FAMILY
5 Tips Membagi Waktu antara Karya, Keluarga, dan Komunitas ala Wamen Ekraf Irene Umar
A. Firdaus
Sabtu 25 Oktober 2025 / 15:04
Jakarta: Seringkali dunia semakin sibuk dan kompetitif, terutama bagi perempuan yang berkarier mencapai keseimbangan antara karya, keluarga, dan komunitas kadang terasa seperti tantangan yang mustahil.
Namun, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) Irene Umar menawarkan perspektif segar dan inspiratif. Ia menekankan pentingnya mengubah mindset daripada sekadar mengejar work-life balance yang kaku.
Menurut Wamen Irene, hidup bukanlah tentang memisahkan kerja dari kehidupan pribadi, melainkan mengintegrasikan semua aspek, seperti kerja, bermain, dan istirahat menjadi satu kesatuan yang bermakna. Sehingga kita tidak merasa terbebani oleh waktu yang terbuang.
Berikut adalah lima tips praktis ala Wamen Irene Umar untuk membagi waktu antara karya, keluarga, dan komunitas, terutama bagi perempuan yang bekerja:
Jangan anggap work-life balance sebagai pemisahan antara kerja dan hidup. Hidup adalah 24 jam sehari yang mencakup kerja, bermain, dan istirahat. Embrace pekerjaan sebagai bagian integral kehidupan agar tidak terasa seperti pemborosan waktu.
Jika pekerjaan membuatmu tidak bahagia, cari yang sesuai dengan passion-mu. Ini membantu kerja terasa seperti bagian dari kehidupan yang bermakna, bukan beban.
Kenali kekuatan dan passion pribadi. Hidup berdasarkan apa yang kamu lakukan terbaik, bukan hanya mengejar hasil seperti uang yang ibarat air kamu harus cari sumbernya agar mengalir terus.
“Jadi ngalir aja terus gitu loh supaya kita bisa lebih happy dalam hidup kita,” ujar Wamen Ekraf, Irene dalam acara Riise 7th Anniversary di Movenpick Hotel Jakarta City Centre.
Fokus pada aspek pekerjaan yang kamu sukai, seperti interaksi dengan tamu atau inovasi layanan. Ini membuatmu lebih produktif dan bahagia yang berdampak positif pada keluarga dan komunitas.
Pekerjaan pasti ada tantangannya, seperti gosip di group chat tanpa atasan. Ini normal dan membuat hidup tidak membosankan, kamu harus menerimanya sebagai bagian dari dinamika.
Jangan biarkan tantangan ini mengganggu keseimbangan. Gunakan waktu keluarga untuk recharge, dan kontribusi komunitas seperti kegiatan sosial untuk perspektif lebih luas.
Jangan ikuti norma yang kaku. Sebagai perempuan, jadilah agen perubahan untuk mencapai kehidupan yang penuh dan bahagia.
Jika pekerjaan memakan waktu, prioritaskan efisiensi. Misalnya, alokasikan waktu spesifik untuk keluarga dengan makan malam bersama dan komunitas dengan seperti sukarela di acara lokal, sambil memastikan pekerjaan tetap produktif.
Jangan menikah karena paksaan atau usia. Pilih pasangan yang memahami dan mendukung passionmu, termasuk jadwal kerja yang tidak pasti.
Jika kamu bahagia di pekerjaan, pasangan yang tepat akan mendukungmu, bukan menghalangi. Ini memudahkan integrasi antara karya, keluarga, dan komunitas tanpa konflik.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Namun, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) Irene Umar menawarkan perspektif segar dan inspiratif. Ia menekankan pentingnya mengubah mindset daripada sekadar mengejar work-life balance yang kaku.
Menurut Wamen Irene, hidup bukanlah tentang memisahkan kerja dari kehidupan pribadi, melainkan mengintegrasikan semua aspek, seperti kerja, bermain, dan istirahat menjadi satu kesatuan yang bermakna. Sehingga kita tidak merasa terbebani oleh waktu yang terbuang.
Berikut adalah lima tips praktis ala Wamen Irene Umar untuk membagi waktu antara karya, keluarga, dan komunitas, terutama bagi perempuan yang bekerja:
1. Ubah mindset dan embrace semua aspek kehidupan sebagai satu kesatuan
Jangan anggap work-life balance sebagai pemisahan antara kerja dan hidup. Hidup adalah 24 jam sehari yang mencakup kerja, bermain, dan istirahat. Embrace pekerjaan sebagai bagian integral kehidupan agar tidak terasa seperti pemborosan waktu.
Jika pekerjaan membuatmu tidak bahagia, cari yang sesuai dengan passion-mu. Ini membantu kerja terasa seperti bagian dari kehidupan yang bermakna, bukan beban.
2. Acknowledge diri sendiri dan cari sumber kebahagiaan
Kenali kekuatan dan passion pribadi. Hidup berdasarkan apa yang kamu lakukan terbaik, bukan hanya mengejar hasil seperti uang yang ibarat air kamu harus cari sumbernya agar mengalir terus.
“Jadi ngalir aja terus gitu loh supaya kita bisa lebih happy dalam hidup kita,” ujar Wamen Ekraf, Irene dalam acara Riise 7th Anniversary di Movenpick Hotel Jakarta City Centre.
Fokus pada aspek pekerjaan yang kamu sukai, seperti interaksi dengan tamu atau inovasi layanan. Ini membuatmu lebih produktif dan bahagia yang berdampak positif pada keluarga dan komunitas.
3. Terima tantangan sebagai bagian normal kehidupan
Pekerjaan pasti ada tantangannya, seperti gosip di group chat tanpa atasan. Ini normal dan membuat hidup tidak membosankan, kamu harus menerimanya sebagai bagian dari dinamika.
Jangan biarkan tantangan ini mengganggu keseimbangan. Gunakan waktu keluarga untuk recharge, dan kontribusi komunitas seperti kegiatan sosial untuk perspektif lebih luas.
4. Jadilah change maker, bukan pengikut arus
Jangan ikuti norma yang kaku. Sebagai perempuan, jadilah agen perubahan untuk mencapai kehidupan yang penuh dan bahagia.
Jika pekerjaan memakan waktu, prioritaskan efisiensi. Misalnya, alokasikan waktu spesifik untuk keluarga dengan makan malam bersama dan komunitas dengan seperti sukarela di acara lokal, sambil memastikan pekerjaan tetap produktif.
5. Pilih pasangan yang mendukung kebahagiaanmu
Jangan menikah karena paksaan atau usia. Pilih pasangan yang memahami dan mendukung passionmu, termasuk jadwal kerja yang tidak pasti.
Jika kamu bahagia di pekerjaan, pasangan yang tepat akan mendukungmu, bukan menghalangi. Ini memudahkan integrasi antara karya, keluarga, dan komunitas tanpa konflik.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)