FAMILY
Hindari Bikin MPASI Menggunakan Blender, Ini Risikonya
A. Firdaus
Kamis 01 Februari 2024 / 17:03
Jakarta: Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) adalah makanan atau minuman bergizi seimbang yang diberikan kepada bayi berusia 6-24 bulan dengan takaran tertentu guna memenuhi kebutuhan gizi bayi. MPASI juga makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga, namun tidak serta merta menggantikan peran ASI.
Untuk membuat MPASI, Moms perlu tahu edukasinya. Terutama dalam proses pembuatannya seperti diutarakan oleh Ahli Gizi Masyarakat Dr dr Tan Shot Yen. Ia mengimbau kepada para Moms untuk tidak menggunakan blender dalam membuat MPASI, karena dapat berisiko terjadi diare pada bayi.
"Jadi seperti pepaya dikerok, pisang dikerok. Nah ini dia, tidak menggunakan blender atau juicer, kenapa? risiko diare," katanya dalam diskusi mengenai MPASI yang diikuti secara daring di Jakarta melansir Antara.
Dr. Tan menjelaskan, pergantian perkakas makanan dalam menyiapkan MPASI untuk bayi dapat mengakibatkan risiko makanan menjadi terkontaminasi, terlebih pada bayi yang masih sensitif dan baru belajar untuk makan.
"Jadi alangkah baiknya kalau misalnya kita pakai pepaya, itu kan dibelah, satu-satunya alat yang kita pakai cuma sendok bayi. Kerok, suap, kerok, suap. Begitu pula dengan dengan pisang," tambahnya.
Baca juga: Terapkan 4+4 Kunci Posisi dan Perlekatan Menyusui yang Benar
MPASI Selain itu, dr. Tan menyebutkan penggunaan blender dalam melumat MPASI menyebabkan tekstur MPASI menjadi terlalu cair dan tidak disukai oleh bayi yang menyukai makanan yang lunak, kental, dan tidak cair.
Yang harus dilakukan adalah, Moms harus meracik MPASI menggunakan metode ulek dan saring, sebagaimana yang direkomendasikan dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang dibagikan oleh pemerintah.
"Kenapa ulek saring? Kenapa di buku KIA ditulisnya ulek saring? Karena begitu kalian ulek saring, maka serat yang tidak larut, itu akan tertinggal di atas saringan," ujarnya.
Menurut dr. Tan, serat yang tidak larut penting untuk dikonsumsi bayi agar bayi dapat buang air dengan lancar dan tidak sembelit. "Nah, kalau anda pakai blender, itu mau serat larut, serat tidak larut, itu tertelan sama anaknya. Padahal serat yang tidak larut itu penting banget," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Untuk membuat MPASI, Moms perlu tahu edukasinya. Terutama dalam proses pembuatannya seperti diutarakan oleh Ahli Gizi Masyarakat Dr dr Tan Shot Yen. Ia mengimbau kepada para Moms untuk tidak menggunakan blender dalam membuat MPASI, karena dapat berisiko terjadi diare pada bayi.
"Jadi seperti pepaya dikerok, pisang dikerok. Nah ini dia, tidak menggunakan blender atau juicer, kenapa? risiko diare," katanya dalam diskusi mengenai MPASI yang diikuti secara daring di Jakarta melansir Antara.
Dr. Tan menjelaskan, pergantian perkakas makanan dalam menyiapkan MPASI untuk bayi dapat mengakibatkan risiko makanan menjadi terkontaminasi, terlebih pada bayi yang masih sensitif dan baru belajar untuk makan.
"Jadi alangkah baiknya kalau misalnya kita pakai pepaya, itu kan dibelah, satu-satunya alat yang kita pakai cuma sendok bayi. Kerok, suap, kerok, suap. Begitu pula dengan dengan pisang," tambahnya.
Baca juga: Terapkan 4+4 Kunci Posisi dan Perlekatan Menyusui yang Benar
MPASI Selain itu, dr. Tan menyebutkan penggunaan blender dalam melumat MPASI menyebabkan tekstur MPASI menjadi terlalu cair dan tidak disukai oleh bayi yang menyukai makanan yang lunak, kental, dan tidak cair.
Yang harus dilakukan adalah, Moms harus meracik MPASI menggunakan metode ulek dan saring, sebagaimana yang direkomendasikan dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang dibagikan oleh pemerintah.
"Kenapa ulek saring? Kenapa di buku KIA ditulisnya ulek saring? Karena begitu kalian ulek saring, maka serat yang tidak larut, itu akan tertinggal di atas saringan," ujarnya.
Menurut dr. Tan, serat yang tidak larut penting untuk dikonsumsi bayi agar bayi dapat buang air dengan lancar dan tidak sembelit. "Nah, kalau anda pakai blender, itu mau serat larut, serat tidak larut, itu tertelan sama anaknya. Padahal serat yang tidak larut itu penting banget," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)