FAMILY
Jangan Anggap Sepele! Bikin Nangis Bayi karena Gemas ternyata Bisa Berdampak Buruk
Medcom
Rabu 04 Januari 2023 / 15:20
Jakarta: Semua bayi memang menggemaskan. Namun, beberapa orang dewasa melakukan reaksi yang berbeda-beda ketika melihat bayi lucu yang sedang fokus dengan mainannya.
Apakah kamu termasuk salah satu orang yang suka membuat bayi menangis dengan alasan gemas? Sebagian orang dewasa merasa puas ketika mereka berhasil membuat bayi itu menangis atau beberapa dari mereka mencubit pipinya/membully hingga bayi menjerit.
Ternyata semua itu memiliki dampak negatif pada perilaku dan mental bayi ketika mereka dewasa nanti, loh. Berikut merupakan dampak negatif yang telah medcom.id rangkum untuk kamu:
Penyebab trauma bisa sangat bervariasi, salah satunya karena sering menangis dan dibuat tidak nyaman. Ketika trauma yang dialami anak tidak ditangani dengan baik, pertumbuhan dan perkembangannya bisa terhambat. Untuk itu, orang tua perlu mengetahui gejala apa saja yang bisa dialami pada anak yang mengalami trauma.
Berbagai faktor dapat berkontribusi pada sikap anak yang mudah marah dan agresi. Selain genetik, lingkungan juga merupakan kontributor utama. Trauma, disfungsi keluarga dan gaya pengasuhan tertentu bisa menjadi penyebabnya. Dengan sengaja membuat bayi sering menangis, secara psikologis bayi akan tumbuh dengan karakter mudah marah untuk melindungi dirinya.
Otak manusia adalah organ tubuh yang terbentuk dari hal-hal yang pernah dialaminya dan dibentuk untuk merespon segala kejadian yang dialaminya. Peristiwa traumatik akan terekam dalam ingatan anak selamanya dan mengakibatkan gangguan perkembangan pada otak anak, serta kesehatan fisik maupun mental mereka.
Insecure dapat diartikan sebagai perasaan tidak aman yang mungkin dirasakan setiap orang dalam hidupnya. Perasaan ini seringkali membuat seseorang menjadi gelisah, takut, malu, hingga tidak percaya diri.
Ada banyak hal yang dapat memengaruhi munculnya rasa tidak aman, baik faktor dari eksternal maupun internal. Munculnya insecure karena faktor eksternal bisa dipicu oleh orang lain serta lingkungan.
Trauma masa kecil merupakan peristiwa yang dialami seorang anak dan sifatnya mengancam kehidupan. Trauma dapat memiliki dampak yang signifikan dan beragam pada fungsi sosial atau karakter seseorang. Umumnya, masalah mental ini bisa berupa kondisi seseorang yang kurang mampu mengendalikan dirinya sendiri. Oleh karena itu, orang yang pernah mengalami trauma akan sulit menjalin hubungan dengan orang lain, apalagi untuk percaya.
Nandhita Nur Fadjriah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Apakah kamu termasuk salah satu orang yang suka membuat bayi menangis dengan alasan gemas? Sebagian orang dewasa merasa puas ketika mereka berhasil membuat bayi itu menangis atau beberapa dari mereka mencubit pipinya/membully hingga bayi menjerit.
Ternyata semua itu memiliki dampak negatif pada perilaku dan mental bayi ketika mereka dewasa nanti, loh. Berikut merupakan dampak negatif yang telah medcom.id rangkum untuk kamu:
1. Memicu trauma hingga dewasa
Penyebab trauma bisa sangat bervariasi, salah satunya karena sering menangis dan dibuat tidak nyaman. Ketika trauma yang dialami anak tidak ditangani dengan baik, pertumbuhan dan perkembangannya bisa terhambat. Untuk itu, orang tua perlu mengetahui gejala apa saja yang bisa dialami pada anak yang mengalami trauma.
2. Mudah marah
Berbagai faktor dapat berkontribusi pada sikap anak yang mudah marah dan agresi. Selain genetik, lingkungan juga merupakan kontributor utama. Trauma, disfungsi keluarga dan gaya pengasuhan tertentu bisa menjadi penyebabnya. Dengan sengaja membuat bayi sering menangis, secara psikologis bayi akan tumbuh dengan karakter mudah marah untuk melindungi dirinya.
3. Kecerdasan emosi terganggu
Otak manusia adalah organ tubuh yang terbentuk dari hal-hal yang pernah dialaminya dan dibentuk untuk merespon segala kejadian yang dialaminya. Peristiwa traumatik akan terekam dalam ingatan anak selamanya dan mengakibatkan gangguan perkembangan pada otak anak, serta kesehatan fisik maupun mental mereka.
4. Tumbuh menjadi pribadi yang insecure
Insecure dapat diartikan sebagai perasaan tidak aman yang mungkin dirasakan setiap orang dalam hidupnya. Perasaan ini seringkali membuat seseorang menjadi gelisah, takut, malu, hingga tidak percaya diri.
Ada banyak hal yang dapat memengaruhi munculnya rasa tidak aman, baik faktor dari eksternal maupun internal. Munculnya insecure karena faktor eksternal bisa dipicu oleh orang lain serta lingkungan.
5. Sulit mempercayai orang lain
Trauma masa kecil merupakan peristiwa yang dialami seorang anak dan sifatnya mengancam kehidupan. Trauma dapat memiliki dampak yang signifikan dan beragam pada fungsi sosial atau karakter seseorang. Umumnya, masalah mental ini bisa berupa kondisi seseorang yang kurang mampu mengendalikan dirinya sendiri. Oleh karena itu, orang yang pernah mengalami trauma akan sulit menjalin hubungan dengan orang lain, apalagi untuk percaya.
Nandhita Nur Fadjriah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)