FAMILY
Alasan Pria Tidak Minat Pakai Kondom, Kurang Nyaman!
A. Firdaus
Rabu 21 Februari 2024 / 21:31
Jakarta: Penggunaan kondom bisa mencegah penyakit menular akibat hubungan seksual seperti HIV atau Infeksi Menular Seksual antara 80 sampai 90 persen. Sayangnya, masih banyak pria yang enggan memakai kondom sebagai alat kontrasepsi yang aman karena alasan tidak nyaman saat berhubungan.
Hal itu diutarakan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan dr. Imran Prambudi. Belum lagi menurut data dari Kementerian Kesehatan, di Indonesia setiap bulannya ada 4 ribu kasus HIV baru akibat penyakit menular seksual.
“Dengan kondom bisa melakukan pencegahan HIV dan penyakit menular antara 80-90 persen. Jadi efektifitasnya cukup tinggi asal digunakan secara benar, digunakan pada tempatnya,” kata dr. Imran saat peluncuran Sutra 003.
Selain sebagai alat kontrasepsi, kondom juga menjadi alat pencegah kehamilan yang aman dan terbukti efektif, sehingga bisa meningkatkan partisipasi masyarakat untuk program Keluarga Berencana (KB). Dr. Imran pun mengapresiasi pihak swasta yang mau memberikan edukasi mengenai pentingnya menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi dan akibatnya jika tidak menggunakannya.
Baca juga: Benarkah Kondom Bergerigi Mampu Tingkatkan Kepuasan Seks?
“Bahwa hubungan seks itu merupakan sesuatu yang perlu ada tanggung jawabnya, terhadap kesehatan jangan sampai menularkan ke pasangan, kedua bahwa hubungan seks ada efeknya, kalau sperma dia ketemu ovum maka akan jadi kehamilan,” terangnya.
Kemudian, dr. Imran juga merujuk pentingnya edukasi kepada pasangan muda mengenai penggunaan kondom karena hubungan seksual merupakan komitmen dan tanggung jawab jangka panjang yang harus direncanakan dengan matang.
Kondom selain sebagai alternatif alat kontrasepsi untuk cegah kehamilan dan penyakit, juga sebagai pilihan bagi wanita yang tidak bisa melakukan KB dengan hormon seperti suntik atau pil. Sehingga ada kesetaraan gender terhadap pentingnya melakukan KB dan menjadi tanggung jawab tidak hanya wanita namun juga pria.
“Dengan adanya produk yang membuat proteksi tapi cukup menyenangkan akan bisa meningkatkan partisipasi pria dalam hal KB,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Hal itu diutarakan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan dr. Imran Prambudi. Belum lagi menurut data dari Kementerian Kesehatan, di Indonesia setiap bulannya ada 4 ribu kasus HIV baru akibat penyakit menular seksual.
“Dengan kondom bisa melakukan pencegahan HIV dan penyakit menular antara 80-90 persen. Jadi efektifitasnya cukup tinggi asal digunakan secara benar, digunakan pada tempatnya,” kata dr. Imran saat peluncuran Sutra 003.
Selain sebagai alat kontrasepsi, kondom juga menjadi alat pencegah kehamilan yang aman dan terbukti efektif, sehingga bisa meningkatkan partisipasi masyarakat untuk program Keluarga Berencana (KB). Dr. Imran pun mengapresiasi pihak swasta yang mau memberikan edukasi mengenai pentingnya menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi dan akibatnya jika tidak menggunakannya.
Baca juga: Benarkah Kondom Bergerigi Mampu Tingkatkan Kepuasan Seks?
“Bahwa hubungan seks itu merupakan sesuatu yang perlu ada tanggung jawabnya, terhadap kesehatan jangan sampai menularkan ke pasangan, kedua bahwa hubungan seks ada efeknya, kalau sperma dia ketemu ovum maka akan jadi kehamilan,” terangnya.
Kemudian, dr. Imran juga merujuk pentingnya edukasi kepada pasangan muda mengenai penggunaan kondom karena hubungan seksual merupakan komitmen dan tanggung jawab jangka panjang yang harus direncanakan dengan matang.
Kondom selain sebagai alternatif alat kontrasepsi untuk cegah kehamilan dan penyakit, juga sebagai pilihan bagi wanita yang tidak bisa melakukan KB dengan hormon seperti suntik atau pil. Sehingga ada kesetaraan gender terhadap pentingnya melakukan KB dan menjadi tanggung jawab tidak hanya wanita namun juga pria.
“Dengan adanya produk yang membuat proteksi tapi cukup menyenangkan akan bisa meningkatkan partisipasi pria dalam hal KB,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)