FAMILY

Penyebab, Faktor Risiko, dan Gejala Hipoglikemia Neonatal

Yatin Suleha
Kamis 06 November 2025 / 11:00
Jakarta: Hipoglikemia neonatal terjadi pada 1 hingga 3 dari setiap 1.000 kelahiran menjadikannya masalah metabolik paling umum pada bayi baru lahir. Kondisi ini mengacu pada bayi baru lahir dengan kadar gula darah (glukosa) rendah setelah lahir.

Pada bayi baru lahir yang sehat, sebenarnya cukup normal bagi kadar gula darah untuk turun segera setelah bayi lahir. Namun, jika konsentrasi glukosa turun dalam 24 jam pertama kehidupan, bayi kamu mungkin didiagnosis dengan hipoglikemia neonatal.

Untuk memahami lebih lanjut, bayangkan glukosa seperti bahan bakar yang dibutuhkan tubuh untuk energi. Saat bayi masih di dalam rahim, ia mendapat glukosa dari ibu melalui plasenta.
 
Setelah lahir, bayi harus mulai membuat glukosa sendiri atau mendapatkannya dari makanan seperti ASI. Jika proses ini tidak lancar, kadar gula darah bisa turun terlalu rendah. 

Tanpa pengobatan, kadar gula darah rendah kronis dapat dikaitkan dengan kerusakan neurologis dan menyebabkan masalah perkembangan.
 

Penyebab hipoglikemia pada bayi baru lahir


Dilansir dari BabyCenter hipoglikemia dapat terjadi pada bayi baru lahir karena beberapa alasan dan dalam beberapa kasus, mungkin ada kadar insulin yang berlebihan dalam aliran darah, hormon yang mengatur kadar glukosa darah.

Insulin ini seperti pengatur lalu lintas yang membuat glukosa masuk ke sel, tapi jika terlalu banyak, glukosa di darah bisa habis.


(Penyebab gula darah rendah (hipoglikemia) pada bayi baru lahir meliputi faktor dari ibu dan faktor bayi serta kurangnya asupan nutrisi yang cukup setelah lahir. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)

Alternatifnya, tubuh bayi mungkin tidak dapat memproduksi glukosa yang cukup atau menggunakan glukosa lebih banyak daripada yang diproduksinya.

Karena bayi beralih dari menerima glukosa melalui plasenta ke mengonsumsinya dari ASI atau susu formula, kemungkinan bayi dengan kadar gula darah rendah mengalami masalah pemberian makan yang menghalangi mereka mendapatkan cukup glukosa secara oral.

Misalnya, jika bayi kesulitan menyusu atau ibu mengalami masalah produksi ASI, ini bisa jadi penyebabnya. Kadang-kadang, kondisi seperti infeksi atau masalah pada hati juga bisa membuat tubuh bayi sulit mengatur gula darah.
 

Apa faktor risiko untuk hipoglikemia neonatal?


Beberapa faktor risiko dapat meningkatkan kemungkinan bayi kamu mengalami hipoglikemia neonatal, yaitu jika mereka lahir prematur, besar, atau kecil untuk ukuran kehamilan mereka, maka berisiko lebih tinggi mengalami masalah gula darah.

Diabetes ibu juga terkait dengan risiko lebih tinggi hipoglikemia neonatal dan hipotermia. 

Jika ibu memiliki diabetes gestasional, bayi mungkin mendapat terlalu banyak insulin dari ibu, yang membuat gula darahnya turun drastis setelah lahir.

Selain itu, infeksi serius atau kekurangan oksigen setelah lahir dapat mengganggu kadar glukosa darah, berkontribusi pada masalah gula darah dini. Bayi yang lahir melalui operasi caesar atau mengalami stres saat lahir juga bisa lebih rentan.
 

Gejala hipoglikemia neonatal


Gejala ringan hipoglikemia neonatal dapat mencakup kegelisahan atau gemetar, seperti bayi yang rewel dan sulit tenang. Bayi dengan kulit pucat atau kebiruan, muntah, atau masalah menyusui, atau suhu tubuh rendah dapat diperiksa untuk kondisi ini melalui tes tusuk tumit.
 
Pada kasus yang lebih parah, bayi mungkin tampak sangat lesu, mengalami kejang, keringat berlebihan, atau bahkan koma.

Namun, sering kali hipoglikemia neonatal tidak menunjukkan gejala dan hanya terdeteksi melalui skrining glukosa yang dilakukan karena risiko tinggi mengembangkan kondisi tersebut.

Itulah sebabnya, di rumah sakit, bayi dengan faktor risiko akan dipantau ketat, bahkan jika terlihat sehat.
 

Secillia Nur Hafifah

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH