FAMILY

Kebiasaan Anak 2 Tahun, dari Malu-malu sampai Clingy

Yatin Suleha
Rabu 12 November 2025 / 17:37
Jakarta: Memasuki usia 2 tahun, anak-anak sering kali memasuki fase balita yang penuh dengan perubahan dan tantangan baru bagi orang tua. Pada tahap ini, mereka mulai mengembangkan kepribadian yang lebih kuat.

Namun, sebagai orang tua, memahami makna di balik tindakan-tindakan ini sangat penting agar kamu bisa merespons dengan tepat, memberikan dukungan emosional, dan membantu anak kamu tumbuh menjadi individu yang lebih percaya diri dan stabil.

Berikut adalah empat kebiasaan umum anak dua tahun tersebut, berdasarkan wawasan dari para ahli, serta tips praktis untuk menangani setiap situasi dengan sabar dan penuh empati.
 

1. Mereka bersembunyi saat buang air besar di popok


Pertama, anak kamu menyadari dorongan untuk buang air besar dan tahu bahwa akan ada buang air besar. Kedua, mereka telah mengamati bahwa orang dewasa melakukan hal itu secara pribadi.

Ini adalah dua tanda positif bahwa mereka siap untuk pelatihan toilet, yang biasanya terjadi antara usia dua dan tiga tahun.
 

Tips!


Dorong pencarian privasi balita kamu, tetapi arahkan mereka ke kamar mandi. Bawa anak ke ruangan yang tepat di rumah sudah merupakan langkah positif dan tidak perlu memaksa mereka untuk duduk di toilet dulu, terutama jika mereka belum siap.
 

2. Mereka tantrum



(Balita tantrum juga bisa jadi karena belum mampu mengungkapkan frustrasi, rasa marah, atau keinginan mereka dengan kata-kata. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)

Hal ini bisa mengejutkan ketika anak kamu yang biasanya manis dan baik hati berusia dua tahun mulai melempar makanan atau merusak mainan.

Namun, penting untuk memahami bahwa ledakan emosi mereka kemungkinan besar hanya reaksi terhadap situasi saat ini dan bukan tanda bahwa kepribadian mereka telah berubah.
 

Tips!


Pertama, coba tenangkan diri dan cari tahu apa yang sedang terjadi, lalu akui perasaannya. Ingat, balita sering kali kesulitan mengatur emosi mereka dan belajar dengan cara menguji batas.

Mengakui perasaannya dan memberi tahu balita kamu bahwa kamu mendengarkan mereka. Terkadang, itu sudah cukup untuk mulai menenangkan situasi.

Jangan abaikan perilaku seperti memukul, menendang, menggigit, atau melempar. Pastikan semua orang aman dengan menghentikan perilaku tersebut terlebih dahulu.
 

3. Mereka melakukan tindakan emosional saat kamu memenuhi permintaan mereka


Ketidakmampuan balita kamu untuk menahan diri adalah pengingat bahwa, meskipun mereka tumbuh dengan kecepatan cahaya, mereka masih memiliki sedikit sisa masa bayi.

Korteks prefrontal, bagian otak yang bertanggung jawab atas pengendalian diri, mulai berkembang secara dramatis antara usia 2 dan 7 tahun.
 

Tips!


Jangan memanjakan kebutuhan balita kamu akan kepuasan instan dengan bergerak secepat kilat untuk memenuhi setiap permintaan mereka. Sebaliknya, katakan pada mereka bahwa kamu telah mendengar permintaan mereka dan akan memberikan apa yang mereka inginkan sesegera mungkin.
   

4. Mereka berteriak, “tidak, ibuku/ayahku!” Saat anak lain mendekati kamu


Perilaku clingy bisa menandakan bahwa anak kamu merasa tidak mendapatkan cukup perhatian dari kamu, terutama jika kamu bekerja lembur atau baru saja menyambut bayi baru dalam keluarga.

“Fase ‘miliku, milikku, miliku’ memang mengganggu, tapi itu hal yang baik karena artinya balita kamu sedang berkembang dalam memahami siapa dirinya sebagai individu. Pada tahap ini, citra diri mereka terkait dengan hal-hal yang paling berharga bagi mereka” kata psikolog Kristin Lagattuta, PhD, asisten profesor di Pusat Mind and Brain di Universitas California, Davis.
 

Tips!


Peluk anak kamu dan katakan bahwa, tentu saja, kamu adalah orang tuanya dan kamu mencintainya. Kamu juga dapat memanfaatkan momen ini sebagai pelajaran singkat tentang berbagi.

 

Secillia Nur Hafifah

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH