FAMILY
Moms dan Dads, Lebih Kenal Yuk dengan 5 Tanda Anak Dibully di Sekolah
Aulia Putriningtias
Rabu 04 Oktober 2023 / 14:10
Jakarta: Kabar anak sekolah dibully kian marak belakang ini di Indonesia. Tak banyak orang tua menyadari bahwa anak mereka dibully saat di sekolah.
Tindakan bully sangat tidak dibenarkan. Pun, tak ada orang tua yang anaknya ingin dibully seseorang. Jadi, sebagai orang tua pun kita perlu mengenal anak agar tak terjadi hal yang tidak menyenangkan ini.
Dilansir dari Health Hive, penelitian menunjukkan setidaknya satu dari setiap lima anak berusia di atas 12 tahun mengaku menjadi korban perundungan di sekolah. Mereka menerima perilaku agresif dan tidak diinginkan yang berusaha mengendalikan atau menyakiti seseorang.
Apabila seseorang mengalami pembullyan, baik secara verbal maupun non-verbal, berisiko tinggi untuk mengalami depresi dan traumatis seumur hidup. Kecemasan yang tinggi akan membawa anak sulit untuk menjalankan hidup secara normal.
Adapun lima tanda-tanda anak mendapatkan perundungan di lingkungan mereka, antara lain:
Karena rasa cemas yang begitu tinggi, untuk berkonsentrasi saja anak akan mengalami kesulitan. Hal ini bisa dilihat melalui nilai-nilai saat sekolah atau saat melakukan aktivitas lainnya.
Rasa cemas yang tinggi membuat mereka enggan tidur. Mereka cemas akan perundungan kembali dilakukan dan merasakan lebih baik untuk tidak tidur. Bahkan, akibat perundungan pun bisa mengalami insomnia.
Moms dan Dads, perhatikan satu ini! Akibat ketakutan anak yang dialami, mereka enggan untuk pergi ke sekolah. Namun, umumnya mereka tak ingin orang tua tahu bahwa mereka mendapatkan perundungan.
Terlihat gusar, muram, sedih, dan ketakutan adalah kondisi yang bisa kita lihat jika diamati secara cermat. Selain itu, luka lebam di sekitar tubuh bisa juga menjadi tanda bahwa anak mengalami perundungan.
Rasa cemas yang begitu tinggi membuat mereka tidak mau untuk beraktivitas di luar. Mereka memilih diam di rumah. Bahkan, mereka bisa tidak nyaman di rumah jika orang tua kerap memaksa mereka untuk melanjutkan aktivitas di luar.
Jika anak tidak bisa melawan, orang tua adalah tempat yang aman bagi anak untuk bercerita. Maka dari itu, sebaiknya untuk mengajarkan kepada anak tentang perundungan. Jadi, mereka bisa mengetahui apa yang harus dilakukan.
Dilansir dari Unicef, ada beberapa langkah yang dapat Moms dan Dads ajarkan kepada anak tentang perundungan, seperti:
Begitu mereka tahu apa itu bullying, anak-anak akan dapat mengidentifikasinya dengan lebih mudah, apakah itu terjadi pada mereka atau orang lain.
Komunikasi menjadi kunci untuk saling terbuka bersama anak. Orang tua juga harus terbuka dan bersedia menolong ketika anak memintanya. Buatlah nyaman saat berkomunikasi, sehingga anak juga tidak segan untuk terbuka.
Dorong anak untuk mengikuti kelas atau bergabung dengan kegiatan yang ia sukai di lingkungan atau di sekolahnya. Ini juga akan membantu membangun kepercayaan diri serta menambah teman dengan minat yang sama.
Tunjukkan pada anak bagaimana memperlakukan anak-anak lain dan orang dewasa dengan kebaikan dan rasa hormat. Selain itu, juga melakukan hal yang sama kepada orang-orang di sekitar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Tindakan bully sangat tidak dibenarkan. Pun, tak ada orang tua yang anaknya ingin dibully seseorang. Jadi, sebagai orang tua pun kita perlu mengenal anak agar tak terjadi hal yang tidak menyenangkan ini.
Dilansir dari Health Hive, penelitian menunjukkan setidaknya satu dari setiap lima anak berusia di atas 12 tahun mengaku menjadi korban perundungan di sekolah. Mereka menerima perilaku agresif dan tidak diinginkan yang berusaha mengendalikan atau menyakiti seseorang.
Apabila seseorang mengalami pembullyan, baik secara verbal maupun non-verbal, berisiko tinggi untuk mengalami depresi dan traumatis seumur hidup. Kecemasan yang tinggi akan membawa anak sulit untuk menjalankan hidup secara normal.
Adapun lima tanda-tanda anak mendapatkan perundungan di lingkungan mereka, antara lain:
1. Sulit berkonsentrasi
Karena rasa cemas yang begitu tinggi, untuk berkonsentrasi saja anak akan mengalami kesulitan. Hal ini bisa dilihat melalui nilai-nilai saat sekolah atau saat melakukan aktivitas lainnya.
2. Sulit tidur
Rasa cemas yang tinggi membuat mereka enggan tidur. Mereka cemas akan perundungan kembali dilakukan dan merasakan lebih baik untuk tidak tidur. Bahkan, akibat perundungan pun bisa mengalami insomnia.
3. Sering membuat alasan tidak ingin masuk sekolah
Moms dan Dads, perhatikan satu ini! Akibat ketakutan anak yang dialami, mereka enggan untuk pergi ke sekolah. Namun, umumnya mereka tak ingin orang tua tahu bahwa mereka mendapatkan perundungan.
4. Kondisi fisik
Terlihat gusar, muram, sedih, dan ketakutan adalah kondisi yang bisa kita lihat jika diamati secara cermat. Selain itu, luka lebam di sekitar tubuh bisa juga menjadi tanda bahwa anak mengalami perundungan.
5. Menarik diri
Rasa cemas yang begitu tinggi membuat mereka tidak mau untuk beraktivitas di luar. Mereka memilih diam di rumah. Bahkan, mereka bisa tidak nyaman di rumah jika orang tua kerap memaksa mereka untuk melanjutkan aktivitas di luar.
Bagaimana cara mengajari anak tentang bullying?
Jika anak tidak bisa melawan, orang tua adalah tempat yang aman bagi anak untuk bercerita. Maka dari itu, sebaiknya untuk mengajarkan kepada anak tentang perundungan. Jadi, mereka bisa mengetahui apa yang harus dilakukan.
Dilansir dari Unicef, ada beberapa langkah yang dapat Moms dan Dads ajarkan kepada anak tentang perundungan, seperti:
1. Ajari tentang pengertian bullying atau perundungan
Begitu mereka tahu apa itu bullying, anak-anak akan dapat mengidentifikasinya dengan lebih mudah, apakah itu terjadi pada mereka atau orang lain.
2. Sering berkomunikasi baik bersama anak
Komunikasi menjadi kunci untuk saling terbuka bersama anak. Orang tua juga harus terbuka dan bersedia menolong ketika anak memintanya. Buatlah nyaman saat berkomunikasi, sehingga anak juga tidak segan untuk terbuka.
3. Membantu membangun kepercayaan
Dorong anak untuk mengikuti kelas atau bergabung dengan kegiatan yang ia sukai di lingkungan atau di sekolahnya. Ini juga akan membantu membangun kepercayaan diri serta menambah teman dengan minat yang sama.
4. Jadilah teladan
Tunjukkan pada anak bagaimana memperlakukan anak-anak lain dan orang dewasa dengan kebaikan dan rasa hormat. Selain itu, juga melakukan hal yang sama kepada orang-orang di sekitar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)