FAMILY

6 Penyebab Bayi atau Balita Terbangun Sambil Menangis Histeris di Malam Hari

A. Firdaus
Rabu 15 Oktober 2025 / 12:10
Jakarta: Jika bayi atau balita terbangun di malam hari sambil menangis histeris, wajar jika orang tua merasa khawatir.

Saat bayi mencapai tingkat ketidaknyamanan seperti ini, bisa jadi sulit untuk menenangkannya. Semua trik dan cara biasa yang biasa digunakan mungkin tidak cukup untuk menenangkan bayi atau balita.

Dalam kebanyakan kasus, menemukan penyebab ketidaknyamanan mereka adalah langkah pertama untuk membantu anak kembali tidur nyenyak dan tenang.

Ada banyak alasan mengapa tidur nyenyak di malam hari bisa terganggu oleh tangisan dan mengetahui semua kemungkinan tersebut dapat memberdayakan orang tua untuk membantu bayi atau balita. Memahami penyebab ini seperti kunci untuk membuka solusi sederhana.
   

Mengapa bayi bangun sambil menangis histeris?


Ini adalah alasan paling umum mengapa bayi bangun sambil menangis histeris. Setiap alasan ini bisa membuat bayi merasa tidak nyaman dan mengenali tanda-tandanya membantu menangani masalah dengan cepat.

Dilansir dari BabyCenter, berikut adalah enam penyebab bayi terbangun sambil histeris di malam hari.
 

1. Kelaparan


Beberapa bayi baru lahir mungkin makan setiap satu atau dua jam dan menyusu atau minum susu botol antara 8 hingga 12 kali sehari. Jika bayi terbangun dan langsung mencari susu, coba beri makan dulu.
 

2. Kembung


Perut yang penuh gas dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan nyeri yang signifikan. Jika bayi menangis histeris dan tidak dapat ditenangkan dengan cara dasar, seperti menyusui, pelukan, dan mengganti popok artinya mereka mungkin mengalami kembung perut.
 

3. Tumbuh gigi


Sejak usia 3 atau 4 bulan, bayi mungkin mulai tumbuh gigi pertama. Jika bayi menangis dan gusinya merah atau bengkak, kemungkinan besar mereka sedang tumbuh gigi.

Bisa memberikan bantuan untuk nyeri tumbuh gigi, pijatan gusi, mainan tumbuh gigi yang dingin, dan obat pereda nyeri yang dijual bebas, tetapi konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.
 

4. Penyakit


Bayi mengandalkan tangisan untuk berkomunikasi, sehingga air mata menjadi cara utama mereka memberi tahu bahwa mereka sakit. Mungkin terlihat perubahan mood, perubahan nafsu makan, demam, dan rewel jika bayi tidak sehat.

Penyakit ringan seringkali dapat diatasi di rumah dengan obat bebas untuk gejala seperti nyeri atau demam. Gejala penyakit yang lebih parah pada bayi, seperti demam tinggi yang persisten, lesu, muntah, diare, atau gejala infeksi telinga.
 

5. Regresi tidur


Selama tahun pertama, bayi kemungkinan akan mengalami regresi tidur. Perubahan pola tidur ini bisa dipicu oleh gangguan rutinitas, seperti perjalanan, atau lompatan perkembangan.

Seiring bertambahnya usia, mereka menjadi lebih sadar akan lingkungan sekitar dan cahaya, suara, serta ketidakhadiran rutinitas dapat membuat mereka sulit tidur dengan nyenyak. Regresi ini fase sementara; kembalikan rutinitas harian tenang.
 

6. Kecemasan perpisahan


Sekitar usia 9 bulan, bayi biasanya menjadi lebih manja dan lebih memilih pengasuh mereka daripada orang asing atau bahkan anggota keluarga lain. Ini disebut kecemasan perpisahan.

Memiliki rutinitas menenangkan yang menyisihkan waktu untuk ikatan sebelum tidur, serta menjaga jadwal tidur siang dan malam yang konsisten, dapat membantu. 

Secillia Nur Hafifah

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH