dengan sesi pendek, seperti 30 menit sehari, dan puji usaha anak agar dia semakin semangat.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)