FAMILY

Alasan BKKBN Sarankan Wanita untuk Tidak Hamil di Usia 30-an

Medcom
Jumat 30 Desember 2022 / 10:00
Jakarta: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menyarankan kepada semua ibu untuk tidak hamil di atas usia 30 tahun guna menghindari terjadinya risiko kematian, perburukan kesehatan, dan kondisi janin dalam kandungan.

"Secara alami (kondisi kesehatan ibu) sudah menurun, itulah alasan kenapa perempuan tidak boleh hamil di atas usia itu. Hamil saja sudah merupakan beban tersendiri, apalagi kalau di atas 32-35 tahun, itu sudah tua," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. 
 

Pahami kesuburan di usia 30

Seiring bertambahnya usia, kesuburan seorang wanita pun ikut menurun. Tidak seperti pria yang terus-menerus menghasilkan sperma, wanita justru tidak dapat menghasilkan sel telur baru setelah mereka lahir.

Rata-rata anak perempuan dilahirkan dengan sekitar satu juta sel telur potensial (dalam bentuk folikel ovarium). Pada periode pertama, jumlah ini telah menyusut menjadi sekitar 300.000. Selama masa reproduksi rata-rata wanita, hanya 300 hingga 500 sel telur yang cukup matang untuk berpotensi hamil.

Ini berarti wanita sudah memiliki persediaan sel telur yang terbatas dan seiring bertambahnya usia, jumlah serta kualitas sel telur pun ikut menurun. 

Hasto mengingatkan jika seorang calon ibu atau ibu masih hamil di atas usia 30 tahun, maka tingkat terjadinya risiko buruk selama masa kehamilan akan semakin tinggi.

Pada usia tersebut, tingkat janin mengalami kelainan atau cacat bawaan (kongenital) seperti gangguan fungsi organ atau bagian tubuh tertentu yang disebabkan oleh adanya gangguan selama masa tumbuh kembang janin dalam kandungan.


(Menurut Hasto, ibu hamil yang berusia di atas 30 tahun memiliki risiko kehamilan yang lebih tinggi. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
 

Bagaimana dengan kesehatan telur ibu di usia 30-an?

Sayangnya, mengukur kesuburan di usia 30-an tidak sesederhana menghitung jumlah sel telur yang kamu miliki. Seiring bertambahnya usia seorang wanita, kesehatan sel telurnya juga menurun secara bertahap dan semakin banyak telur yang mengalami mutasi genetik. Mereka mungkin mengandung terlalu banyak atau terlalu sedikit kromosom, yang berarti bahwa mereka dapat menyebabkan anak cacat lahir atau tidak dapat tumbuh menjadi janin yang matang sama sekali. 

Kualitas telur secara bertahap menurun di usia 30-an. Pada usia 30 tahun, hampir sepertiga sel telur wanita dianggap abnormal secara genetik. Pada usia 35, lebih dari sepertiganya tidak normal dan pada usia 40, lebih dari setengahnya.

Hasto juga menyatakan ketidaksetujuannya ketika ada seseorang yang menyarankan untuk menunda kehamilan. Ia menekankan masa kehamilan yang baik adalah ketika perempuan berusia di atas 20 tahun, sementara usia menikah yang ideal adalah 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki.


Nandhita Nur Fadjriah

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(yyy)

MOST SEARCH