FAMILY

PascaCovid: Secara Emosional, Sudah Siapkah Anak-anak Kembali Bersekolah?

Mia Vale
Rabu 22 September 2021 / 12:00
Jakarta: Covid belum usai, namun mau tidak mau, suka tidak suka beberapa sekolah sudah melakukan pembelajaran tatap muka, yang tentu mematuhi prosedur kesehatan. 

Sekolah yang sudah hampir dua tahun ini hanya melalui canggihnya aplikasi, kini mulai bersekolah dalam arti kata sebenarnya. 

Sudahkah si kecil siap untuk kembali bersosialisasi dengan teman sebaya dan para guru yang biasanya hanya mereka temui lewat layar gawai? Bagaimana dengan emosionalnya? Semua akan dipaparkan Mindbodygreen untuk kamu.
 

1. Bila si kecil pemalu


Kecemasan masuk kembali ke lingkungan sosial itu nyata, baik untuk orang dewasa ataupun anak-anak. Sama halnya seperti memulai bersekolah lagi. 

Ini cukup menyebabkan beberapa anak gelisah untuk berteman, menyesuaikan diri, dan menemukan komunitas mereka.

Ibaratnya, ketika sebelum pandemi mereka berjuang untuk mengatur sosial emosionalnya, lalu (terpaksa) harus menarik diri dari lingkungan sosial di sekolah, dan kini, mereka harus kembali berjuang menyesuaikan diri dengan teman-temannya.

"Mengangkat bahu, memutar mata, atau mengamuk, biasanya merupakan tanda bahwa si kecil sedang berjuang untuk muncul kembali di dunia baru," tandas pakar parenting Caroline Maguire, M.Ed. 


ptm
(Berikan pelukan dan support pada si kecil, kemungkinan besar penyesuaian si kecil untuk PTM bagi psikologinya sedikit menantang. Foto: Ilustrasi/Pexels.com) 


Hal ini dapat menyebabkan mereka merasa seolah-olah tidak tahu bagaimana mengarahkan percakapan, menjangkau orang lain, dan, karena itu, 'mundur'. 

Anak mungkin telah berjuang sebelum covid dengan menyesuaikan diri. Tapi sekarang adalah kesempatan untuk mengidentifikasi keterampilan sosial-emosional utama mana yang harus dikerjakan seperti mengobrol, mendekati orang lain, atau memulai permainan. 

Bila si kecil mengalami kesulitan akan hal itu, dampingilah dia, jadilah pendengar yang berempati saat melakukannya. Dan bantu mereka membangun kepercayaan diri pada area tersebut. 
 

2. Jika anak 'bertingkah' usai sekolah


Anak-anak masih berkembang. Mereka belum sepenuhnya tahu bagaimana menangani emosinya. Bisa saja mereka 'bertingkah' di rumah usai pulang sekolah, jika mereka mengalami hari yang buruk. 

Bila demikian, orang tua bisa membantu anak untuk mengatasi sisa emosi negatif yang muncul selama di sekolah. Pertama, dengan pendekatan "coba ini dulu". 

Artinya, ketika anak bahagia dan santai, pinta mereka untuk membuat daftar hal-hal yang membantu mereka merasa lebih baik ketika sedang merasa cemas atau kesal. 

Membaca, main basket, nonton youtube, misalnya. Jadi, begitu mereka merasa kesal sepulang sekolah, kamu bisa menempatkan mereka pada kegiatan yang mereka sukai tadi.

Kedua, bila si kecil pulang sekolah dengan menangis, tapi ketika ditanya, mereka tidak bisa atau tidak mau menceritakannya. Cukup katakan "Maaf ya de.., kamu mengalami masa sulit di sekolah." 

Setelah itu, berikan daftar yang tadi dia sukai, lalu biarkan anak memilih salah satu untuk dilakukannya selama 20 menit ke depan. Katakanlah, "Temui Mama ya setelah kamu selesai. Mama ada di sini ya untuk bicara." 

Dengan begitu, anak memiliki waktu untuk melakukan sesuatu yang membuat dirinya gembira, mengalihkan pikirannya dari apa yang mengganggu mereka, dan kemudian memungkinkan diskusi yang lebih bijaksana tentang mengapa mereka marah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH